BAJAWA, FLORESPOS.net-Mengutip Laporan Badan Pangan Nasional Bupati Andreas Paru mengatakan, Indeks Ketahanan Pangan Kabupaten Ngada Tahun 2023 berada pada skore 81,74 dan berada pada urutan pertama dari 22 Kabupaten/Kota di Provinsi NTT dan urutan ke-125 dari 416 Kabupaten di Indonesia.
Demikian disampaikan Bupati Andreas baru-baru ini di Bajawa.
Bupati Andreas menyebutkan, indikator lain yang juga menggambarkan tentang situasi individu dan kondisi ketahanan pangan komposit Kabupaten Ngada berdasarkan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Tahun 2022 yang diterbitkan Badan Pangan Nasional menunjukkan bahwa Kabupaten Ngada masuk dalam kategori Sangat Tahan.
Indeks Ketahanan Pangan, dan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Kabupaten Ngada tersebut menunjukkan bahwa Mekanisasi Pertanian dengan menyediakan sarana dan prasarana di berbagai sektor.
Tersedianya Traktor Roda Dua, Traktor Roda Empat, Kapal Motor Penangkap Ikan, Sarana Produksi, Penyediaan Bibit Tanaman bersertifikasi, Penyediaan Bibit Ternak, Pengendalian Kesehatan Hewan.
Budidaya Ikan Air Tawar dan berbagai infrastruktur pendukung Tante Nela Paris seperti perbaikan saluran irigasi, merupakan langkah tepat dan telah membuahkan hasil dalam rangka pemenuhan kebutuhan akan konsumsi, kebutuhan akan tabungan dan kemampuan untuk berinvestasi, atau yang disebut Tante Nela Paris untuk Tuka, Tuku, dan Tuka.
Upaya Pemerintah untuk tetap menggerakkan roda perekonomian masyarakat setelah pandemi Covid-19, adalah menggerakkan kegiatan 10.423 pelaku UMKM dan 1.476 pelaku Industri Kecil Menengah untuk mendorong perputaran barang dan jasa.
Kegiatan ini telah memacu pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ngada dari 3,05 persen di Tahun 2022 menjadi 3,49 persen di Tahun 2023.
Selain itu, berdasarkan Data Statistik Tahun 2023, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Ngada semakin berkurang dari 11,93% penduduk miskin pada Tahun 2022, menjadi 11,87% pada Tahun 2023 atau turun 0,06% dengan jumlah penduduk miskin yang membutuhkan perhatian serius pemerintah yakni sebanyak 20.480 jiwa.
Akselerasi percepatan pembangunan Kabupaten Ngada dalam bingkai Tante Nela Paris akan lebih berdampak luas, di mana Ngada telah masuk dalam 25 daerah di Indonesia yang melaksanakan Program Kawasan Pembangunan Wilayah Terpadu (Integrated Area Development) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2023 tentang Perencanaan Terpadu Percepatan Pengelolaan Perhutanan Sosial.
Percepatan Perhutanan Sosial adalah kolaborasi antara Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan pihak terkait dalam mempercepat tercapainya target Pengelolaan Perhutanan Sosial yang dilaksanakan secara Holistik, Integratif, Tematik, dan Spasial, yang dilaksanakan melalui kegiatan Wana Tani, Wana Ternak, Wana Mina, Wana Tani Ternak dan Ekowisata, serta Rehabilitasi Hutan dan Lahan, atau dalam tagline yang kita sebut Tante Nela Paris.
Untuk pelaksanaan di lapangan, pada tanggal 1 Agustus sampai tanggal 2 Agustus 2024, telah dilakukan Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Investasi FOLU Perhutanan Sosial di Bajawa yang dihadiri langsung oleh Dirjen Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Dengan sasaran pada Gapoktan Watukapu, Gapoktan Inelika, Gapoktan Nabelena, Gapoktan Genamere, dan Gapoktan Inegena, sebagai Pilot Project Pelaksanaan Wana Tani, Wana Ternak, Rehabilitasi Hutan dan Lahan. *
Penulis : Wim de Rozari
Editor : Anton Harus