RUTENG, FLORESPOS.net – Demi efektivitas dan bisa mengendalikan harga beras, Pemkab Matim akan menerapkan pola baru dalam operasi pasar, yakni akan melibatkan BumDes
Kepada wartawan di Ruteng, Rabu (15/3/2023), Sekda Matim, Boni Hasudungan mengatakan, pihaknya datang ke Ruteng untuk berdiskusi dan berkoordinasi dengan Bulog dalam urusan operasi pasar, terutama beras.
“Operasi pasar di Matim sudah dilaksanakan sejak akhir Februari lalu. Tetapi, hasilnya kurang signifikan dalam menekan harga beras,” katanya.
Soal itu, demikian Sekda Boni, Pemkab Matim mempunyai solusi baru, yakni dalam operasi pasar ke depan akan melibatkan BumDes. Dengan itu, beras Bulog bisa masuk ke desa-desa.
Dikatakan, kalau beras masuk merata ke desa-desa, maka otomatis stok pada masyarakat tersedia cukup. Dengan itu, otomatis juga harga akan turun. Hargapun bisa dikendalikan.
Menurutnya, operasi pasar di Matim telah dilakukan sejak akhir Februari. Tetapi, hasilnya kurang signifikan dalam mengendalikan harga dengan kisaran Rp14.000-Rp 16.000 per kilogramnya.
Sekda Boni mengatakan, selama ini titik operasi pasar tidak banyak sehingga peredaran beras juga tidak menyebar rata di desa-desa. BumDes atau KUD dilibatkan agar titik operasi pasar bertambah banyak dan beras menyebar ke banyak desa. Kerja ini dipastikan akan lebih efektif untuk mengendalikan harga, terutama beras.
Untuk harga, lanjut Sekda Boni, BumDes harus mengikuti ketentuan pemerintah. Harga tidak boleh melampaui harga eceran tertinggi (HET) seperti yang dilakukan Bulog selama ini.
Sedangkan Kabulog Ruteng, Muthain Muhammadong menyampaikan apresiasi dengan intensnya koordinasi baik dengan Pemkab Matim maupun Manggarai dalam mengatasi masalah harga beras dalam masyarakat selama ini.
“Dari Matim, sebelumnya dengan Wabup dan saat ini dengan Sekda. Banyak hal yang didiskusikan agar operasi pasar jalan lancar,” katanya.
Ditanya tentang apakah pola baru yang diminta Pemkab Matim telah disetujui atau tidak, Kabulog Muthain menjelaskan, hal itu sedang dalam proses. Karena itu, semua menunggu saja seperti apa pelaksanaannya nanti. *
Penulis: Christo Lawudin/Editor:Anton Harus