RUTENG, FLORESPOS.net-Walaupun tanda-tanda hujan mulai turun di Manggarai, NTT, tetapi padi sawah di persawahan Cancar, sudah terlanjur kering.
Kekeringan panjang atau el nino menyebabkan padi sawah yang terlihat di pinggir jalan Trans Flores seperti dipantau wartawan, Kamis (12/10/2023), cukup banyak. Kondisi padi, ada yang sudah kering dan mati.
Yang lainnya tumbuhnya merana yang ditandai padi berwarna kuning hingga cokelat, dan kerdil akibat lama tidak mendapatkan pasokkan air.
Padi yang kerdil memang masih terlihat menghijau, tetapi menunggu waktu untuk layu dan mati jika tetap tidak ke bagian air.
Seorang petani, Ansel Robi mengatakan, menanam padi pada musim kemarau seperti berjudi dengan alam. Kali ini bisa kalah dalam judi itu karena kemarau berkepanjangan.
“Akibatnya sawah tidak dapat pasokan air yang memadai. Padi pun layu dan mati,” katanya.
Dikatakan, pasokkan air tidak ada karena saluran irigasi yang tidak berair lagi. Krisis terjadi karena tidak ada hujan.
Sekarang ini, demikian Robi, sudah ada tanda-tanda mau hujan. Tetapi, padi yang ditanam sebulan lalu dan bahkan lebih sudah gagal tumbuh, apalagi bunga dan buah.
Padi yang ada sekarang bisa dipastikan tidak bisa berproduksi lagi. Karena pertumbuhannya tidak normal.
Sebelumnya, warga lain, Elias Damu mengatakan, kondisi padi pada hamparan persawahan Cancar dan sekitarnya memang bervariasi. Ada juga yang bagus karena pasokkan airnya bagus walaupun pada musim kemarau.
“Tetapi, yang baik itu tidak sebanding dengan gagal. Yang tidak bisa menghasilkan lebih banyak akibat keadaan kering yang tidak tahu kapan berakhirnya,” katanya. *
Penulis: Christo Lawudin/Editor: Anton Harus











