BORONG, FLORESPOS.net-Kisah tentang seorang petani Agus Adil selalu menarik. Tidak saja karena porang, tetapi cintanya pada alam dan lingkungan di padang Lando Lomes, Desa Gunung Baru, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Provinsi NTT.
Pengabdiannya pada alam dan lingkungan tidak diragukan. Buktinya, sebagian besar padang yang dulunya menjadi medan pembakaran untuk berburu rusa, kini menghijau dengan aneka pepohonan.
Kawasan padang Lando Lomes yang menghijau bisa dengan mudah dilihat dari jalur jalan Provinsi Mukun-Mbata-Nonggu, hingga Galong, Mamba, dan bahkan dari kawasan lain dari arah utara Matim.
Ketika bertandang ke kawasan itu, pertengahan Juli lalu, Florespos.net, merasakannya.
Dari kaki bukit terasa sekali suasana sejuk dan segar karena berada dalam hutan baik bambu, pepohonan alamiah hingga kayu lainnya yang sengaja ditanam.
“Saya mulai tanam tahun 2003. Caranya, yang alami dibiarkan terus tumbuh. Yang tidak ada saya tanam,” katanya.
Kayu yang ditanam seperti ara, menii, sengon, dan lain-lain. Tidak hitung cokelat, pisang, pepaya, advokat, mangga, dan lain-lain.
Lahan yang ditanam sekitar 6 ha dan total kayu ditanam sedikitnya 20.000 pohon.
Semua tanaman itu tumbuh bagus sehingga kawasan itu menghijau. Lando Lomes menjadi rumah bagi tanaman itu sendiri, burung, hewan liar, udara sejuk, dan segar.
Dalam perjalanan puluhan tahun ini, dirinya sudah merasakan manfaat. Kali kering sudah mengalirkan air permanen karena sudah ada mata air.
Sedikitnya dua mata air muncul dan mengalirkan air. Dirinya tidak perlu lagi mencari air untuk minum dan pelbagai kebutuhan lain karena alam telah memberikannya.
“Bagi saya sebetulnya bukan soal mata air saja. Paling penting adalah debitnya. Debit besar pasti akan sangat membantu pemenuhan air sawah dan pertanian di kawasan itu,” katanya.
Karena itu, dirinya sekarang berjuang untuk menanam kayu yang bisa menghasilkan air dalam jumlah banyak. Yang sudah ada belum begitu banyak.
Tanaman buah juga diperbanyak. Dengan itu, burung akan dengan mudah mendapatkan makanan. Demikian hewan liar lainnya.
Kalau hutan lain habis dibabat, maka pasti hewan liar dan burung akan lari ke kawasan Lando Lomes. Lando Lomes menjadi rumah bagi makhluk liar.
Kawasan hutan yang ada, demikian pria tak bersekolah tetapi fasih berbahasa Inggris ini, sudah pasti akan dibiarkan menjadi hutan. Tidak boleh dipotong oleh siapapun.
Hutan penting sekali untuk menjaga dunia dari pemanasan iklim global. Karena itu, hutan ini harus tetap lestari untuk kehidupan.
“Dalam permenungan saya, yang membuat saya sehat dan tetap seperti ini karena alam ini. Saya tak pernah sakit. Tidak pernah minum obat,” ujar pria yang pernah ke Jepang untuk belajar ilmu kepemimpinan itu.
Dirinya yakin bahwa alam dan burung-burung yang mendoakannya sehingga sehat. Mungkin juga pohon yang ditanamnya itu yang menjaganya.
Kepada publik, pria yang memiliki anak enam itu meminta untuk menjaga alam dan lingkungan. Alam yang baik menjadi rumah bersama yang aman dan nyaman untuk kehidupan di bumi ini.
Romo Bernard Palus sebelumnya mengatakan, Agus sudah lama sekali hidup di tengah padang Lando Lomes. Usahanya menanam pohon sudah sejak dahulu.
“Hasilnya hutan alami tetap lestari. Kayu yang ditanamnya sudah besar-besar. Salut untuk pengabdiannya pada alam dan lingkungan,” katanya. *
Penulis : Christo Lawudin
Editor : Wentho Eliando