LARANTUKA, FLORESPOS.net-Meski sudah dua pekan pasca letusan dahsyat Minggu (3/11/2024) tengah malam, Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih terus meletus. Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki masih fluktuatif, meningkat dan menurun lalu meningkat lagi.
Letusan dahsyat terjadi pada Minggu (3/11/2024) tengah malam itu membuat ribuan warga yang menghuni di lereng gunung Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura berhamburan keluar mencari perlindungan yang aman.
Harta benda, rumah, fasilitas umum dan segala tanaman warga baik pekarangan maupun di kebun-kebun rusak total dan berserakan. Salah satunya Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang. Desa yang persis berada di bagian barat selatan lereng, baik Gunung Lewotobi Laki-laki maupun Lewotobi Perempuan, tampak hancur total dan berantakan.
Florespos.net, (20/11/2024) pagi, mendapatkan informasi terbaru pasca dua Minggu letusan dahsyat Gunung Lewotobi Laki-laki dan banjir lahar dingin menerjang wilayah Desa Nawokote dari Linus Lalun, salah satu warga Desa Waiula, Kecamatan Wulanggitang yang sempat menengok rumah keluarganya di Dusun Duang.
“Sekitar 95 persen rumah warga dalam kondisi rusak berat karena beratnya material gunung api berupa batu, pasir, kerikil dan lumpur. Fasilitas umum dan tanaman di kebun-kebun warga juga rusak berat. Badan jalan penuh batu, kerikil dan lumpur banjir lahar dingin hujan pada Jumat (15/11/2024),” ungkap Linus Lanun.
Linus Lanun mengaku pada Sabtu (16/11/2024), dia memberanikan diri dengan beberapa keluarga menengok rumah keluarganya di Dusun Duang, Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang.
“Hujan pada Jumat, 15 November kemarin semakin menambah penderitaan masyarakat Desa Nawokote. Banjir lahar dingin mengalir masuk kampung dengan membawa material berupa kayu, batu, pasir, kerikil sehingga menimbun rumah, pekarangan rumah dan kebun warga,” katanya.
Dia juga menginformasikan, Kali Waimuring di Desa Nawokote yang hulunya dari Gunung Lewotobi mengalirkan lahar dingin telah memutus badan jalan di ruas dengan tumpukan batu besar, pasir, kerikil dan material lainnya di tengah jalan utama Boru-Pantai Selatan.
“Sepeda motor bisa lewat, tapi mobil tidak bisa. Transportasi dari dan ke Boru, Maumere, Larantuka harus memutar melalui Riangbaring-Lewoawang, Lewotobi dan Nobo, di pantai selatan Kecamatan Ile Bura,” kata Linus Lanun
Kata Linus Lalun, mesti ada alat berat untuk gusur atau bersihkan batu, pasir, kerikil dan material lainnya sehingga memudahkan akses transportasi terutama logistik bantuan ke wilayah selatan hingga barat Desa Ojan Detun, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur hingga Desa Pruda di Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka.
Sementara, setelah dua hari terlihat melandai, namun pada Selasa sore pukul 17.16 Wita hingga Rabu (20/11/2024) pukul 06.00 Wita, Gunung Lewotobi Laki-laki meletus lagi.
Gunung berapi dengan ketinggian 1.584 meter diatas permukaan laut ini meletus disertai suara gemuruh kuat terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang berjarak sekitar 10 kilometer dari puncak gunung.
Tidak hanya itu, Gunung Lewotobi Laki-laki yang berada di antara Kecamatan Wulanggitang dan Kecamatan Ile Bura meletus menyemburkan abu vulkanik setinggi 1500 meter sampai 3000 meter di atas puncak.
Badan Geologi PVMBG merekomendasikan, masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 7 Km dari pusat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, serta sektoral 8 km pada arah Barat Daya-Barat Laut.
Masyarakat mewaspadai potensi banjir lahar hujan pada sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Lewotobi Laki-laki jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi. *
Penulis : Wentho Eliando
Editor : Anton Harus