LARANTUKA, FLORESPOS.net-Nara Teater bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan RI yang difasilitasi oleh Bidang Kebudayaan Teater Kepahlawanan Tahun 2024, menggelar pentas teater mengangkat dan menghidupkan sosok Pahlawan Nasional Herman Johannes di Taman Kota Felix Fernandez Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pentas Teater mengangkat sosok ideal Pahlawan Nasional Herman Johannes yang disutradarai oleh Silvester Petara Hurint, seorang pegiat, pelaku seni, dan kritikus sastra nasional asal Kabupaten Flores Timur berlangsung, Jumat dan Sabtu (6-7/12/2024).
Silvester Petara Hurint, Sutradara Pentas Teater Sosok Pahlawan Nasional Herman Johannes mengatakan, Pentas Teater tersebut untuk mengangkat sosok kepahlawanan Herman Johannes kepada publik NTT terutama generasi muda.
Menemukan kembali ideal diri/karakter terbaik orang NTT pada sosok Prof. Ir. Herman Johannes dan menghidupkan ideal tersebut dalam diri penonton melalui pengalaman pertunjukan (teater) sebagai sebuah peristiwa kolektif.
Selain itu, kata Silvester Hurint yang juga Kepala Bidang Kebudayaan pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur, tujuannya memberi pengalaman kepada para pendidik dan siswa dalam proses kreatif penciptaan Teater Prof. Ir. Herman Johannes bersama Nara Teater.
Juga menjadikan peristiwa teater sebagai pengalaman konsientisasi (penyadaran diri) dalam gaya dan bahasa ungkap keseharian remaja milenial.
Silvester Hurint lebih jauh menjelaskan tokoh atau sosok Herman Johannes yang dikemasnya dalam bentuk teater yang dipentas oleh Nara Teater.
Kata Silvester Hurint, Prof. Ir. Herman Johannes adalah cendekiawan, ilmuwan, guru besar, Menteri Pekerjaan Umum, rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) salah satu universitas terbaik di Indonesia, Koordinator Perguruan Tinggi, dan anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA).
Herman Johannes mempunyai banyak pencapaian yang idealnya mesti jadi panutan, kiblat bagi bagi orang NTT terutama generasi muda. Sikap hidup yang sangat sederhana, kesungguhan berkarya, totalitas, keprihatinan, kegelisahan, keberpihakan moralnya, dedikasi terhadap bangsa dan negara.
Herman Johannes dikagumi banyak orang yang mengenalnya sampai hari ini. Sampai pensiun ia tak punya rumah pribadi karena tak punya cukup uang untuk membangunnya.
Menurut Silvester Hurint, pentas Nara Teater tersebut menampilkan sejumlah peristiwa hidup Prof. Ir. Herman Johannes mulai dari masa kecil di Pulau Rote sebagai pulau terpencil, ramalan dan mimpi Herman Johannes.
Masa pendidikan dimana demi mewujudkan cita-citanya, Prof. Herman Johannes keluar dari zona nyaman, merantau, ketekunan dan keunggulan/prestasi akademiknya, zaman perjuangan, keterlibatannya membela tanah air, kembali ke dunia kampus, sikap ilmiah dan perjalanan, pencapaian serta jasa-jasanya.
“Pementasan teater Herman Johannes berdampak bagi penemuan ideal karakter orang NTT sebagai pejuang yang dibentuk oleh alam yang keras. Melahirkan kebanggaan serta mengobarkan daya juang untuk dengan kemampuan dan solidaritas kolektif bekerjasama dan bekerja bersama-sama membawa NTT keluar dari lingkaran kemiskinan dan ketertinggalan,” katanya.
“Pentas Teater Pahlawan Nasional Herman Johannes didesain sebagai sebuah peristiwa kolektif yang terjadi ruang publik Taman Kota Larantuka. Pentas didesain sebagai sebuah pengalaman kolektif untuk melihat ideal diri kolektif dalam sosok Prof. Ir. Herman Johannes. Perjuangan, dedikasi, kesungguhan, sikap ilmiah diangkat sebagai keutamaan untuk melihat fakta miris ketertinggalan orang NTT hari ini di pelbagai aspek kehidupan,” kata Silvester Hurint.
Kata Silvester Hurint lagi, dengan penemuan identitas/karakteristik ideal orang NTT yang dibentuk oleh kerasnya alam yang terepresentasi dalam diri Herman Johannes, diharapkan, pementasan menjadi pengalaman konsientisasi (penyadaran diri) sehingga lahir rasa bangga, kecintaan dan tekad yang kuat untuk belajar dan bekerja sekeras mungkin membawa NTT keluar dari jerat kemiskinan dan ketertinggalan, katanya.
Tentang Nara Teater
Nara Teater didirikan pada 3 Juni 2016 oleh Silvester Petara Hurit. Nara Teater dibentuk untuk mendorong gairah berteater di Flores Timur. Menjadi wadah tempat para peminat dan pegiat teater bertemu, berdialog serta belajar mengenal, mendalami dan mencintai teater.
Nara Teater mendorong dan membantu anggotanya mengembangkan teater dengan membentuk komunitas/kelompoknya baik di lingkungan sekolah, lingkungan pekerjaan maupun tempat domisilinya serta berkolaborasi dengan kelompok/komunitas/lembaga dalam kerja-kerjakesenian (teater) demi membangun ekosistem kebudayaan di Flores Timur.
Nara Teater konsen pada penggalian biografi dan jati diri cultural dengan menjadikan khazanah, mitologi, mantra/sastra tutur, ritus, nyanyian, gerak/tarian sebagai bahan untuk merancang-bangun pertunjukan.
Proses kreatif dirancang-bangun bersama berdasarkan segala pengalaman tubuh dan keruangan yang dimiliki aktor. Tempat latihannya di pantai, di laut, di kebun, di halaman rumah sebagai upaya penemuan diri sebagai subyek yang meruang. Juga sebagai siasat mengatasi segala keterbatasan.
Pentas Produksi Nara Teater
Sejumlah pentas produksi Nara Teater. Ina Benga (2017) Pentas di Festival Teater Cirebon dan Maumerelogia 1 di Maumere. OMBA-dah (2017) Pentas di Taman Kota dalam Peringatan Hari Narkoba di Larantuka.
Ina Lewo (2018) Pentas di Graha Bhakti Budaya TIM pada PekanTeaterNasional dan di Gedung Koperasi Ankara Lembata. Sade Bero (2020) Pentas (Virtual) Pada Festival Teater Tubuh Nusantara.
Mencari Bung kolaborasi dengan IGI Flores Timur (2022) pentas di Gedung Pembinaan Generasi Muda di Larantuka dan di Teater Arena Wahyu Sihombing TIM Jakarta. Pulang (2013) pada Festival Bale Nagi di Larantuka.
Tonu Wujo (2013) Pentas Kolaborasi dengan Kelompok Musik Fanfare di Larantuka dan Lembata. Gema Ladang (2013) di Black Box PFN pada Pekan Kebudayaan Nasional di Jakarta. *
Penulis : Wentho Eliando
Editor : Wall Abulat