MBAY, FLORESPOS.net-Sejumlah pedagang Pasar Danga, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, NTT mengaku merasa nyaman dan baru nikmati kemerdekaan ketika pasar itu direhab dan ditempati hingga sekarang.

Hal itu disampaikan nenek Veronika Bhedo (80) asal Ndora yang sudah 70-an tahun berjualan di Pasar Danga saat ditemui Florespos.net, Selasa (21/3/2023) siang.

Nenek Veronika mengisahkan, pada tahun 70-an, dia sudah berjualan di Pasar Danga. Saat itu hingga tahun 2019, dia belum memiliki tempat jualan yang baik.

Baru pada tahun 2020, dia mendapat tempat jualan yang sudah disediakan oleh Pemda Nagekeo. Dia hanya mengandalkan tikar plastik untuk alas barang dagangan agar tidak kotor.

“Saya masuk Pasar Danga sejak tahun 70-an setelah pindah dari Aegela. Kami dulu mau jual barang dagang di Pasar Danga harus cari plastik untuk alas jualan dan itu pindah-pindah tempat,” katanya.

Selain alas tikar plastik, pasar dulu sangat kumuh. Yang mana sampah berserakkan dan penataan pasar tidak teratur. Keamanan para penjual tidak nyaman.

Saat hujan harus tinggalkan pasar karena pasti becek sehingga barang dagangan yang dijual tidak akan laku terjual.

“Kita dulu kalau musim hujan yang pasti para pedagang lebih banyak rugi. Karena barang dagangan akan tidak terjual. Mau terjual bagaimana kita punya barang dagang sudah terendam air hujan,” ujarnya.

Pasar Danga

Dikatakan, bahwa semenjak direhab dan tempati pasar yang baru pihaknya seperti telah merdeka. Karena mereka telah mendapatkan tempat jualan yang layak yang sudah di siapkan oleh Pemerintah Kabupaten Nagekeo.

“Sekarang kami jual sudah ada lantai yang sudah disiapkan oleh pemda yang sangat layak. Sementara malam hari kami bisa tidur di sini. Karena sudah ada listrik. Sehingga kami malam hari bisa jual barang dagangan kami,” katanya.

Hal yang sama disampaikan pedagang lain, Katarina Keke (69). Dia mengaku semenjak pindah pasar baru saat ini, merasa sangat nyaman.

“Kami berterima kasih dengan Pemda Nagekeo yang benar-benar memperhatikan pedagang kecil seperti ini. Kalau dulu pak, kami mau dagang di Pasar Danga harus bangun jam 4 pagi. Kalau lewat dari situ kita tidak ada tempat untuk jual. Karena dulu stan terbatas. Kalau kita terlambat jual di tanah,” ujarnya. *

Penulis: Arkadius Togo/Editor: Anton Harus

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *