RUTENG, FLORESPOS.net – Keuskupan Ruteng melalui Komisi Pendidikan dan JPIC berkolaborasi dengan Paroki Lengkong Cepang, Kevikepan Labuan Bajo, Mabar mengadakan kegiatan penguatan karakter dan spiritualitas bagi guru dan tenaga pendidikan.

Kegiatan kolaborasi itu sesuai dengan data dari Ketua Komsos Puspas Keuskupan Ruteng, Rm. Erik Ratu Pr, Senin (20/3/2023), menyebutkan kegiatan dibuka Pastor Paroki Lengkong Cepang, Rm. Ardi Gaut Pr di hadapan ratusan guru dan tenaga kependidikan tingkat TK/PAUD hingga SMA/SMK.

Peserta mendapat banyak pencerahan dan edukasi dari Ketua Komisi Pendidikan, Rm. Frans Nala Pr, dan Ketua JPIC Keuskupan, Rm. Marten Jenarut Pr.

Ketika itu, Rm. Adrianus Gaut Pr, mengatakan, kegiatan yang diadakan sekarang ini sangat penting dalam upaya membangun  penguatan karakter dan spiritualitas bagi semua.

“Tetapi, kali ini khusus untuk para guru dan tenaga kependidikan. Mengapa? Karena guru merupakan pelaku perubahan sosial dan obor bagi masyarakat,” katanya.

Dikatakan, jika mau menjadikan sekolah berkarakter, maka sebagai guru harus memiliki karakter yang baik. Sebab para guru menjadi model atau teladan bagi anak-anak.

Menurutnya, kegiatan ini akan menjadi agenda rutin tahunan di Paroki Lengkong Cepang. Hal itu maksudnya agar kalangan pendidikan bisa memperhatikan upaya membangun karaker dan spiritualitas diri dan peserta didik.

Sedangkan pemateri Rm. Frans Nala Pr, mengatakan, arah dasar dari pastoral pendidikan di Keuskupan Ruteng adalah pembentukan pribadi yang utuh, manusiawi, dan beriman/berkarakter kristiani.

“Supaya hal itu terwujud, maka perlu dibangun ekosistem sekolah yang baik, kondusif, dan berkarakter,” katanya.

Untuk itu, demikian Rm. Frans Nala, semua perlu belajar dari sekolah kemuridan Yesus. Ia memanggil dan membentuk para murid-Nya sebagai communio dalam semangat persaudaraan.

Pedagogi yang dikembangkan Yesus amat konkret. Ia mengajar dengan perbuatan, dan itulah yang menjadikan Yesus sebagai pengajar yang berwibawa dan berintegritas.

Yesus juga, lanjut Rm. Frans, mengenal para murid-Nya secara pribadi dan mengetahui kebutuhan mereka masing-masing. Sang Guru Agung inilah yang menjadi model dan inspirasi bagi para guru dalam mewujudkan sekolah sebagai komunitas peradaban.

Saat itu, Kepala SDN Wae Togo, Aleksius Jehadut mengapresiasi kegiatan yang baru pertama kali dibuat di paroki ini. Apa yang diadakan motivasi para guru agar menjalankan tugas dengan semangat pelayanan dan pengabdian.

“Kami berharap, kegiatan ini terus dilanjutkan dan  cakupannya lebih luas, yakni umat. Karena soal karakter jadi perhatian dan keprihatinan semua orang. Bukan hanya para guru di sekolah, tetapi juga keluarga-keluarga dan masyarakat,”katanya. *

Penulis:Christo Lawudin/Editor:Anton Harus

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *