RUTENG, FLORESPOS.net-Kekurangan stok beras pada Perum Bulog Ruteng yang membawai Manggarai dan Matim sudah mulai terisi belakangan ini. Beras dari Jawa Timur sudah mulai masuk ke Bulog Ruteng.
Kepada wartawan di Ruteng, Rabu (15/3/2023) usai menerima Sekda Matim Bony Hasudungan, Kabulog Ruteng, Muthain Muhammdong mengatakan, stok memang sudah ada, tetapi belum nyaman di tengah tingginya permintaan operasi pasar di Manggarai dan Matim belakangan ini.
“Kita baru terima 88 ton beras dari Jawa Timur. Tidak lama lagi, akan tiba 170 ton di Pelabuhan Kedindi Reo,” katanya.
Dikatakan, jadwal kapal yang membawa beras akhir pekan ini. Tetapi, apakah tiba sesuai dengan skedul, hal itu yang tidak bisa dipastikan. Karena semua tahu, situasi cuaca yang belum bagus sampai sekarang ini.
Menurutnya, kondisi terkini beras yang masih ada di gudang sebanyak 74 ton. Jumlah ini akan cepat habis juga bila permintaan masif operasi pasar dari dua kabupaten. Stok yang ada diperkirakan bertahan dua minggu saja.
Permintaan operasi pasar, demikian Kabulog Muthain, masih tinggi dari dua kabupaten. Pelayananan tetap dan terus dilakukan dalam koordinasi tingkat tinggi dengan Pemkab dua kabupaten cq. Dinas Perdagangan. Titik penjualan diatur instansi terkait itu.
Dalam situasi sekarang, lanjut Kabulog Muthain, pihaknya terus berkoordinasi Dinas Perdagangan dua kabupaten. Termasuk sekarang ini, koordinasi Pemkab Matim melalui Sekda bersama unsur terkait dalam melaksanakan operasi pasar yang lebih baik lagi.
Sebelumnya Sekda Matim, Bony Hasudungan mengatakan, apresiasi ke Bulog karena telah melaksanakan operasi pasar di Matim dalam upaya menjawabi kebutuhan riil masyarakat, terutama beras.
“Operasi pasar sudah jalan bagus. Tetapi, kita perlu diskusi yang lebih baik lagi agar operasi pasar ini lebih efektif sampai ke pelosok desa,” katanya.
Yang mengalami krisis beras, jelas Sekda Bony Hasudungan, tidak saja di kota, juga di desa-desa. Harga naik sampai Rp 16.000 per kilogram beras juga terasa di mana-mana. Maka diperlukan cara terbaik agar operasi pasar bisa sampai juga di desa-desa.*
Penulis: Christo Lawudin / Editor: Wentho Eliando