ENDE, FLORESPOS.net-Menyambut hari pencoblosan pemilihan kepala daerah (Pilkada), baik Gubernur maupun Bupati beserta wakilnya, Uskup Keuskupan Agung Ende, Mgr.Paulus Budi Kleden, SVD melalui Vikjen, RD. Yosef Moang Kabu, mengeluarkan seruan moral bagi umat KAE.
Berikut isi lengkap surat seruan Uskup Agung Ende tentang Pilkada sebagaimana dibacakan pada misa, Sabtu (16/11/2024) di Gereja Paroki Santo Yosef Onekore yang dipimpin Pater Pian Lado, SVD.
Berikut Florespos.net sajikan secara lengkap isi seruan Uskup Agung Ende.
“Ia akan mengumpulkan orang-orang pilihanNya dari keempat penjuru dunia.” Markus 13:27 (dibacakan pada hari Minggu Biasa XXXIII, 17 November 2024)
Para imam, biarawan/ti, umat se-Keuskupan Agung Ende yang terkasih
Salam kasih persaudaraan,
Pemilihan kepala daerah serentak tahun 2024 sudah di ambang pintu. Sebagai umat Katolik, kita dipanggil untuk melaksanakan hak kita sebagai warga negara yang baik dengan melibatkan diri secara bertanggungjawab di dalam proses pemilihan itu.
Gereja memandang pemilihan pemimpin politik dalam sistem demokrasi sebagai satu hal yang amat penting. Karena itu, Gereja mempunyai kewajiban moral untuk mendukung pemilihan umum pada berbagai tingkatan sebagai wujud konkret dari demokrasi.
Katekismus Gereja Katolik mengatakan bahwa setiap orang Katolik sejatinya mematuhi aturan pemerintah dan menggunakan hak untuk memilih (2240).
Paus Fransiskus di dalam dokumen Evangelii Gaudium menulis: “Rakyat di setiap negara meningkatkan dimensi sosial dari hidup mereka dengan bertindak sebagai warga negara yang terlibat dan bertanggung jawab” (220).
Hal ini didasarkan pada keyakinan Gereja bahwa kesejahteraan umum merupakan bagian utuh dari keselamatan yang dikehendaki dan diprakarsai Tuhan.
Tuhan memanggil semua orang, termasuk para pemimpin politik, untuk membawa segala bangsa kepada persatuan dan hidup dalam kesejahteraan sebagai putera-puteri-Nya.
Melalui para pemimpin, Tuhan mewujudkan kehendak-Nya untuk mengumpulkan semua anak-Nya dari segala penjuru (bdk.Markus 13:27), agar mereka saling menghormati dan memelihara kasih persaudaraan demi kebaikan bersama. Sebab itu, pemilihan umum para pemimpin politik mesti terarah kepada peningkatan kesejahteraan umum.
Untuk menghadapi pemilihan kepala daerah serentak tahun ini, Bapa Uskup Agung Ende hendak menyampaikan beberapa pokok pikiran sebagai berikut:
Pertama, karena sistem pemilihan umum di Indonesia menghadirkan calon gubernur atau bupati serta wakilnya dalam satu paket, maka hendaknya kita memperhatikan komposisi paket yang dicalonkan sebagai pemimpin.
Latar belakang serta kesanggupan mereka untuk saling melengkapi, sangat menentukan keberhasilan mereka sebagai pemimpin.
Kedua, kita memilih paket calon yang membantu kita mengatasi permasalahan yang dihadapi bersama sebagai kabupaten atau provinsi, bukan mereka yang menjadi sebab dari persoalan baru. Pemimpin haruslah mempersatukan, bukan menimbulkan perpecahan dan saling curiga di antara warga.
