Menghidupkan Kebijakan Baru Kemendikdasmen: Membangun Generasi Berkarakter di Flores

- Jurnalis

Sabtu, 4 Januari 2025 - 17:17 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Yulius Maran

Yulius Maran

Oleh: Yulius Maran

BEBERAPA hari setelah mendapatkan buku Panduan Penerapan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, saya mencoba mempercepat diri untuk membacanya.

Dengan rasa penasaran, saya ingin menggali kebaruan apa yang ditawarkan buku ini dibandingkan panduan lainnya.

Ternyata, buku ini memiliki pendekatan yang lebih operasional dibandingkan dengan Panduan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka yang lebih bersifat filosofis dan terintegrasi dengan kurikulum.

Sebagai seorang praktisi pendidikan asal Flores yang kini berkarya di luar daerah, saya melihat peluang besar dari kebijakan baru Kemendikdasmen yang dipimpin oleh Prof. Abdul Mu’ti untuk memberikan dampak nyata di Flores.

Sebagai orang Flores yang saat ini bekerja jauh dari tanah kelahiran, saya sering merenungkan bagaimana pendidikan dapat menjadi jembatan untuk memajukan anak-anak di daerah saya.

Flores memiliki banyak potensi, tetapi juga menghadapi tantangan besar, terutama dalam akses pendidikan berkualitas dan relevan.

Kebijakan baru ini memberikan harapan dengan menekankan tujuh kebiasaan yang aplikatif dan dapat diterapkan langsung oleh siswa, guru, dan orang tua.

Ketika membaca buku panduan ini, saya teringat pada masa kecil di Flores, di mana nilai-nilai seperti gotong-royong, disiplin, dan religiusitas diajarkan melalui kegiatan sehari-hari.

Kebijakan ini seolah-olah membawa saya kembali ke akar budaya lokal, sambil menawarkan cara-cara modern untuk memastikan nilai-nilai tersebut tetap hidup dan relevan di tengah tantangan zaman.

Kebijakan Baru dan Relevansinya

Kebijakan baru dari Kemendikdasmen yang dirumuskan dalam bentuk Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat adalah respons atas kebutuhan pendidikan karakter yang lebih konkret dan operasional.

Kebiasaan-kebiasaan ini meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Tujuannya adalah membentuk siswa yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga berkarakter kuat.

Buku panduan ini memperjelas bahwa setiap kebiasaan dirancang untuk mengatasi tantangan nyata yang dihadapi siswa.

Misalnya, kebiasaan bangun pagi tidak hanya tentang disiplin, tetapi juga meningkatkan produktivitas. Beribadah membangun landasan moral yang kokoh, sementara bermasyarakat menanamkan nilai-nilai gotong-royong yang relevan dengan budaya Flores.

Tantangan dan Peluang di Flores

Sebagai daerah kepulauan yang kaya akan budaya, Flores memiliki tantangan unik dalam bidang pendidikan, seperti keterbatasan infrastruktur dan akses informasi.

Namun, potensi budaya lokal dapat menjadi kekuatan untuk mengimplementasikan kebijakan baru ini. Berikut adalah beberapa analisis dan langkah yang relevan:

1. Bangun Pagi

Kebiasaan bangun pagi memiliki banyak manfaat, baik dari segi fisik maupun mental. Secara fisik, bangun pagi membantu siswa mendapatkan sinar matahari pagi yang kaya vitamin D, yang mendukung kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, bangun pagi juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk memulai hari dengan lebih terstruktur dan produktif.

Di Flores, kegiatan pagi seperti doa keluarga atau persiapan bekerja di ladang menjadi bentuk aplikasi nyata dari kebiasaan ini.

Namun, tantangan terbesar di Flores adalah kebiasaan yang berkembang di masyarakat, seperti tidur larut malam atau begadang, terutama di daerah pedesaan.

Fenomena ini dapat mengganggu kualitas tidur yang penting bagi anak-anak, yang dapat berpengaruh pada kesiapan mereka di sekolah.

Untuk itu, upaya mendidik pentingnya bangun pagi harus dilakukan dengan pendekatan yang menyentuh budaya lokal, misalnya dengan melibatkan orang tua dalam memberikan contoh nyata.

Baca Juga :  Aman Dikonsumsi Buah, Sayur, dan Ikan Segar di Mabar

2. Beribadah

Religiusitas di Flores sangat kuat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kebiasaan beribadah bukan hanya soal menjalankan kewajiban agama, tetapi juga sebagai cara membentuk karakter moral siswa.

Di Flores, kebiasaan ini mudah diterima karena sebagian besar masyarakat hidup dalam tradisi keagamaan yang mendalam.

Setiap keluarga umumnya memiliki kebiasaan berdoa bersama, yang dapat menjadi pondasi untuk mendidik siswa tentang pentingnya nilai-nilai moral.

Namun, di beberapa daerah Flores, ketidakberagaman atau ketimpangan dalam akses terhadap tempat ibadah dapat menjadi tantangan.

