LARANTUKA, FLORESPOS.net-Masyarakat Lewotanah baru saja mengikuti dan menyaksikan digelarnya Debat Perdana Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur periode 2024-2029.
Debat digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) di Gedung Multievent Hall OMK Santa Caecilia Larantuka, Rabu (30/10/2024) malam, juga disiarkan melalui live streaming (siaran langsung).
Debat Perdana dipandu Moderator, Egiet Hapsari mengangkat tema umum “Mewujudkan Transformasi Sosial. Ekonomi, dan Tata Kelola Pemerintahan Menuju Flores Timur yang Maju, Berdaya Saing dan Berkelanjutan”.
Debat perdana ini diikuti empat paslon Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur. Mereka adalah Paslon Y.A.T. Lukman Riberu dan Zakarias Paun (nomor 1), Paslon Antonius Doni Dihen dan Ignasius Boli Uran (nomor 2), Paslon Antonius Hubertus Gege Hadjon dan Matias Werong Enai (nomor 3), dan Paslon Stephanus Ola Demon dan Rofinus Baga (nomor 4).
Sejumlah kalangan, baik secara terbuka maupun melalui media sosial menilai debat Perdana Paslon Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur periode 2024-2029, berjalan cukup baik.
Masing-masing Paslon begitu baik memaparkan visi-misi, dan program-program. Setidaknya, ada ide, gagasan dan strategi ditawarkan dan bakal diimplementasikan Paslon ketika kelak terpilih memimpin Kabupaten Flores Timur selama lima tahun.
Sebut saja, dalam debat tersebut ada tawaran infrastruktur jalan yang titik nol dimulai dari Basira, Desa Patisirawalang, Kecamatan Tanjung Bunga, status jalan nasional di Pulau Solor, penyelesaiaan konflik sosial dan antar masyarakat melalui Lembaga Adat, insentif bagi guru swasta, pengurangan penganguran melalui kewirausahaan orang muda, birokrasi Smart dan Kabupaten Siaga; kesehatan, pendidikan, bencana.
Namun tak sedikit juga kalangan menilai lain. Debat perdana yang diharapkan lahir ide, gagasan dan strategi konkrit masing-masing paslon ini, justru masih jauh panggang dari api–masih seperti diskusi biasa saja.
Masing-masing Paslon belum atau bahkan tidak memberikan atau secara fulgar menawarkan ide-ide, gagasan dan strategi konkrit dan jelas program-program demi mewujudkan transformasi sosial, ekonomi dan tata kelola pemerintahan menuju Flores Timur yang maju, berdaya saing dan berkelanjutan ketika kelak dijalankan.
Misalnya, bagaimana cara dan strategis konkrit yang bakal dilakukan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat yang kini lemah, lesu dan lesu, meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui transformasi sektor perikanan, pertanian, peternakan, pariwisata, dan sektor-sektor lainnya.
Misalnya juga, menata Larantuka sebagai pusat kota dan pusat pemerintahan mulai dari penataan perparkiran agar tidak terlihat semrawut dan lampu jalan agar tidak gelap gulita di malam hari.
Para Paslon dalam memaparkan visi-misi, dan program-program juga hanya cenderung beralasan mengacu dan berpatokan pada kemampuan keuangan daerah—alokasi dana Alokasi Khusus dan Dana Alokasi Umum (DAU).
Salah satu kalangan yang menilai minimnya ide, gagasan dan strategi konkrit itu datang dari Pengamat Sosial Kemasyarakatan dan Pegiat Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Melky Koli Baran. Ia juga membeda satu per satu visi-misi dan program-program yang ditawarkan para Paslon saat debat perdana.
Kata Melky Koli Baran, para paslon Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur masih kurang ide, gagasan dan strategi konkrit. Misalnya, masalah air untuk pertanian yang dihubungkan ke perubahan iklim tetapi kegiatannya adalah perbanyak sumur bor.
“Sumur bor itu perlahan akan menghabiskan deposit air dalan tanah yang tersimpan puluhan bahkan ratusan tahun lamanya. Belum muncul ide baru untuk menambah cadangan air tanah,” katanya.
Lebih lanjut, soal target Indonesia emas 2045 itu salah satunya zero emision. “Ini program pengurangan emisi karbon. Apa yang mesti dilakukan di Kabupaten Flores Timur tidak terlihat saat mereka bicara air, laut, pertanian, penggunaan energi dll.”
Selain itu, tentang Kota Larantuka. Di medsos pernah beredar lontaran tentang garis merah. Garis merah yang dimaksud, adalah rawan bencana banjir.
“Dalam debat tidak ada Paslon yang menyampaikan ide, gagasan dan strategi konkrit membangun Kota Larantuka sebagai kota tangguh bencana,” katanya menambahkan. “Ada yang menyebut Larantuka sebagai smart city. Apa bentuknya? Karena itu yang jadi konsumsi pemilih.”
Menurut Melky Koli Baran, salah satu yang menarik adalah gagasan blue economic dari Story. Tapi model ekonomi biru seperti apa, mesti dikemukakan beserta tantangan dan juga strategi mitigasi tantangan.
Karena yang dikeluhkan oleh nelayan saat ini adalah operasional yang jauh lebih besar dari pendapatan karena kapal mesti berlayar jauh dan belum tentu tangkapan bisa menutupi biaya operasional.
