LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Upaya pengembangan pariwisata Labuan Bajo Flores berkelanjutan melalui pengintegrasian lintas sektor terus didorong. Salah satu sektor pendukung pariwisata yang sangat vital dan strategis adalah pertanian.
Memahami pentingnya sektor ini, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kembali menyelenggarakan Floratama Learning Center (FLC) secara hybrid, Jumat, (29/11/2024) pagi.
Dalam siaran pers BPOLBF: 0185/SP/KOMBLIK/BPOLBF/XI/2024 yang diterima media ini di Labuan Bajo, Senin (2/12/2024) sore, tema FLC kali ini “ Regenerative Farming, Permaculture and Local Food: A Prospectus for Labuan Bajo Flores”.
Hal ini sebagai bentuk edukasi terkait pentingnya peran lintas sektor, dalam hal ini ini sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang mampu mendukung kebutuhan industri pariwisata Labuan Bajo yang efisien dan ramah lingkungan.
Fransiskus Xaverius Teguh, Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar), sekaligus menjabat Plt. Direktur Utama BPOLBF mengungkapkan, keberadaan pertanian regeneratif dan permakultur berperan penting menciptakan pangan lokal dalam pariwisata yang berkelanjutan.
Sekarang pangan lokal menjadi elemen sangat relevan dalam mendukung pengembangan pariwisata. Dalam konteks pariwisata Labuan Bajo Flores, bahkan NTT secara keseluruhan, sektor pertanian memiliki rantai nilai yang sama dengan pariwisata terutama dalam mewujudkan nilai-nilai kekeberlanjutan.
FLC sebagai cara memperkaya pengetahuan dan memahami lebih dalam tentang berbagai aspek pertanian regenerative dan permaculture yang bukan hanya memperkokoh basis pertanian dan bagaimana penerapan teknologi ramah lingkungan, tapi juga mendorong terciptanya pembangunan masyarakat yang lebih holistik dan berkelanjutan, tutup Frans Teguh.
Permaculture adalah pendekatan desain untuk menciptakan sistem berkelanjutan yang tiru pola dan proses alami. Dalam praktiknya, permaculture menggabungkan pertanian, kehutanan, dan perancangan lingkungan untuk menghasilkan makanan, energi, dan kebutuhan lain dengan cara yang ramah lingkungan dan regeneratif. Prinsip utamanya meliputi menjaga bumi, peduli pada manusia, dan berbagi hasil secara adil.
Konsep regeneratif dan permaculture sendiri merupakan pendekatan inovatif yang saling berkaitan dalam mendorong keberlanjutan dan pemulihan ekosistem secara holistik, dimana pengelolaan lahan tidak hanya bertujuan untuk menjaga kualitas kesuburan tanah, tetapi juga memperbaiki dan memulihkan ekosistem alam melalui pendekatan desain berbasis alam untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan.
Dengan memanfaatkan prinsip- prinsip keberlanjutan, pendekatan ini memungkinkan petani lokal di Labuan Bajo Flores dapat lebih meningkatkan produktivitas pertanian mereka secara berkelanjutan sambil tetap menjaga kelestarian sumber daya alam yang menjadi daya tarik utama destinasi wisata ini.
Konsep Permaculture berfokus pada desain ekologis, pengelolaan sumber daya yang bijaksana, dan pengolahan limbah organik untuk menciptakan sistem pertanian swadaya yang terinspirasi dari ekosistem alam.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antara sektor pertanian dan pariwisata, meningkatkan daya saing destinasi, memperkaya pengalaman wisatawan dengan kuliner khas berbasis Local Food, serta mendukung pembangunan ekonomi dan lingkungan yang berkelanjutan di Labuan Bajo Flores.
Kegiatan ini (FLC) di antaranya diikuti jajaran instansi Pemerintah Kabupaten (Pekab) dalam wilayah otorita BPOLBF di NTT, yaitu dari daratan Flores, Lembata, dan Alor, serta tamu dari Pemkab Kaimana Papua Barat. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Anton Harus