FORUM Peduli Bencana Kabupaten Ende (FPBKE) telah mendistribusikan bantuan kemanusiaan ke pengungsi erupsi Gunung Lewotobi laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Minggu 14 Januari 2024.
Bantuan kemanusiaan itu dalam bentuk bahan makanan dan perlengkapan posko. Bantuan kemanusiaan dari Ende itu hasil dari aksi penggalangan dana di lapangan dan donasi dari perorangan, instansi pemerintah dan swasta yang dilakukan oleh relawan yang tergabung dalam FPBKE.
Satu pekan FPBKE membuka posko di Aula LPP RRI Ende sejak Sabtu 6 Januari 2024 hingga Sabtu 13 Januari 2024.
Puluhan juta rupiah terkumpul dan berbagai bahan makanan seperti sayur, buah dan beras. Sayur dan buah adalah donasi dari para petani di wilayah Golulada, Detusoko, Nuamuri di Kecamatan Kelimutu.
Pemerintah Kabupaten Ende pun ikut andil memberikan sarana transportasi berupa dua unit mobil untuk distribusi bantuan ke posko pengungsi di Kabupaten Flores Timur yang jarak tempuhnya sekira 200 km.
Gerakan kemanusiaan ini tentu tak lepas dari peran seorang tokoh dan aktivis masyarakat adat di bumi Flores- Lembata.
Dia adalah Philipus Kami, pria kelahiran Desa Saga, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende 57 tahun silam.
Pria yang mendedikasikan hidupnya untuk kaum kecil, tertindas dan sering lantang berbicara, berdiri di garis depan untuk orang kecil itu kembali berdiri menggugah para Jurnalis, aktivis OKP, aktivis gereja dan pejuang kemanusiaan bergerak untuk korban erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur.
Rupanya usia 57 tahun itu hanya angka. Semangatnya seperti masih di usia 30-an. Dan untuk urusan kemanusiaan Lipus Kami tidak mundur selangkapun.
Pasca bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Philipus Kami tergerak dan berkomunikasi dengan beberapa orang muda di Ende yang spiritnya sama yaitu kemanusiaan diatas segalanya.
Tak hanya itu saat beberapa orang muda mulai merencanakan aksi kemanusiaan, Lipus Kami hadir ditengah- tengah mereka untuk memberikan motivasi.
Ia meninggalkan keluarga, kebun dan urusan pribadinya untuk kembali menggugah anak muda di Ende untuk bergerak meringankan beban sesama di Flores Timur.
Lipus Kami tidak sungkan hadir di tengah-tengah orang muda yang sebagian besar seusia anaknya.
Dikala para relawan berbeda pendapat saat evaluasi atau mengambil keputusan, ia hadir sebagai sosok seorang bapak memberikan pandangan dan pencerahan bahkan merangkul relawan agar kembali pada spirit kemanusiaan.
“Kita berbeda pendapat itu biasa tetapi tetap tanamkan spirit ini. Kita hadir dan bergerak untuk kemanusiaan”.
Kalimat ini selalu mencerahkan relawan. Kehadirannya ibarat berkat di tengah kegaduhan.
Rayakan Ulang Tahun di Posko Pengungsi
Minggu 14 Januari 2024, Lipus Kami ikut dalam rombongan relawan FPBKE mendistribusikan bantuan ke posko pengungsi. Ia masih berdiri menopang dan berangkat bersama relawan.
Padahal hari itu adalah hari spesial yang mesti dirayakan bersama istri dan anak-anak di rumah. Ia tak ambil pusing dengan itu. Kepedulian kepada orang kecil adalah spirit hidupnya.
Di tengah-tengah para relawan dan pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di posko Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, ia merayakan ulang tahunnya.
Tak ada yang spesial di saat itu, hanya kopi, teh, ubi kayu dan pisang goreng yang disiapkan jadi snak bersama.
Di sela-sela acara penerimaan relawan FPBKE, Lipus Kami mengatakan ia terlibat dan masih bergerak bersama relawan karena kemanusiaan.
Menurutnya kemanusiaan itu harus diletakkan diatas segalanya.
“Kita harus saling membantu karena martabat kita sama. Yang lain susah yang lain harus bantu,” katanya.
Philipus Kami juga memberikan motivasi kepada orang muda yang tergabung dalam forum ini agar semangat kemanusiaan ini tidak pupus pada generasi sekarang.
“Estafet ini harus kalian rebut. Kami generasi tua akan berlalu dan kalian lanjutkan spirit ini,” katanya.
Elemen yang tergabung dalam FPBKE untuk korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki antara lain LPP RRI Ende, Jurnalis Ende Bersatu, HMI Cabang Ende, OMK Paroki St Yosef Onekore, Ekraf Moni, AMAN Nusa Bunga, Perhimpunan Mahasiswa Elar Selatan di Ende dan Solidaritas Masyarakat Ende Peduli Bencana. ***
Penulis: Willy Aran I Editor: Wentho Eliando