BPOLBF Respon Rencana Penutupan Taman Nasional Komodo

- Jurnalis

Kamis, 25 Juli 2024 - 21:15 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Taman Nasional Komodo. Foto: Istimewa

Taman Nasional Komodo. Foto: Istimewa

LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Isu rencana penutupan berkala Taman Nasional Komodo (TNK) di Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) NTT belakangan direspon banyak pihak, tidak terkecuali Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF).

Menurut Fransiskus Xaverius Teguh, Plt. Direktur Utama BPOLBF, penutupan berkala TNK adalah hal yang umum dilakukan, karena itu merupakan kawasan konservasi yang memerlukan proses pemulihan dan regenerasi.

Frans Teguh yang Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf RI itu ungkapkan, rencana penutupan berkala terhadap aktivitas wisata di TNK ditargetkan pertengahan tahun 2025 mendatang.

Hal itu dilakukan melalui kajian, seperti daya dukung dan visitor management sebagai upaya untuk memastikan konservasi sumber daya, terutama satwa komodo dan ekosistem di daratan dan perairan setempat. Dan ini akan berdampak pada minat wisatawan berkunjung ke Labuan Bajo.

Rencana penutupan TNK juga bisa menjadi ajang edukasi yang baik bagi para wisatawan. Bahwa penutupan berkala dan sistem buka tutup kunjungan di kawasan ini untuk manfaat jangka panjang terhadap upaya pemerintah melakukan konservasi.

Sehingga kelangsungan TNK kedepannya dapat terjaga. Juga membantu mempertahankan reputasi destinasi pariwisata premium yang memiliki outstanding value proposition untuk kelestarian dan keberlangsungan kawasan TN.

Penutupan berkala umumnya biasa dilakukan di beberapa kawasan Taman Nasional (TN) yang ada di Indonesia. Kawasan konservasi perlu tetap menjaga, merawat sumber daya yang dimiliki agar tidak rusak atau punah. Proses pemulihan dan regenerasi tetap diperlukan agar ekosistem lingkungan tetap terjaga dengan keseimbangan alami, jelas Frans Teguh.

Baca Juga :  Gendang One Lingko Pe'ang: Basis Pendekatan Budaya Pengembangan Destinasi Parapuar

Masih Frans Teguh, penutupan  kawasan TNK dilakukan bertahap, bukan untuk jangka panjang, sistem yang dilakukan adalah buka tutup kunjungan dan bagian dari strategi visitor management.

Kawasan konservasi seperti TNK perlu rehat. Itu demi pemulihan ekosistem. Sementara waktu para pelaku industri pariwisata dapat merencanakan atau mengalihkan kunjungan wisatawan ke destinasi lain yang ada di luar TNK.

Strategi visitor management ini dilakukan agar destinasi-destinasi alternatif lainnya diluar kawasan TNK bisa jadi pilihan kunjungan bagi para wisatawan.

Jadi yang akan dilakukan adalah soal rencana pengaturan waktu kunjungan ke kawasan konservasi itu. Bisa 1 hari dalam seminggu atau 1 hari dalam 2 minggu. Sedangkan hari-hari lain kawasan tetap dibuka. Penutupan berkala Kawasan TNK ini juga merupakan bagian dari teknik management pengunjung (visitors management).

Pengaturan agenda/jadwal itinerary juga dapat dialihkan ke destinasi lain, sambil menunggu jadwal pembukaan. Sehingga pelaku industri pariwisata tidak perlu khawatir. Para operator dan tour guide perlu membuat strategi dan mengkomunikasikan secara tepat kepada calon pengunjung/wisatawan terkait antisipasi jadwal kunjungan agar tidak mendadak, jelas Frans Teguh.

Dikutip BPOLBF dari RRI Ende dalam segmen Florata Pagi 18 Juli 2024, Kepala Balai TNK Hendrikus Siga, mengatakan bahwa penutupan TNK masih rencana. Ini akan dilaksanakan melalui beberapa tahap, mulai kajian awal, konsultasi publik, kajian lanjutan bila diperlukan, laporan akhir, sosialisasi, hingga  penerapan.

