LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores(BPOLBF) meluncurkan puluhan event pariwiaata di zona Floratama sepanjang Tahun 2024 di 11 kabupaten di 2 provinsi di Indonesia. Hal tersebut demi kesejahteraan masyarakat melalu sektor pariwisata.
BPOLBF adalah bagian dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
Hal itu terungkap pada diskusi bareng media dan stakeholder sekaligus launching calender of event 2024. Kegiatan yang diselenggara oleh BPOLBF tersebut bertempat di Taman Parapuar Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat (1/3/2024) malam.
Acara yang diselenggarakan BPOLBF tersebut terungkap puluhan event dimaksud di antaranya Festival Golo Koe Labuan Bajo Mabar, dan Samana Santa di Larantuka Flores Timur.
Sedangkan 11 kabupaten di bumi Flores, Alor, Lembata, Bima (Floratama) yang menjadi wilayah otoritarisasi BBPOLBF mliputi 8 kabupaten di Flores, Kabupaten Lembata, Kabupaten Alor (semua NTT), dan 2 kecamatan di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat (NTB).
Fransiskus Saverius Teguh, Plt. Direktur Utama (Dirut) BPOLBF pada kesempatan itu antara lain mengatakan, dengan calender of event wisatawan dapat merencana lebih awal, jauh-jauh hari merencanakan perjalanan liburan turis/wisatawan. Ditengarai sejauh ini jadwal perjalanan wisatawan ke Floratama berubah-berubah.
Minta kepada media massa memberitakan hal-hal positif kepariwisataan di otorisasi dan koordinatif BPOLBF khususnya. Ini terkait banyak pengunjung datang dan lama tinggal (long of stay).
Meski demikian, Teguh juga mengingatkan masyarakat, termasuk pers agar memberi kritikan, usul saran kepada BPOLBF. Hal dimaksud demi penyempurnaan program dan kerja BPOLBF terkait pariwisata dan hal terkait lainnya.
Membangun pariwisata berkelanjutan, masih Teguh, mesti kolaborasi. Pariwisata di antaranya erat kaitannya dengan ekologis, sosiologis, budaya, lingkungan, konservasi.
Ujung dari ini semua yakni peningkatan ekonomi masyarakat, kesejahteraan masyarakat, UMKM. Karena itu, terkait pariwisata, ekonomi kreatif, masyarakat mesti kreatif dan inovatif.
Pada kesempatan, peserta diskusi bernama Sil Wanggel dan Pater Marvel Agot, SVD meminta BPOLBF supaya menyempurnakan konsep pembangunan Parapuar yaitu “Mbaru one lingko peang”. Pembangunan pariwisata berkarater budaya Manggarai, di Parapuat perlu dilengkap dengan konsep ” Mbaru Gendang, Natas Labar, Wae Teku Tedeng dan sebagainya.
Pada titik-titik yang tidak ada hutan di kawasan Parapuar mesti ditanami pohon lokal kaya manfaat, seperti pohon munting yang antara lain punya banyak bunga, mendatangkan banyak dan sebagainya.
Peserta diskusi yang lain, Satria, Alfons Abun, dan Selus Pahun saat itu juga menyoroti sampah di lokasi Waterfront City Labuan Bajo, akomodirkan UMKM di luar kota Labuan Bajo serta lain-laiarrna sn.
Menanggapi Satria cs, Teguh mengatakan, itu semua PR masyarakat Mabar secara umum. Mengurusi pariwisata bersifat kolaboratif. Dan bagi masyarakat Floratama, pariwisata merupakan new ekonomi (ekonomi baru), karena sebelumnya, agraris dan nelayan, katanya. *
Penulis: Andre Durung I Editor: Wentho Eliando