MAUMERE, FLORESPOS.net-SMPK St. Antonius Boganatar merupakan salah satu sekolah yang meluncurkan buku mewarnai pesta perak, 25 tahun sekolah ini hadir dan berkiprah di Boganatar, Desa Kringa, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka,NTT.
Wakil Bupati Sikka Simon Subandi dalam sambutannya saat acara peluncuran dan bedah buku mengapresiasi langkah pihak sekolah dalam menerbitkan sebuah buku berkualitas.
“Saya mengapresiasi apa yang dilakukan pihak sekolah dengan menghadirkan sebuah buku di hari ulang tahun ke-25 SMPK Boganatar,” sebut Simon, Selasa (20/5/2025).
Simon mengatakan, dengan kegiatan dan perayaan ulang tahun ke-25 sekolah ini dapat menjadi penyemangat untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Simon mengharapkan sekolah ini dapat menghasilkan lulusan yang berprestasi, berakhlak mulia, dan bermanfaat bagi bangsa dan negara khususnya wilayah Tana Ai yang Kita cintai.
“Saya mengucapkan selamat ulang tahun. Semoga semakin maju, sukses dan menjadi kebanggaan bag kita semua,” ucapnya.
Penulis Buku Merefleksi Diri, Menatap Masa Depan, Nikolaus Salo,M.Ed dalam kata pengantar bukunya mengatakan, tanpa disadari, SMPK St. Antonius Boganatar sudah memasuki usia ke 25 tahun, mencapai usia perak.
Niko menyebutkan, perak memiliki makna sangat dalam. Perak merupakan simbol monumental atau tonggak sejarah, oleh karena makna historisnya.
Kata dia, peringatan ulang tahun ke25 disebut perak karena perak memiliki sifat yang melambangkan kekuatan dan kematangan, yaitu daya tahan dan kilaunya.
“Perak merupakan simbol keharmonisan, kekompakan, kekuatan, ketahanan, kesetiaan dan ketangguhan dalam menjalani kehidupan dan aktivitas selama 25 tahun,” ungkapnya.
Hal ini kata Niko, menjadi sebuah impian dan harapan baru bahwa setelah melewati usia 25 tahun, SMPK St. Antonius Boganatar akan terus berkilau dan bersinar seperti perak.
Ia berharap berkilau dan bersinar dalam bentuk prestasi yang gemilang dalam aspek akademis-intelektual (kognitif), karakter dan moral yang baik (moral-etik).
Selain itu, keseimbangan emosional (afektif), kerohanian yang tangguh (Spiritual) dan keterampilan (psikomotorik) yang bermuara pada Pendidikan Holistik.
“Untuk memperingati dan mensyukuri atas pencapaian SMPK St. Antonius Boganatar dalam menggapai usia yang ke 25, maka diterbitkannya buku ini sebagai kenangan terindah,” ucapnya.
Niko menyebutkan, menulis buku merupakan suatu upaya untuk mempertahankan budaya literasi dan tradisi intelektual.
Kata dia, buku ini akan menjadi warisan, legasi literasi dan intelektual, akan menjadi sumber referensi berharga dan bermakna bagi generasi mendatang.
Lanjutnya, buku ini menjadi catatan abadi yang akan dikenang oleh generasi mendatang, menjadi bagian dari legasi akademis-intelektual dan budaya literasi.
Sehingga pesannya, kita perlu merawat tradisi intelektual dan budaya literasi ini dan sangat perlu kita menulis buku.
Sebab menurutnya, buku merupakan media terbaik untuk mewariskan sejarah perjalanan panjang SMPK St. Antonius Boganatar dan tulisan adalah jendela peradaban.
“Tradisi intelektual selalu positif. Tradisi intelektual selalu bersentuhan dengan kebiasaan membaca dan berdiskusi, merawat proses berpikir, komitmen membuat penelitian dan budaya menulis,” ungkapnya.
Tradisi itu kata Niko, sifatnya konstruktif dimana ia bisa membangun dan menghasilkan sesuatu yang baru,harus menulis karya-karya baru.
Ia menyebutkan, dengan menulis kita merawat jejak-jejak kasih dan menghidupkan kembali tradisi intelektual.
Dirinya mengutip apa yang dikatakan orang Swiss, “Ohne Dokumente, keine Geschicthe. Ohne Schrift, kein wertvolles Erbe” (Tanpa dokumen, tanpa sejarah. Tanpa tulisan, tidak ada warisan yang berharga).
Ia menyebutkan, Romo Stefanus Wolo Itu menyebutkan bila tidak menulis, semua kehebatan intelektual kita akan menjadi dongeng.
Dirinya berharap semoga buku ini semakin menguatkan kita untuk terus berpegang teguh pada visi sekolah.
“Terwujudnya atau terlahirnya generasi yang berkarakter Pancasila, cinta lingkungan, cerdas dan berdaya saing” dan pada prinsip Tegas dalam Merawat Kualitas, Humanis dalam Pelayanan,” pungkasnya. *
Penulis : Ebed de Rosary
Editor : Wentho Eliando