Sekolah dapat bekerja sama dengan tokoh agama untuk memastikan bahwa kebiasaan beribadah ini dapat dijalankan dengan cara yang inklusif, menghargai berbagai perbedaan agama yang ada di masyarakat.

3. Berolahraga

Olahraga bukan hanya tentang menjaga kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan kemampuan mental dan emosional siswa.

Penelitian dari WHO (2018) menunjukkan bahwa olahraga rutin dapat meningkatkan konsentrasi dan kemampuan kognitif siswa.

Di Flores, olahraga tradisional seperti caci atau sepak bola sudah menjadi bagian dari budaya lokal, dan ini dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan nilai-nilai seperti kerja sama, keberanian, dan rasa percaya diri.

Namun, fasilitas olahraga yang terbatas di banyak daerah di Flores menjadi tantangan yang harus diatasi.

Salah satu solusi adalah dengan menggunakan ruang terbuka yang ada, seperti lapangan desa atau area sekolah yang belum dimanfaatkan sepenuhnya, untuk menyelenggarakan kegiatan olahraga yang melibatkan siswa, guru, dan masyarakat sekitar.

4. Makan Sehat dan Bergizi

Kebiasaan makan sehat dan bergizi sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak. Di Flores, masalah gizi buruk masih menjadi tantangan besar, terutama di daerah-daerah terpencil.

Namun, kebiasaan ini sangat relevan dengan pola makan lokal yang kaya akan bahan alami, seperti ikan laut, sayuran, dan buah-buahan tropis. Menggunakan produk lokal ini sebagai bahan ajar di sekolah dapat mengajarkan siswa tentang pentingnya pola makan bergizi.

Di sisi lain, kurangnya edukasi tentang pola makan sehat dan keterbatasan akses ke bahan pangan yang bergizi seringkali menjadi hambatan.

Oleh karena itu, kampanye tentang makan sehat dan bergizi perlu dilakukan dengan melibatkan keluarga dan masyarakat, serta menggandeng pihak kesehatan untuk memberikan edukasi yang lebih mendalam.

5. Gemar Belajar

Kebiasaan gemar belajar adalah pondasi dari keberhasilan akademik siswa. Penelitian John Hattie menunjukkan bahwa kebiasaan belajar mandiri dan rasa ingin tahu yang tinggi adalah faktor penting dalam mencapai kesuksesan akademik.

Di Flores, budaya membaca masih perlu didorong, karena akses terhadap buku atau materi bacaan seringkali terbatas. Program perpustakaan keliling atau membaca bersama dapat menjadi cara efektif untuk membangun kebiasaan ini.

Namun, meskipun gemar belajar sangat penting, keterbatasan fasilitas dan sumber daya di Flores seringkali menghambat siswa untuk berkembang lebih jauh.

Kolaborasi antara sekolah dan komunitas untuk menyediakan buku bacaan yang relevan dan menarik sangat penting untuk memperkuat kebiasaan belajar ini.

6. Bermasyarakat

Di Flores, nilai gotong-royong adalah bagian penting dari kehidupan sosial. Kebiasaan bermasyarakat tidak hanya mengajarkan siswa untuk bekerja sama, tetapi juga untuk peduli terhadap lingkungan dan sesama.

Baca Juga :  Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Keluarga Dalam Praktik Pencegahan DBD di Mautapaga-Ende

Program kerja bakti, kolaborasi dengan masyarakat dalam proyek-proyek sosial, serta kegiatan kemanusiaan lainnya dapat menjadi sarana untuk mengembangkan kebiasaan ini.

Namun, di tengah modernisasi dan globalisasi, nilai gotong-royong kadang mulai luntur, terutama di daerah kota.

Oleh karena itu, perlu ada usaha untuk menghidupkan kembali kebiasaan ini di sekolah-sekolah dengan melibatkan siswa dalam kegiatan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat sekitar.

7. Tidur Cepat

Tidur cepat adalah kebiasaan yang sering kali diabaikan oleh siswa, terutama dengan adanya kebiasaan begadang atau mete di masyarakat. Tidur yang cukup dan berkualitas sangat penting untuk mendukung konsentrasi dan kesehatan mental siswa.

Di Flores, kebiasaan mete seringkali dilakukan untuk bersosialisasi, menyelesaikan pekerjaan dan juga ketika ada peseta, yang dapat mengganggu pola tidur sehat.

Upaya untuk mengubah kebiasaan ini membutuhkan pendekatan yang melibatkan orang tua dan guru sebagai teladan.

Penting untuk menyadari bahwa tidur cepat bukan hanya soal waktu tidur, tetapi juga kualitas tidur yang mendukung aktivitas di hari berikutnya.

Menciptakan kesadaran tentang pentingnya tidur cepat dapat dilakukan melalui pendidikan kepada siswa dan orang tua, serta memberikan contoh positif dalam kehidupan sehari-hari.

