LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat (Mabar), NTT mendukung peledakan jalan di beberapa bukit samping Kampung Lancang Labuan Bajo, antara lain alasan ekonomi. Tetapi jangan merusak jalan lain di wilayah itu gegara kegiatan tersebut.
“Kita, Pemkab Mabar dukung kegiatan itu karena untuk kebaikan. Tetapi jangan sampai jalan lain (di wilayah itu) rusak gara-gara itu,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Mabar, Adrianus Gunawan kepada media ini di Labuan Bajo baru-baru ini.
Menurut Kadis Gunawan, terkait hal dimaksud sudah disampaikan terbuka dalam rapat koordinasi dengan berbagai pihak di Mabar, termasuk pihak kontraktor, bertempat di Kantor Dinas Perhubungan Mabar di Labuan Bajo belum lama ini.
Ruas jalanjalan Multy Purpose atau Pelabuhan Menjerite-Langkakabe, terang Kadis Gunawan, melewati beberapa bukit di samping Kampung Lancang, Kelurahan Wae Kelambu Kecamatan Komodo. Jalur tersebut dibangun/kerja sejak 2024 oleh perusahan milik BUMN.
Jalan di samping Kampung Lancang tersebut melewati beberapa bukit dengan medan nan terjal, naik turun tajam.
Atas kondisi itu, pihak perusahan yang mengerjakan jalan tersbut ingin membelah bukit-bukit itu dengan cara meledakan dengan bahan peledak, dinamit, agar badan jalannya rata. Peledakan itu dijadwalkan Maret 2025.
Kedalaman badan jalan yang akandiledakan itu 17 sampai 18 meter sepanjang kurang lebih 700 meter.
“Itu belah bukit. Dan selama pekerjaan, ledakan, ruas jalan multi purpose/Pelabuhan Menjerite-Lancang atau sebaliknya akan ditutup total, pekerjaan akan berlangsung hingga sekitar Agustus 2025,” kata Kadis Gunawan.
Namun demikian, pekerjaan belah bukitmelalu jalan peledakan demi perluasan dan perataanjalan pada beberapa bukit di samping Kampung Lancang dari pelabuhan Multi purpose tersebut jangan sampai merusak jalan lain/jalan alternatif menuju jalan nasional/transFlores stempat, seperti lewat Kampung Wae Sambi, dan bukit Theodor.
Untuk itu, sebelum peledakan jalan/belah bukit samping Kampung Lancang Labuan Bajo Mabar, terlebih dahulu pihak perusahan/kontraktor melakukan penguatan jalan-jalan alternatif.
“Seperti jalur Wae Sambi dan Bukit Theodor, karena kendaraan yang lalu-lalang di sepanjang jalan itu nantinya kendaaraan raksasa/ekspedisi, ucap Kadis Gunawan. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Wentho Eliando