Baca Juga :  Labuan Bajo Mulai Macet, Kapolri Dikabarkan Naik Kendaraan Umum

Tujuannya untuk mengurangi tekanan dalam kawasan, mengurangi dampak negatif dari aktivitas wisata terhadap kawasan.

Tetapi, ketika merencanakan sesuatu harus ada target. Kapan itu diterapkan dan berharap 2025 pertengahan bisa diterapkan. Intensitas penggunaan kawasan TNK saat ini sangat tinggi, perlu direcovery atau istirahat dari tekanan penggunaan.

“Alam ini juga harus dirawat, harus juga diberi kesempatan untuk istirahat. Kita harus punya kesadaran kolektif bahwa konservasi itu hal paling utama,” jelas Siga dikutip BPOLBF.

Tujuan lain recana penutupan berkala TNK untuk menghidupkan daya tarik wisata (DTW) di luar kawasan TNK, terutama daratan dan lautan, serta mendorong peningkatan ekonomi masyarakat luar kawasan.

Rencana penutupan berkala TKN tidak bermaksud membatalkan atau menutup rencana-rencana atau penjualan paket wisata. Ini kombinasi antara wisata di dalam TNK dan luar TNK, bahkan sampai di kabupaten-kabupaten sekitar seperti Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende.

Dengan penutupan secara berkala ini, diharapkan dapat memberi kesempatan dan ruang untuk DTW-DTW lain di luar TNK untuk berkembang.

Pelaku industri juga bisa menjual paket kombinasi antara luar dan dalam kawasan. Penutupan ini bukan berarti kegiatan wisata dilarang, atau ditutup sama sekali, ungkap Rani Siga seperti kutip BPOLBF. *

Penulis: Andre Durung I Editor: Wentho Eliando

Berita Terkait

Dukung Ketahanan Pangan, Bripka I Gusti Epri Dwi Arsika Dorong Warga Budidaya Ikan Nila
Tiba di Huntara, Penyintas Erupsi Lewotobi Merasa Bahagia dan Lega
200 Kepala Keluarga Penyintas Lewotobi Mulai Masuk Hunian Sementara
Besok Batas Akhir Pendaftaran Seleksi PPPK Tahap II, Ini Imbauan Menpan Rini
Kemenpan Imbau Instansi Pemerintah Segera Sampaikan Laporan Kinerja 2024
Nasabah PNM Mekaar Mengajar dan Berkarya, Mewujudkan Impian di Bantar Gebang
Inkubasi Bisnis, NGO Bakal Bikin Pelatihan UMKM Di Labuan Bajo
PAD Flores Timur Ngos-ngosan Parkir Dua Digit
Berita ini 75 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 19:27 WITA

Dukung Ketahanan Pangan, Bripka I Gusti Epri Dwi Arsika Dorong Warga Budidaya Ikan Nila

Senin, 20 Januari 2025 - 16:27 WITA

Tiba di Huntara, Penyintas Erupsi Lewotobi Merasa Bahagia dan Lega

Senin, 20 Januari 2025 - 12:42 WITA

200 Kepala Keluarga Penyintas Lewotobi Mulai Masuk Hunian Sementara

Minggu, 19 Januari 2025 - 21:21 WITA

Besok Batas Akhir Pendaftaran Seleksi PPPK Tahap II, Ini Imbauan Menpan Rini

Minggu, 19 Januari 2025 - 20:21 WITA

Kemenpan Imbau Instansi Pemerintah Segera Sampaikan Laporan Kinerja 2024

Berita Terbaru

Penyintas Eupsi Lewotbi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur Saat Tiba di Huntara, Senin (20/1/2025) sore. (FOTO: WENTHO ELIANDO)

Nusa Bunga

Tiba di Huntara, Penyintas Erupsi Lewotobi Merasa Bahagia dan Lega

Senin, 20 Jan 2025 - 16:27 WITA