“Berkurangnya ikan adalah sampai perubahan iklim juga karena suhu muka laut cenderung naik. Kalau nelayan dikasih kapal yang semakin besar maka memberi beban operasional yang juga semakin besar.”
Lalu, Breun24 melanjutkan dukungan kewirausahaan bagi orang muda dengan fasilitasi permodalan. Gagasan ini menjadi lanjutan dari Paket Breun sebelumnya.
“Artinya mungkin ada pengalaman baik maupun kurang baik sebelumnya sehingga telah ada smart ide untuk Breun24 termasuk sumber pendanaan, teknik pendampingan dll. Cuma belum terungkap dalam debat ini,” kata Melky Koli Baran.
Sementara Laskar Ribu Ratu, kata Melky Koli Baran, berkomitmen memperbaiki kesejahteraan para guru Swasta. Program yang populer dan akan sangat ditunggu oleh para guru swasta. Namun para guru swasta itu selain bekerja di sekolah-sekolah negeri, tetapi juga di sekolah-sekolah swasta.
“Karena itu mesti jelas, apakah kesejahteraan guru swasta di sekolah swasta ditingkatkan juga. Kedua, belum jelas dalam debat akan seperti apa bentuk intervensi untuk meningkatkan kesejahteraan guru swasta.”
“Apakah gaji guru swasta dinaikkan? Standar apakah yang digunakan untuk naikan gaji guru? Apakah standar UMR kabupaten atau provinsi? Apakah sudah dihitung dan dianalisa dengan cermat berapa guru swasta dan dari mana sumber pembiayaannya?,” kata Melky Koli Baran.
Satu lagi gagasan yang cukup bagus dari Lazkar Ribu Ratu soal kesehatan. LaZkar Ribu Ratu akan meperhatikan rumah sakit dan juga kesejahteraan tenaga kesehatan.
Menurut Melky Koli Baran, ini adalah narasi biasa yang sering dikampanyekan. “Belum ada gebrakan yang berbeda. Misalnya, bagaimana agar jumlah orang sakit berkurang. Jadi menurut saya bukan perbanyak fasilitas kesehatan tapi bagaimana agar kualitas hidup sehat masyarakat itu ditingkatkan.”
Kata Melky Koli Baran, dalam debat tersebut, para Paslon kalau bicara pembiayaan masih seputar DAU dan DAK. PAD kisaran 4 persen dari pagu anggaran setahun.
“Jangan sampai menjadi masalah karena para guru akan menagih janji kampanye yang berakibat mengganggu jalannya pendidikan di sekolah. Hal berikut, semua sekolah swasta punya lembaga pengelola sendiri. Bagaimana strategi mengintegrasikan program ini ke kebijakan setiap lembaga pengelola pendidikan,” katanya.
Lalu konsep Lompatan Jauh Flores Timur dari ADDIBU. Menurut Melky Koli Baran, konsep Lompatan Jauh Flores Timur itu sangat keren. ADDIBU membangun landasan pikir dari indikator-indikator kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi.
Gagasan pendobrak adalah inovasi-inovasi di berbagai sektor yang berbasis pada potensi daerah, yakni pertanian dan kelautan. “Tapi, sangat muluk dan kurang memperlihatkan tantangan-tantangan jika ide lompatan jauh ini dilaksanakan.”
“Cuma mitigasi risiko yang dikemukakan adalah kebijakan. Paket ini paham bahwa inovasi apapun yang dilakukan mesti ada kebijakan payung. Sekali lagi tantangan mesti diperhitungkan, misalnya tantangan perubahan iklim yang sangat berpengaruh pada produktifitas di bagian hulu,” kata Melky Koli Baran.
Meski begitu, Melky Koli Baran mengatakan, sudah ada pemikitan, niat dan kemauan yang tulus dari para Paslon untuk melakukan perubahan-perubahan di Kabupaten Flores Timur.
“Kita berharap debat berikutnya, para Paslon lebih konkrit soal ide, gagasan dan strategi,” pungkas Melky Koli Baran.
Secara umum, Debat Perdana Paslon Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur yang menyajikan visi, misi dan sejumlah program berlangsung biasa-biasa saja.
Pada debat perdana tersebut belum atau bahkan tidak muncul ada ide, gagasan dan strategi yang luar biasa. Belum atau bahkan tidak ada ide, gagasan dan strategi konkrit di luar dari yang biasa.
Lebih tepat, masih miskin ide, gagasan dan strategi konkrit mewujudkan transformasi sosial, ekonomi dan tata kelola pemerintahan menuju Flores Timur yang maju, berdaya saing dan berkelanjutan.
Harapannya, debat kedua/terakhir Paslon Bupati dan Wakil Bupati Flores Timur–menurut jadwal KPU Flores Timur pada 23 November 2024, tidak lagi miskin ide, gagasan dan strategi konkrit.
Sekaligus realisasi ide, gagasan, dan strategi konkrit itu jika kelak dipercayakan rakyat agar Kabupaten Flores Timur mengalami perubahan yang signifikan.
Agar Kabupaten Flores Timur menjadi lebih maju, berdaya saing dan berkelanjutan dengan daerah lain di Indonesia khusus di NTT. Semoga! *
Penulis : Wentho Eliando
Editor : Anton Harus