LARANTUKA, FLORESPOS.net-Tim yang ditugaskan khusus oleh  Direktoral Jenderal  Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Katolik, Kementerian Agama (Kemenag) RI selama 4 hari terhitung sejak Rabu-Sabtu (23-26/4/2024) berkantor di Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) Santo Mikhael Solor di Kabupaten Flores Timur (Flotim), NTT.

Tim Verifikasi Kemenag bertugas sementara di Solor dalam misi proses peningkatan status sekolah swasta menjadi sekolah negeri  SMAK Santo Mikhael Solor.

Tim diketuai Kepala Sub Direktoral Pendidikan Dasar Dirjen Bimas Katolik, Barnabas Ola Baba, S.Ag didampingi 4 staf khusus Dierjen Bimas Kaltolik yakni: Arnoldus Yansen Deku, S.E, M.AK Analisis Pengelolaan Keuangan APBAn Ahli Muda pada Bagian Keuangan Kemenag, Albertus Nugroho Budi Pranoto, S.I.Kom Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Muda pada Subdit Pendidikan Menengah Dirjen Pendidikan Katolik Kemenag, Dea Oktarini, S.E Analisis Mutu Pendidikan pada Subdit Pendidikan Menengah Dirjen Pendidikan Katolik Kemenag, dan Melki Pangaribun, S.Pd Analisis Pengembang Pesrta Didik pada Seksi Ketenagaan dan Kesiswaan Subdit Pendidikan Menengah Kemenag RI.

Pantauan Wartawan Florespos.net pada Rabu (23/4/2024) tim verifikasi dari Larantuka didampingi Kepala Kemenag  Flotim, Yosef Aloysius Bapaputra, S.Fil, M.M dan sejumlah stafnya serta Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Larabtuka, Romo Gabriel Unto da Silva.

Rombongan disambut secara adat di pintu masuk pelabuhan laut Pamakayo oleh pengurus SMAK Santo Mikhael Solor bersama sivitas sekolah tersebut, Pastor Paroki Pamakayo, RD Robertus Lagamanu, Camat Solor Barat, Camat Solor Selatan, Camat Solor Tinur,  tokoh adat dan tokoh masyarakat Desa Pamakayo dan Desa Lewonama, dan sejumlah Kepala Desa di Pulau Solor.

Rombongan setelah beristirahat sesaat di pendodo Pastoran Pamakayo kemudian berkendaraan roda empat dan roda dua menuju lokasi SMAK Santo Mikhael di Nurak  sekitar 1,5 Km arah barat Pastoran.

Tim Kemenag ketika memasuki komplek SMAK Santo Mikhael, di gapura masuk disambut tarian kebesaran Lamaholot “Gedung” (tarian kemenangan perang) oleh kelompok penari siswa sekolah tersebut dan paduan suara lagu Lamaholot oleh para guru.

Tim disambut masuk oleh Plt. Kepala SMAK Santo Mikhael, Basilius Sariama Sogen, S.Fil, l, Bapak Rumah yang juga ketua tim pejuang penegerian sekolah RD. Emanuel Stefanus Buga Hurint yang akrab disapa Romo Bonny (kini sudah sebulan mutasi tugas sebagai Kepala SMAK Fransiskus Asisi Larantuka-Red). Seusai beristirahat sejenak sembari menikmati snack dilanjutkan agenda tatap muka tim dengan para undangan.

Romo Bonny selaku bapak rumah dan tim penangung jawab penegerian SMAK Santo Mikhael dalam sambutan singkatnya penyampaiikan terima kasih atas kedatangan tim visitasi Kemenag RI.

Kehadiran tim katanya untuk proses penegerian SMAK Santo Mikhael yang dinanti-nantikan masyarakat Solor sejak awal operasional sekolah ini tahun 2015.

“SMAK Santo Mikhael Solor hadir sebagai rumah kerahiman dan taman persemaian generasi muda Solor. Pertanyaan kita apakah langkah awal proses penegerian akan terjawab? Kanisah kini terbelah menjadi dua. Mudah-mudahan proses penegerian sebagaimana diharapkan bersama masyarakat Solor menjadi nyata. Saya sampaikan terima kasih atas dukungan kita semua sejak sekolah ini berdiri hingga saat ini menuju pintu penegerian. Bila sendiri kita lemah, bila bersama kita kuat,” pungkas Pastor Bonny yang baru sebulan mutasi ke Larantuka dan terkesan mengumat ketika berkarya pastoral di Paroki Pamakayo, Solor selama 10 tahun.

Martinus Odiama Kein selaku Ketua Badan Penyelenggara SMAK Santo Mikhael Solor dalam sambutannya mengucapkan selamat datang kepada tim verifikasi Kemenag RI. Terima kasih juga dilantunkan kepada semua saja yang telah dengan caranya berpartisipasi menghidupkan sekolah ini.

Odiama pensiunan guru SD itu mengatakan SMAK Mikhael sudah berusia 9 tahun dan masih langgeng hingga sekarang. Niat baik dibangunnya taman persemaian iman ini  untuk mendidik generasi muda yang beriman, bermoral dan cerdas berilmu.

Dia nenegaskann, tidak mengingkari sejarah bahwa Agama Katolik masuk pertama di Indonesia yakni di Pulau Solor. Di atas wadas  ini Tuhan mendirikan gerejanya pertama di Solor. Sejarah “Misi Solor” tak akan lenyap di tanah ini.

Orang Solor lanjut Odiama, hidupnya sangat susah. Orang Solor hidup enggan mati tak mau di atas wadas batu. Iman orang Solor memang hidup dan tetap kuat sepanjang kisah sejarah Misi Solor yang langgeng ini.

Bertolak dari pangkal sejarah Misi Solor pinta Odiama, SMAK Santo Mikhael Solor mesti menjadi sekolah Negeri.

“Kehadiran SMAK tidak melahirkan ilmu tetapi melahirkan nilai-nilai moral yang baik. Sekolah ini menjadi terang dan garam bagi kita. Kementerian Agama juga mesti memikirkan nasib para guru komite (disapa Ayah dan Bunda) yang setia dan tabah mengabdi kendati diberi honor pada awal berdirinya sekolah ini Rp250.000,-/bulan dan perlahan beranjak dari tahun demi tahun kini menjadi  Rp700.000,-/bulan. Honor yang terbilang kecil. Ketika sekolah ini berstatus negeri nanti, para guru (Ayah-Bunda) mesti dihargai pengabdian mereka dengan pengangkatan menjadi guru P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja),” tutupnya.

Camat Solor Barat, Petrus Kewuan dalam sambutan, senada mengharapkan SMAK Mikhael harus dinegerikan. Tim verifikasi Kemenag datang langsung di Solor untuk proses SMAK Santo Mikhael menjadi Sekolah Katolik Negeri.

“Jejak sejarah Misi Solor. Jejak sejarah yang kuat adalah benteng Lohayong peninggalan Bangsa Portugis di abad ke-15. Kita motivasi anak muda Solor harus terus berbangga menjadi orang Solor,” spirit Camat Piter.

Kepala Kemenag Kabupaten Flotin, Yosef Aloysius Bapaputra kesempatan tatap muka menyampaikan, kita sambut kedatangan tim verifikasi dalam rangka penegerian SMAK Santo Mikhael Solor.

“Saya atas nama Kepala Kemenag Provinsi NTT sampaikan selamat datang untuk salurkan, lihat dari dekat kondisi sekolah. Proses sedang berjalan untuk penegerian sekolah ini,” katanya.

Yosef menyatakan, tujuan pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu kita sama-sama membangun pendidikan di tanah air.

Salah satunya SMAK Solor sebagai sekolah yang bergaya Katolik. Karena itu lanjutnya, Kemenag Flotim terus mendukung lahirnya sekolah-sekolah Agama Katolik di Flotim.

“Kemenag Flotim terus mendukung upaya-upaya yang dilakukan dalam proses  penegerian 3 SMAK di Flotim, salah satunya SMAK Santo Mikhael Solor yang tengah berproses. Saya berharap tim visitasi Kemenag RI yang datang hari ini wujudkan harapan masyarakat. Jangan terlalu berlama-lama menjadi SMAK Negeri,” pintanya di hadapan ketua tim visitasi Barnabas Ola Baba dan staf lainnya yang datang jauh-jauh dari Jakarta.

Ketua tim visitasi Barnabas Ola Baba momentum sambutannya memperkenalkan  dirinya bahwa dia putra Lamaholot Flotim, kelahiran Pulau Adonara, titehena, tetangga dekat Pulau Solor.

“Saya dan tim sangat terkesan ketika turun dari atas kapal di pelabuhan Pamakayo. Kami disambut dengan baik. Diberi topi anyaman lontar Solor. Ini sangat terkesan dan berarti. Kehadiran kami di Solor untuk fasilitasi. Mudah-mudahan sekolah ini jadi negeri, tetap kuat, awet. Terima kasih kepada para penari, para penjemput,” ucap Barnabas sarat makna sembari tersenyum. Adakah terang menuju status ‘negeri’ yang diidam-idamkan?

Uskup Larantuka yang diwakili Vikjen Romo Gabriel Unto da Silva dalam peneguhannya menyampaikan terima kasih atas kedatangan tim visitasi penegerian SMAK Santo Mikhael Solor.

“Saya secara pribadi bersukacita untuk hari ini. Terima kasih bahwa hari ini bisa terwujud proses verifikasi sehingga semakin mendekat penegerian SMAK Solor. Sejarah mencatat Misi Solor dan Bahasa Solor. Proses berkas usulan penegerian ke Kemenag sudah berjalan. Ada tertulis, ada faktanya. Hari ini tim hadir lihat dari dekat kondisi sekolahnya. Antara regulasi tertulis dan fakta lapangan harus kita sinkronkan. Ini menjadi dasar negeri. Kita semua berharap cepat penegerian,” tandas penuh harapan Vikjen Gabi da Silva. *

Penulis: Frans Kolong Muda I Editor: Wentho Eliando

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *