Oleh: RD. Donnie Migo
Selasa, 21 November 2023
(Peringatan Wajib Santa Perawan Maria dipersembahkan di Bait Allah)
Saudara-saudariku yang terkasih dalam Kristus,
Pada hari ini kita memperingati Santa Perawan Maria dipersembahkan di Bait Allah. Memang dalam budaya orang Yahudi, anak-anak kecil biasanya dibawa dan dipersembahkan di Bait Allah.
Namun Tradisi peringatan hari dipersembahkannya Santa Perawan Maria di Bait Allah dimulai sejak abad ke-13. Hal ini sebagaimana yang tercatat dalam dokumen yang ditulis oleh Germanus dan Turibius (mereka adalah para patriarkat dari Konstantinopel).
Dikatakan bahwa melalui upacara ini, Santa Perawan Maria dipisahkan dari orang-orang yang dicintainya di dunia ini demi menaati suara Allah sebagaimana dalam Mazmur 44: “Ia melupakan bangsanya dan rumah bapanya.”
Bertolak dari peringatan ini, maka kita sekalian dihantar untuk melihat lebih jauh tentang satu hal yang sangat penting dalam kehidupan Santa Perawan Maria, yakni perjumpaannya dengan Kristus.
Ia menerima kabar gembira, mengandung, melahirkan, mengasuh dan menemani Kristus. Bahkan menemani sampai Kristus wafat di salib.
Kisah perjumpaan selalu membawa kebahagiaan, hari ini kita membaca kisah perjumpaan Tuhan Yesus Kristus dengan Zakheus (Lukas 19:1-10).
Suatu proses yang istimewa bahwa Zahkeus “berusaha” melihat seperti apa rupa Tuhan Yesus walaupun ia sendiri memiliki keterbatasan fisik.
Usahanya ini membuahkan hasil, Tuhan Yesus memutuskan untuk singgah ke rumahnya. Karena penuh dengan sukacita maka terjadilah pertobatan besar di rumah Zahkeus.
Jadi, kisah ini dapat kita lihat dalam tiga bagian; Usaha untuk berjumpa, Perjumpaan dan Pertobatan. Pertanyaannya; bagaimana usaha kita untuk berjumpa dengan Tuhan? Apakah kita mudah menyerah dengan berbagai keterbatasan dan halangan yang kita miliki?
Dalam bacaan dari Kitab Pertama Makabe, kita mendapatkan bagaimana Eleazar menderita demi kemuliaan Tuhan dan demi mewariskan teladan iman yang sejati kepada umat pilihan.
Di sini, kita menemukan bahwa salah satu usaha untuk berjumpa dengan Kristus, yakni berani untuk menderita dan mengambil bagian dalam Jalan Salib Kristus.
Sebab Kristus sendiri berkata: “Barangsiapa ingin mengikuti Aku, ia harus berani menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti Aku.”
Mari kita berusaha untuk berjumpa dengan Kristus, sehingga membawa pertobatan bagi kita dan bagi Gereja. *
RD. Donnie Migo, Imam Keuskupan Maumere, Mahasiswa Global Programs (Missouri School of Journalism) pada University of Missouri, USA