MAUMERE, FLORESPOS.net-Selama tahun 2024 produksi ikan tangkap baik ikan pelagis maupun demersal termasuk gurita dan lobster mencapai 27.625,41 ton. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2023 yang hanya 23.930,48 ton.
Dari jumlah tersebut, produksi ikan cakalang mencapai mencapai 1.677,92 ton. Sedang, ikan tuna mencapai 2.500 ton meliputi baby tuna ukuran hingga 20 kg,ukuran 20-30 kg dan lebih dari 30 kg.
“Hasil produksi banyak dikirim ke luar Kabupaten Sikka termasuk untuk ekspor meliputi ikan cakalang,tuna, gurita dan lobster.Jumlahnya mencapai 800 ton lebih,” ungkap Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sikka, Paulus Hilarius Bangkur, Selasa (26/3/2025).
Paul sapaannya menjelaskan, sementara ikan lainnya banyak dikirim antar kabupaten di Pulau Flores menggunakan mobil-mobil pick up serta kabupaten lainnya di NTT seperti di Pulau Timor dan Sumba.
Ia mengatakan, meskipun tangkapan ikan besar namun dirinya bersyukur sebab tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sikka tergolong tinggi yakni mencapai 79 kg per kapita per tahun.
“Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Sikka di atas rata-rata tingkat konsumsi ikan nasional yang sebesar 62,5 kilogram per orang per tahun,” ungkapnya.
Paul menyebutkan, sarana dan pra sarana penangkapan ikan paling besar merupakan investasi dari masyarakat sementara bantuan dari pemerintah tidak banyak paling hanya perahu nelayan ukuran 1-2 GT saja.
Menurutnya, para nelayan di Kabupaten Sikka paling banyak meminta bantuan cool box atau tempat penyimpanan ikan dimana tahun 2024 terdapat banyak bantuan dari pokok pikiran DPRD Sikka.
“Prinsip dari bisnis perikanan adalah prinsip rantai dingin sehingga ketika ikan ditangkap maka langsung disimpan di tempat penyimpanan baik di cool box maupun Styrofoam box yang terdapat es,” terangnya.
Paul mengakui para nelayan sudah mengerti bagaimana mempertahankan kualitas ikan sehingga bila kualitasnya bagus maka harga jualnya pun pasi akan lebih tinggi.
Nelayan di Sikka sebutnya, ada yang berangkat sore pulang pagi seperti nelayan purse seine sementara nelayan pemancing tuna bisa seharian bahkan dua hari baru kembali.
“Nelayan pemancing cakalang kalau ikan banyak maka bisa dua sampai tiga hari baru mereka sudah bisa pulang ke pelabuhan pendaratan atau menjualnya ke pihak perusahaan ikan,” pungkasnya. *
Penulis : Ebed de Rosary (Kontributor)
Editor : Wentho Eliando