Karena itu, sebagai pemilih yang bertanggungjawab kita perlu mencari informasi tentang seorang calon gubernur/bupati dan wakilnya. Kita memperhatikan sejauh mana, dalam tugas dan peran sebelumnya, mereka menunjukkan komitmennya untuk melayani kepentingan seluruh masyarakat dan tidak mengutamakan diri atau kelompoknya sendiri. Patut kita sadari, bahwa tekad memberantas korupsi hanya dapat diwujudkan oleh seseorang yang tidak terlibat dalam kasus penyalahgunaan uang dan kewenangan.
Ketiga, persoalan kemiskinan, kesulitan akses dan kian rendahnya mutu pendidikan, stunting dan masalah perdagangan manusia merupakan tantangan besar yang dihadapi masyarakat di provinsi kita, termasuk di ketiga kabupaten kita.
Sebab itu, kesungguhan, kemampuan dan pengalaman seorang calon pemimpin dalam mengatasi persoalan-persoalan di atas sejatinya menjadi bagian penting dari pertimbangan kita dalam menentukan pilihan kita.
Selain itu, kita memerlukan pemimpin yang mempunyai sikap yang jelas menghadapi soal pengelolaan kekayaan alam. Misalnya, seluruh proses terkait pemanfaatan gas alam harus dilakukan secara terbuka dan jujur serta melibatkan seluruh masyarakat daerah terdampak. Sikap yang jelas dari seorang calon pemimpin dalam kaitan dengan masalah ini merupakan sebuah keharusan.
Keempat, kita memilih para pemimpin untuk menentukan arah pembangunan di seluruh provinsi atau kabupaten kita selama lima tahun ke depan.
Sebab itu, pertimbangan kita mesti didasar’an pada kepentingan provinsi atau kabupaten, dan bukan terutama ditentukan oleh keuntungan yang kita peroleh secara pribadi atau kelompok.
Kelima, sebuah proses pemilihan umum yang berkualitas ditentukan oleh kecerdasan para pemilih, profesionalisme para penyelenggara, dan komitmen berdemokrasi dari para calon. Sebab itu, para pemilih diimbau untuk menggunakan pertimbangan yang rasional dengan berorientasi pada kebaikan bersama.
Langkah untuk memperoleh sosok pemimpin yang ideal mengharuskan pemilih untuk bertanggung jawab pada pilihannya. Pemilih menjamin bahwa pilihannya adalah insan yang terbaik dan merupakan pejuang bonum commune (kebaikan bersama).
Para penyelenggara diingatkan akan perannya yang amat penting dalam menentukan keberhasilan sebuah pemilihan dengan menjadi penyelenggara yang berpegang pada aturan yang berlaku.
Posisi ini menuntut integritas moral yang tinggi sehingga tidak tergoda untuk melakukan berbagai bentuk kecurangan. Tanggung jawab ini sekaligus menjadi kesempatan untuk mewartakan kebenaran dengan mengajak semua pihak untuk memperjuangkan kebaikan bersama.
Para calon yang berkontestasi diharapkan untuk menunjukkan kedewasaannya dalam berdemokrasi dengan menghadirkan moralitas publiknya yakni tidak menggunakan money politic dan berbagai cara yang memecah belah demi memperoleh dukungan, dan dalam kesediaan untuk menerima hasil pemilihan umum.
Para imam, biarawan/ti, umat se-Keuskupan Agung Ende yang terkasih,
Setiap pemilihan umum merupakan momentum yang menguji kedewasaan kita dalam hidup bersama. Kemampuan untuk menerima perbedaan pilihan politik dan hasil sebuah proses pemilihan, adalah bukti kematangan dalam berdemokrasi.
Sebagai warga Gereja yang mendukung penyelenggaraan kekuasaan politik dalam sistem demokrasi, kedewasaan tersebut adalah ungkapan kedalaman iman kita. Di tengah segala perbedaan, kita tetap memelihara kasih persaudaraan.*
Ndona, 14 November 2024
Mewakili Uskup Agung Ende,
Vikjen RD, Yosef Daslan Moang Kabu.
Penulis : Anton Harus
Editor : Wentho Eliando