LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Umur TPA Warloka, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT diramalkan dua tahun lagi bakal penuh sesak sampah, karena pasokan sampah ke sana dari Labuan Bajo cendrung meningkat.
Diminta kepada masyarakat Labuan Bajo dan sekitarnya budayakan pilah sampah, supaya yang dibawah ke sana, TPA Warloka sisa resedunya.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan (LHP) Mabar, Vinsen Gande, kepada Florespos.net di Labuan Bajo baru-baru ini.
Menurutnya, terkait sampah bukan retribusi yang dikejar instansinya, melainkan soal kesadaran masyarakat Mabar untuk memilah sampah, pilah sampah organik-anorganik, sampah bernilai ekonomis dan yang bukan.
Sehingga kelak yang dibawah tempat pembuang akhir (TPA) Warloka oleh Dinas LHP hanya resedunya saja. Dan yang dibawahhampir pasti sedikit, juga mungkin tidak setiap hari.
Sumber sampah TPA Warloka selama ini antara lain sampah rumah tangga, sampah dari hotel-hotel, restoran-restoran, dan dari kapal-kapal.
Sampah berupa botol, besi dan sejenis lainnya tidak perlu dibawah ke TPA Warloka, karena bisa dijual dapat uang. Itu sampah bernilai ekonomis. Resedunya (ampas) saja yang dibawah ke Warloka.
Pihak hotel bisa lakukan itu. Gaji orang. Uangnya bisa dari hasil jualan sampah-sampah seperti itu, botol dan sejenis lain yang bernilai ekonomis. Sekolah-sekolah juga begitu.
Tinggal disampaikan saja ke Dinas LHP supaya datang ke sana, hotel atau sekolah dan lain-lain untuk ambil resedu. Jumlahnya hampir pasti sudah sedikit, juga ringan. Dengan begitu retribusinya juga kecil.
Barangkali dari yang biasa bayar retribusi sampah lima juta per bulan misalnya, setelah dilakukan pemilahan jadi satu juta rupiah per bulan.
“Sekarang mungkin terkait retribusi. Tetapi sebenarnya bukan retrubusi yang kita kejar, kesadaran masyarakat memilah sampah yang paling penting. Ini demi kebaikan lingkungan. Itu rohnya,” kata Kadis Gande.
Seturut data 2024, jumlah sampah yang dibawah ke TPA Warloka 33 ton per hari. Hanya 20 ton saja yang dibawah TPA Warloka, sisanya diolah komunitas di Labuan Bajo. Sumber sampah antara lain dari hotel-hotel di Labuan Bajo dan sekitar, kapal-kapal, dan sampah rumah tangga.
Zulfikar, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan, Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas Dinas LHP Mabar pada kesempatan yang sama membenarkan. *
Penulis : Andre Durung
Editor : Anton Harus
 
      

 
					





 
						 
						 
						 
						 
						