Pendekatan Kontekstual

Keberhasilan kebijakan ini membutuhkan adaptasi dengan nilai-nilai lokal. Sekolah-sekolah juga dapat menjadi pusat perubahan dengan menggandeng tokoh adat dan agama untuk menguatkan kebiasaan-kebiasaan baik ini.

Misalnya, guru dapat menggunakan permainan tradisional seperti benteng atau caci untuk mengajarkan kerja sama dan strategi, sekaligus memperkuat identitas budaya.

Selain itu, pelibatan keluarga dalam kegiatan sekolah seperti lomba masak makanan sehat dapat menghubungkan kebiasaan baru dengan kehidupan sehari-hari.

Untuk mendukung implementasi, beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain:

* Kampanye Kesadaran: Meluncurkan kampanye kebiasaan baik melalui media sosial, poster, dan kegiatan sekolah. Konten dalam bahasa daerah dapat digunakan untuk menjangkau masyarakat lebih luas.

* Kolaborasi dengan Keluarga: Mengajak orang tua untuk menjadi panutan dalam menerapkan kebiasaan ini di rumah, seperti memastikan anak makan bergizi dan tidur cukup.

* Integrasi dengan Kurikulum: Menghubungkan kebiasaan seperti gemar belajar dengan proyek berbasis komunitas, sesuai dengan filosofi Merdeka Belajar.

* Evaluasi dan Apresiasi: Memberikan penghargaan kepada siswa yang konsisten menerapkan kebiasaan baik dan melakukan evaluasi berkala untuk mengukur dampaknya.

Kesimpulan

Kebijakan baru Kemendikdasmen yang merumuskan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat memberikan harapan baru bagi pendidikan di Indonesia, termasuk di Flores.

Angela Duckworth dalam bukunya Grit: The Power of Passion and Perseverance menekankan bahwa karakter seperti ketekunan dan disiplin lebih menentukan kesuksesan dibandingkan IQ.

James Heckman, ekonom pemenang Nobel, juga menyebutkan bahwa investasi pada pengembangan karakter di usia muda memberikan dampak signifikan pada kesuksesan individu dan masyarakat.

Dengan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, kebiasaan baik ini dapat menjadi pondasi untuk membangun masa depan Flores yang lebih cerah.

Sebagaimana dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara, “Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia,” dan kebijakan ini membawa kita lebih dekat pada tujuan itu. *

Penulis, Adalah Praktisi Pendidikan di Jakarta dan Kepala SMA Regina Pacis Jakarta

Editor : Wall Abulat

Berita Terkait

Besok Batas Akhir Pendaftaran Seleksi PPPK Tahap II, Ini Imbauan Menpan Rini
Kemenpan Imbau Instansi Pemerintah Segera Sampaikan Laporan Kinerja 2024
Nasabah PNM Mekaar Mengajar dan Berkarya, Mewujudkan Impian di Bantar Gebang
Inkubasi Bisnis, NGO Bakal Bikin Pelatihan UMKM Di Labuan Bajo
PAD Flores Timur Ngos-ngosan Parkir Dua Digit
Polsek Maurole-Ende Kerja Bakti Bersihkan Material Longsor di Desa Detuwulu
Kasus Dugaan Penganiayaan di Hari Natal, Kapolsek Soa: Penyidik akan Dalami Keterangan Para Terduga
Alfian Terpilih Jadi Ketum Ikatan Keluarga Besar Riung 2025-2030
Berita ini 53 kali dibaca
REDAKSI: Kami Menerima Artikel Opini Dilengkapi Biodata Singkat dan Foto Penulis. Dikirim Melalui Email: florespos@yahoo.co.uk atau redflorespos@gmail.com.

Berita Terkait

Minggu, 19 Januari 2025 - 21:21 WITA

Besok Batas Akhir Pendaftaran Seleksi PPPK Tahap II, Ini Imbauan Menpan Rini

Minggu, 19 Januari 2025 - 20:21 WITA

Kemenpan Imbau Instansi Pemerintah Segera Sampaikan Laporan Kinerja 2024

Minggu, 19 Januari 2025 - 19:50 WITA

Nasabah PNM Mekaar Mengajar dan Berkarya, Mewujudkan Impian di Bantar Gebang

Minggu, 19 Januari 2025 - 16:30 WITA

Inkubasi Bisnis, NGO Bakal Bikin Pelatihan UMKM Di Labuan Bajo

Minggu, 19 Januari 2025 - 09:53 WITA

PAD Flores Timur Ngos-ngosan Parkir Dua Digit

Berita Terbaru

Theresia P. Asmon

Nusa Bunga

Inkubasi Bisnis, NGO Bakal Bikin Pelatihan UMKM Di Labuan Bajo

Minggu, 19 Jan 2025 - 16:30 WITA

Ilustrasi PAD

Feature

PAD Flores Timur Ngos-ngosan Parkir Dua Digit

Minggu, 19 Jan 2025 - 09:53 WITA