ENDE, FLORESPOS.net-Penyakit darah merah (Banana Blood Disease) pada tanaman pisang semakin meluas di wilayah Kabupaten Ende, Provinsi NTT. Penyakit ini sudah meluas ke 16 Kecamatan di Kabupaten Ende.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Ende, Gadir Dean dikonfirmasi Florespos.net, Jumat (26/4/2024) mengatakan penyakit darah yang menyerang pisang di Kabupaten Ende pertama teridentifikasi di Desa Bheramari, Kecamatan Nangapanda.

Hingga April 2024 sudah meluas di 16 Kecamatan di Kabupaten Ende dan paling parah di tiga kecamatan yaitu Maukaro, Nangapanda dan Wewaria.

“Pertama masuk di Ende pada Januari 2024 lalu dan sekarang sudah meluas,” katanya.

Menurut data dari Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) menyebutkan saat ini sekitar ribuan rumpun tanaman pisang yang sudah terserang penyakit darah.

Gadir mengatakan hingga saat ini belum ditemukan obat untuk mengatasi penyakit tersebut. Tindakan yang dilakukan yaitu langkah pengendalian dan pencegahan.

Langkah yang pengendalian dan pencegahan penyakit darah pada pisang yang harus dilakukan yaitu sanitasi lahan pertanaman dan lingkungan sekitar.

Segera memotong jantung pisang setelah bakal buah terakhir terbentuk. Tidak diperbolehkan menggunakan alat pertanian atau alat bantu panen yang berasal dari tanaman pisang yang sakit ke tanaman pisang yang sehat.

Pengasapan dengan menggali lubang selebar tajuk daun dengan kedalaman kurang lebih cm dan memasukan serbuk gergaji atau sekam lalu dibakar. Langkah pencegahan terakhir yang harus dilakukan yaitu eradikasi atau pemusnahan.

Penyebaran penyakit melalui perantara serangga penyerbuk pada bunga atau jantung pisang. Melalui perantara manusia yang menggunakan alat pertanian dan alat bantu terkontaminasi bakteri.

Melalui aliran air yang membawa bakteri dari tanaman pisang yang sakit ke tanaman pisang yang sehat. Melalui bakteri yang memang sudah hidup dan berkembang di dalam tanah atau lahan tersebut.

Saat ini Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende sudah menerjunkan PPL untuk melakukan sosialisasi di petani. *

Penulis: Willy Aran I Editor: Wentho Eliando

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *