Oleh RD Reginal Piperno
SEJARAH Flores telah mencatat bahwa ketika para misionaris gereja Katolik pertama kali menginjakkan kaki di Flores.
Hal penting yang mereka lakukan yakni meningkatkan pendidikan bagi masyarakat Flores dengan membuka sekolah-sekolah dan tempat-tempat kursus seperti pertukangan, pertanian dan kursus menjahit bagi kalangan wanita.
Hal ini dilakukan karena para misionaris menyadari bahwa pendidikan adalah hal paling mendasar yang harus dimiliki setiap orang.
Pendidikan membebaskan orang dari belenggu kebodohan, keterbelakangan dan ketertinggalan dalam berbagai aspek. Ada sekian banyak sekolah berkualitas mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Melalui pendidikan, gereja katolik telah menciptakan kader-kader bangsa dan gereja yang berkualitas dari dulu hingga saat ini. Sekian banyak kader-kader pemimpin yang lahir dari rahim pendidikan katolik.
Meskipun banyak yang kemudian mengingkari peran gereja katolik setelah menjadi pemimpin namun sejarah mencatat bahwa peletak dasar pertama pendidikan di Flores adalah gereja Katolik.
Hingga saat ini, pendidikan prioritas utama bagi masyarakat Flores. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak anak yang tidak dapat mengenyam pendidikan karena ketiadaan biaya. Masih banyak sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang memadai. Masih ada sekolah-sekolah di daerah-daerah terpencil yang ketiadaan guru.
Masih banyak anak yang terpaksa jalan kaki berkilo-kilo jauhnya demi mengenyam pendidikan. Berdasarkan kenyataan-kenyataan ini maka yang dibutuhkan Flores saat ini adalah pendidikan bukan Mega proyek geothermal.
Masyarakat Flores butuh pendidikan dasar hingga perguruan tinggi, bukan proyek panas bumi yang hanya memperkaya oligarki.
Moment Hardiknas tahun ini sesungguhnya ada moment strategis bagi pemimpin baru mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat kabupaten untuk sungguh-sungguh berorientasi pada peningkatan SDM masyarakat melalui dunia pendidikan dan pelatihan-pelatihan, bukan pada proyek yang kemudian merugikan masyarakat lokal dan merusakkan lingkungan seperti geothermal. Flores saat ini membutuhkan pendidikan dan bukan proyek geothermal.*
Penulis adalah Ketua Komisi Keadilan Perdamaian Pastoral Migran dan Perantau Keuskupan Agung Ende (KAE).