MAUMERE, FLORESPOS.net-Wakil Bupati (Wabup) Sikka Simon Subandi Supriadi ditemui dua dokter anestesi yang sebelumnya bertugas di RS TC Hillers Maumere yakni dokter Remidazon Rudolfus Riba dan dokter Yosefina HTL Djati.
Kepada awak media usai bertemu kedua dokter anestesi ini, Wabup Sikka menjelaskan bahwa kedua dokter asal Kabupaten Sikka ini mulai bekerja penuh waktu di rumah sakit TC Hillers Maumere.
“Besok (hari ini) pagi jam 9 di RS TC Hillers akan ditandatangani perjanjian kerjasama dan keduanya sudah mulai bekerja penuh waktu di rumah sakit ini,” sebut Wabup Sikka Simon Subandi Supriadi, Rabu (7/5/2025).
Simon menepis isu yang beredar di masyarakat terkait masih tidak ada dokter anestesi yang bertugas di RS TC Hillers Maumere sehingga ibu melahirkan harus dirujuk.
Ia menegaskan, sejak tanggal 14 April 2025 lalu dokter anestesi ini sudah bertugas di RS TC Hillers Maumere dan bila ada pasien emergency maka keduanya 24 jam siap datang ke rumah sakit.
“Saat pertama masuk sampai sekarang, keduanya melayani khusus pasien emergency dan setiap saat jam berapapun mereka berdua siap dipanggil,” ungkapnya.
Simon mengakui kedua dokter ini belum bertugas penuh waktu karena perjanjian kerjasamanya belum ditandatangani karena ada beberapa perbaikan terkait dengan hak dan kewajiban dan lamanya kerjasama.
Lanjutnya, perjanjian kerjasamanya sudah dibuat lama tetapi perlu dibaca satu per satu poinnya dan ada yang harus direvisi.
“Jadi isu terkait kedua dokter anestesi ini tidak bertugas di RS TC Hillers tidak benar.Dokter Evi juga akan mengaktifkan lagi ASN nya,” terangnya.
Simon mencontohkan dirinya pernah ditelepon warga dari rumah sakit TC Hillers yang keluarganya mau melahirkan dan menyampaikan permasalahan terkait dokter anestesi.
Ia menjelaskan, ibu hamil tersebut setelah dilakukan observasi sebenarnya bisa melahirkan normal dan tidak perlu melahirkan lewat operasi dan tidak masuk kategori pasien emergency.
Pasien tersebut pun disampaikan bahwa operasinya bisa dilakukan besok pagi karena bukan emergency hanya saja pasien panik karena ada informasi tidak ada dokter anestesi sehingga mereka mau rujuk padahal dokter anestesi ada.
“Saya pun menelepon dokter Remy dan dikatakan dirinya belum mendapatkan informasi dari rumah sakit terkait status pasien emergency,” ungkapnya.
Simon melanjutkan, beberapa saat kemudian dokter Remy menyampaikan dirinya sudah mendapatkan informasi dari rumah sakit bahwa pasiennya bukan emergency sehingga operasi bisa dilakukan besok.
Ia mengakui kadang-kadang kenapa pasien dirujuk, karena pasiennya tidak sabar padahal sebenarnya bisa melahirkan secara normal tetapi pasien maunya melalui operasi padahal bukan emergency. *
Penulis : Ebed de Rosary
Editor : Wentho Eliando