LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Tak ada wisatawan yang keleleran di Labuan Bajo, kota Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT, gegara letusan gunung Lewotobi Laki-Laki, Kabupaten Flores Timur (Flotim), yang belakangan banyak makan korban jiwa dan material.
Demikian penegasan Kepala Dinas Perhubungan Mabar, Adrianus Gunawan, menanggapi media ini di Labuan Bajo, Rabu (13/11/2024. Mabar berada di barat pulau Flores atau nusa nipa atau nusa bunga.
Menurut Kadis Gunawan, hari-hari terakhir penerbangan dari dan ke bandara internasional Komodo Labuan Bajo Mabar terganggu. Hal itu sehubungan dengan erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur.
Mengatasi hal tersebut, kesulitan mengevakuasi masyarakat atau wisatawan atau penumpang keluar masuk Labuan Bajo, pada 11 November 2024 telah dibentuk posko di Kantor KSOP Kelas III Labuan Bajo di Labuan Bajo oleh instansi bersangkutan.
Posko dimaksud dibentuk untuk mengantisipasi terhadap erupsi gunung Lewotobi Laki-laki. Unsur yang terlibat di dalam posko itu termasuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mabar, dalam hal ini Dinas Perhubungan.
Lanjut Kadis Gunawan, sesuai data yang diterimanya dari pihak Posko per Selasa (12/11/2024) pukul 19.00 Wita, penumpang/masyarakat/wisatawan yang telah dievakusi sebanyak 2.533 orang. Jumlah armada laut yang terlibat dalam pengangkutan/evakuasi sejak hari pertama 88 unit kapal.
Penumpang yang diangkut keluar dari Labuan Bajo itu rata-rata penumpang pesawat udara. Mereka terpaksa keluar melalu jalur laut karena penerbangan dari dan ke bandara internasional Komodo hari-hari belakangan ini mengalami gangguan sebagai dampak letusan gunung Lewotobi Laki-Laki di Flotim.
Penumpang-penumpang yang dievakuasi itu tujuannya ke barat, antara lain Sape, Bima, Lembar, Benoa/Bali, dan Surabaya. Dan Penumpang-penumpang tersebut disinyalir termasuk peserta IFG Labuan Bajo marathon 2024, disamping turis/wisatawan.
“Jadi tidak ada wisatawan atau masyarakat atau penumpang yang keleleran di Labuan Bajo terkait ini. Semua sudah diatasi dengan baik, maksimal. Kita kerja 24 jam,” ujar Kadis Gunawan.
Masih Kadis Gunawan, selain KSOP atau Syahbandar Labuan Bajo dan Pemkab Mabar/Dinas Perhubungan, unsur lain dalam posko itu diantaranya Stasiun Meteorologi Kelas IV Labuan Bajo, Bandara Komodo, Pos SAR Labuan Bajo, LKK Labuan Bajo, TNI, POLRI, Pelindo, Pelni, Perusahaan Pelayaran Daerah, dan Asosiasi Keagenan Kapal.
Tujuan pembentukan Posko untuk memberi pelayanan dan informasi terhadap jadwal kapal yang akan keluar Labuan bajo agar dapat membantu memberikan alternatif transportasi kepada para penumpang yang terdampak erupsi Lewotobi Laki-Laki.
Perhubungan Laut melakukan rekayasa tranportasi laut dengan deviasi kapal dan penambahan kapasitas kapal Pelni, percepatan kedatangan kapal Dharma Rucitra VII dan VIII, deviasi kapal penyeberangan, pemberangkatan kapal cepat ke tujuan Sape, Bima, Lombok, serta perbantuan KNP. Chundamani dari pangkalan PLP Surabaya untuk penanganan kedaruratan.*
Penulis : Andre Durung
Editor : Anton Harus