BAJAWA, FLORESPOS.net-Jenasah almarhum Albertus Botha, Bupati Ngada periode 1999-2004, disemayamkan di Kantor Bupati Ngada, Rabu (3/4/2024). Tiba di Kantor Bupati, jenasah almarhum diusung oleh para Camat se-Kabupaten Ngada.
Jenasah diterima Bupati Ngada Andreas Paru dan Ibu, Wakil Bupati Raymundus Bena, Ketua DPRD Ngada Bernadinus Dhey Ngebu, Ketua DPRD Nagekeo Marselinus Fabianus Ajo Bupu, Asisten 1 Nagekeo Imanuel Ndun, Sekda Ngada Theodisius Yosefus Nono, pimpinan perangkat daerah Ngada dan Nagekeo serta ASN Pemda Ngada.
Dalam sambutan, Bupati Andreas Paru menyampaikan pesan moral yang sering disampaikan almarhum ke siapa saja terutama kepada para ASN ketika itu. “Lakukan hal-hal kecil dengan jujur, iklas serta didasari cinta kasih.”
Pesan moral tentang kepribadian almarhum yang jujur, iklas, memiliki cinta kasih, dan melakukan hal-hal kecil secara sadar dan bertanggungjawab. Sebagai Bupati Ngada ketika itu, beliau memiliki komitmen mewujudkan nilai-nilai kepemimpinan dan integritas setiap ASN dan masyarakat.
“Bapak Nong Botha merupakan figur pemimpin melayani,” kata Bupati Andreas.
Bupati Andreas mengatakan, sejak menjadi tenaga honorer sekitar tahun 1972, kemudian memangku jabatan struktural di Pemerintah Daerah Dati II Ngada dan Dati II Manggarai antara tahun 1977 sampai 14 Desember 1999, dan mencapai jabatan puncak sebagai Bupati Ngada periode 1999-2004, banyak hal baik telah dilakukan almarhum dan istrinya Mama Ros untuk membantu banyak orang, baik dalam lingkup Pemerintahan maupun Keagamaan.
“Saya ingat pada 14 Desember 1999, saat pelantikan Bapak Albertus Botha menjadi Bupati Ngada yang melakukan penyerahan dari keluarga kepada Pemerintah adalah Bapak Wilhelmus Beo (ayah Bupati Andreas) dan saya dilantik menjadi Bupati Ngada pada 27 Februari 2021, bertempat di halaman Kantor Bupati Ngada, yang mewakili keluarga untuk menyerahkan saya bersama pak Raymundus Bena, adalah Bapak Albertus Botha dan Mama Maria Dolorosa Nai,” katanya.
“Dalam kaca mata iman, saya menghayati ini semua sebagai kehendak Tuhan. Bahwa segala yang terjadi di kolong langit ini sudah menjadi rancangan dan kehendak Yang Maha Kuasa,” ungkap Bupati Andreas.
Bupati Andreas mengatakan, kehadiran utusan Pemerintah Kabupaten Nagekeo merupakan bentuk duka cita dan penghargaan terhadap almarhum.
Pembentukan Kabupaten Nagekeo sebagai daerah otonomi baru berawal dari persetujuan dan dukungan almarhum ketika menjabat sebagai Bupati Ngada bersama DPRD Ngada yang diketuai almarhum Cyrilus Bau Engo.
Ketua DPRD Kabupaten Ngada Bernadinus Dhey Ngebu dalam sambutannya mengatakan, 20 tahun lalu ketika menjadi Bupati Ngada begitu banyak torehan sejarah yang dibuat oleh almarhum.
Menurutnya, buah kasih perjuangan yang dikenang masyarakat Kabupaten Ngada yang saat itu masih satu dengan Nagekeo seperti pembangunan infrastruktur maupun rumah ibadah akan selalu diingat masyarakat dan umat.
Akses transportasi yang dibukanya dalam sentuhan seorang sarjana teknik tamatan ITB sungguh ditunjukkan dan dinikmati masyarakat.
“Kabupaten Ngada dan Nagekeo kehilangan pemimpin yang luar biasa,” katanya.
Pantauan Florespos.net, setelah disemayamkan sekitar 2 jam di Kantor Bupati Ngada, jenazah diantar menuju Gereja St.Yosep Bajawa untuk perayaan ekaristi dan dihantar ke Kampung Borani, Langa, Kecamatan Bajawa. *
Penulis: Wim de Rozari I Editor: Wentho Eliando