MAUMERE, FLORESPOS.net-Ketiadaan dokter anestesi di RSUD TC Hillers Maumere di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali mengakibatkan ibu hamil yang hendak melahirkan meninggal dunia karena tidak bisa menjalani operasi.
Kematian Maria Yunita (36), ibu hamil asal Kelurahan Nangameting, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka yang meninggal dunia bersama anak dalam kandungannya di Ruang IGD RSUD Tc.Hillers Maumere, Rabu (9/04/2025) sekitar pukul 22.00 Wita menambah daftar korban meninggal dunia.
Ditemui di rumah duka Kamis (10/4/2025), keluarga almarhumah Yanto Gonde menjelaskan, almarhumah sebelumnya dibawa keluarga ke Puskesmas Beru untuk mendapatkan perawatan medis pukul 14.30 Wita.
Yanto mengatakan, sekitar pukul 16.00 Wita almarhumah dirujuk ek RSUD TC Hillers dan mendapatkan penanganan medis sebab mengalami sesak nafas dan sempat diinfus.
“Katanya mau dirujuk ke Larantuka, terus ke Bajawa lalu dibatalkan lagi dan dikatakan mau rujuk ke Lembata. Tapi itu pun dibatalkan lagi dan katanya mau rujuk ke RS St.Gabriel Kewapante,” sebut Yanto.
Yanto menegaskan pihak keluarga tidak mempermasalahkan almarhumah mau dirujuk kemana saja asal bisa mendapatkan penanganan medis sebab hendak melahirkan.
Lanjutnya, rujukan ke RS St.Gabriel Kewapante pun akhirnya dibatalkan juga sebab katanya peralatan medisnya tidak lengkap hingga akhirnya almarhumah beserta bayi dalam kandungannya meninggal dunia.
Ia menyesalkan ketiadaan dokter anestesi sehingga almarhumah mau dirujuk ke semua rumah sakit yang dihubungi tapi pihak keluarga menunggu dan tidak ada kepastian.
“Waktu itu sudah sepakat katanya mau rujuk ke Larantuka dan perjalanan jauh sehingga disuruh buatkan bubur supaya makan dulu.Almarhumah sempat makan sedikit dan minum juga,” terangnya.
Yanto menerangkan,setelah rujukan ke Larantuka dibatalkan almarhumah disuruh puasa makan karena mau dirujuk ek RS St.Gabriel Kewapante dan langsung menjalani operasi.
Ia menyesalkan lambatnya proses pengambilan keputusan dan informasi rujuk yang tidak pasti padahal keluarga sudah merasa tenang ketika dikatakan almarhumah akan dirujuk ke RS St.Gabriel Kewapante.
Keluarga mempertanyakan kenapa rumah sakit besar seperti RS TC Hillers dengan Tipe C dan dikatakan rumah sakit rujukan se-daratan Flores tetapi tidak memiliki dokter anestesi.
Dia mengatakan, sampai saat ini pihak keluarga belum berpikir menempuh jalur hukum terkait kematian almarhumah dan bayinya.
“Pemerintah tolong memperhatikan ketiadaan dokter anestesi ini sebab ibu hamil kan banyak sehingga jangan sampai ada lagi ibu hamil dan anak meninggal,” tegasnya.
Ambil Langkah
Bupati Sikka Juventus Prima Yoris Kago kepada awak media di Kantor Dinas Kesehatan, Kamis (10/4/2025) mengatakan, ada beberapa langkah yang akan diambil untuk mengatasi ketiadaan dokter anestesi.
Juventus paparkan,langkah yang paling cepat yang akan dilakukan yakni melakukan koordinasi dengan direktur RS St.Gabriel karena ada dokter anestesi di rumah sakit tersebut.
Dia menyebutkan, Kepala Dinas Kesehatan akan menemui Direktur RS St.Gabriel Kewapante dan dokter anestesi tersebut agar beliau bisa membantu sementara di RS TC Hillers Maumere.
“Kemarin juga saya sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Nagekeo untuk melakukan peminjaman dokter anestesi. Ini semua kita lakukan sambil menunggu dua dokter anestesi yang sudah dijanjikan Kementrian Kesehatan,” tuturnya.
Juventus menerangkan, tadi pagi Kamis (10/4/2025) dirinya sudah berkomunikasi dengan Dirjen Kementrian Kesehatan dan mengirimkan berita terkait kematian ibu hamil dan bayinya.
Lanjutnya, Kementerian Kesehatan merespon dan mengatakan akan segera ditindaklanjuti dengan memanggil dokternya dan ia berharap agar dalam waktu dekat bisa terealisasi.
Ia menyebutkan, sambil menunggu dokter tersebut Pemda Sikka meminta dokter anestesi dari RS St.Gabriel Kewapante untuk membantu pelayanan di RSUD TC Hillers Maumere.
“Dua dokter dari Kementrian Kesehatan merupakan dokter Program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS) dan mereka tidak selamanya berada di Sikka karena hanya penugasan dari Kementrian Kesehatan,” terangnya.
Juventus menerangkan, agar tidak ada permasalahan seperti ini maka Pemda Sikka akan melakukan investasi jangka panjang dengan merekrut anak-anak dari Sikka untuk disekolahkan menjadi dokter spesialis anestesi.
Bupati Sikka menegaskan Pemda Sikka akan membuat kontrak jangka panjang dan meminta agar mereka mempunyai hati untuk melayani masyarakat Kabupaten Sikka.
Terkait dua dokter anestesi sebelumnya yang mendapatkan bantuan dana pendidikan dari Pemda Sikka, ia menjelaskan permasalahannya.
“Ada satu dokter yang masih mempunyai tanggungjawab menyelesaikan masa baktinya di RS TC Hillers Maumere dan satunya lagi ASN dan sudah mengundurkan diri,” paparnya.
Juventus menerangkan, Pemda Sikka sudah melakukan mediasi dengan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi NTT namun tidak ada titik temu terkait permintaan mereka soal insentif.
Buntutnya kesepakatan membuat Bupati Sikka harus ke Jakarta untuk meminta bantuan dokter anestesi di Kementerian Kesehatan.
Awal Januari tepatnya tanggal 3 Januari 2025 seorang ibu hamil berinisial MMS asal Desa Tebuk, Kecamatan Nita dan bayinya meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di RS TC Hillers Maumere.
Kasus lainnya dialami seorang pasien laki-laki inisial AP yang dirawat di RSUD TC Hillers Maumere dan meninggal dunia pada Jumat, 17 Januari 2025, setelah hampir seminggu menjalani perawatan.
Almarhum AP meninggal karena tidak bisa menjalani operasi karena ketiadaan dokter anestesi yang dikatakan sedang menjalani cuti hingga akhirnya usus pasien pecah dan berakibat pada kematian.
Ketiadaan dokter anestesi membuat pasien yang harus menjalani operasi termasuk ibu hamil yang hendak melahirkan harus dirujuk dari RS TC Hillers Maumere ke rumah sakit pemerintah di kabupaten lain seperti di Flores Timur dan Lembata. *
Penulis : Ebed de Rosary (Kontributor)
Editor : Wentho Eliando