LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Aplikasi Silon salah satu tantangan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) di Pemilihan Umum (Pemilu) nasional dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Tahun 2024.
Dinilai Bawaslu Mabar, aplikasi Silon yang digunakan di Pemilu nasional dan Pilkada 2024 terkesan membatasi ruang gerak dan waktu lembaga wasit Pemilu/Pilkada itu.
Terkait dimaksud, di antaranya pada tahapan pendaftaran bakal calon legislatif setempat 1-14 Mei 2023, Bawaslu Mabar tidak mendapatkan hasil lengkap sehubungan dengan hal itu.
Tantangan yang lain dalam tugas kepengawasan Bawaslu Mabar yakni luas wilayah dangan topografi kurang mendukung. Di antaranya banyak bukit terjal, gunung, lembah ngarai, sungai, dan daratan terpisah-pisah oleh laut.
Sementara pada sisi lain, jumlah personil Bawaslu Mabar terbatas. Komisionernya, hanya 3 orang.
Hal itu terungkap dalam acara Media Gathering di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Mabar, Provinsi NTT, Jumat (19/5/2023).
Acara sehari bertempat di SMK Stella Maris Labuan Bajo itu diselenggarakan Bawaslu Mabar dan menghadirkan tidak sedikit wartawan di Mabar. Hal tersebut guna membagun sinergitas, agar pemilih cerdas terkait kepemiluan.
Publik/masyarakat diedukasi terkait kepemiluan, di antaranya tentang sengketa Pemilu/Pilkada. Salah satu tugas Bawaslu adalah mengedukasi masyarakat guna menekan sengketa, karena salah satu tugas Bawaslu pencegahan demi menekan hal-hal yang tidak diinginkan terkait Pemilu/Pilkada.
Frumentius Ment, Devisi Penanganan, Pelanggaran, Penyelesaian Sengketa (P3S) ketika membuka kegiatan Media Gathering mengatakan, acara dimaksud dilakukan untuk menyamakan persepsi, informasi publik/masyarakat tentang kerja- kerja Bawaslu.
Tanpa media massa, lanjut Menti, kerja-kerja Bawaslu tak maksimal hasilnya. Media massa sarana paling strategis terkait dengan pengawasan Bawaslu. Atas hal itu peran pers sangat diharapkan, karena Bawaslu punya banyak keterbatasan, kendala, tantangan.
Diharapkan media massa bekerja sama dengan Bawaslu untuk mengedukasi masyarakat/publik, mengawal, mengawasi Pemilu/Pilkada 2024. Sehingga pesta demokrasi itu berkualitas, dan hal itu bisa terwujud manakala wajib pilih/masyarakatnya cerdas, ucap Menti.
Silvester Apolos, jajaran Bawaslu setempat asal Kesbangpol Mabar, mengatakan, Pemilu 2024 tampak berbeda dengan sebelumnya, karena pendaftaran Baleg dan hal terkait lain, semua melalu Aplikasi Silon. Kekuatan Bawaslu bersama media massa sangat dibutuhkan sehingga publik tahu kegiatan- kegiatan Bawasalu.
“Repotnya Bawaslu sekarang karena menggunakan Aplikasi Silon. Terkesan regulasi batasi kerja Bawaslu,” ujar Apolos.
Eduardus Ndundu, Komisioner Bawaslu Mabar pada kesempatan itu juga senada, keluhkan kendala dan tantangan Aplikasi Silon.
Kesadaran masyarakat/peserta Pemilu di Mabar minim untuk cek namanya yang sudah ditempel di tempat-tempat umum, akses dan lain-lain sehubungan dengan kepemiluan yang sudah tempel di tempat pengumuman tetapi tidak dilihat. Harap media kabarkan ini, tambah Ndundu.*
Penulis: Andre Durung / Editor: Wentho Eliando