MAUMERE, FLORESPOS.net-Umat lintas agama di Kabupaten Sikka, NTT melayat jenazah Romo Yakobus Soba yang disemayamkan di Gereja Santo Yosef Maumere, Kamis (2/3/2023).

Pantauan media ini, jenazah tiba di halaman Gereja Katedral Santo Yosef dari perjalanan darat rute panjang Labuan Bajo-Ruteng-Reworeke Keuskupan Agung Ende, Paroki Lekebai, Keuskupan Maumere.

Setiba di Gereja Katedral Maumere, Kamis pagi, diterima oleh para pastor, elemen umat, termasuk aksi spontanitas pribadi dari sejumlah umat yang beragama Kristen Katolik, dan umat beragama Islam.

Tampak di antara massa Direktur Puspas Keuskupan Maumere RD. John Eo Towa, RD. Antonius Marthoni Tangi, RD. Silvester, Ketua Matridis Keuskupan Maumere, RP. Dr. Inosensius Ruben Hetu, CJD; dan sejumlah pastor dari pelbagai tarekat dan kongregasi dan imam diosesan.

Sebelum misa requiem yang dipimpin Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu dimulai pukul 10.00 Wita, sidang duka dari pelbagai lintas agama diberikan kesempatan untuk melayat di depan peti jenazah almarhum yang disemayamkan di depan altar Gereja Katedral Santo Yosef Maumere.

Ahmad, salah seorang warga Kelurahan Beru, Kecamatan Alok Timur yang ditemui di halaman Gereja Katedral mengaku, ia meluangkan waktu melayat jenazah Romo Yakobus karena ketika menjadi Pastor Paroki Santo Thomas Morus selalu membina hubungan baik dengan semua umat lintas agama.

“Romo selalu menunjukkan sikap bersahabat dan bersaudara dalam kehidupan sehari-hari. Ia membina hubungan baik dengan keluarga kami,” kata Ahmad.

Pengakuan serupa disampaikan Paul, salah seorang umat Kristen Protestan yang berdomisili di Kelurahan Kota Baru Maumere.

Uskup Maumere Mgr. Edwaldus Martinus Sedu memimpin Misa Requem dimulai pukul 10.00 Wita

Ia mengaku, kehadiran Romo Yakobus Soba saat menjadi Pastor Paroki Santo Thomas Morus selalu membina kerukunan di antara umat beragama.

“Sosok Romo Yakobus Soba adalah sosok imam yang mendepankan toleransi. Karena itu, saya bersyukur bisa hadir dan melayat jenazah almarhum sebelum disemayamkan di tempat peristiratan terakhir,” kata Paul.

Misa Dipimpi Uskup Maumere

Direktur Puspas Keuskupan Maumere, RD. John Eo Towa di sela-sela menerima jenazah Romo Yakobus Soba menjelaskan, misa requiem Romo Yakobus Soba dipimpin Uskup Maumere pada pukul 10.00 Wita.

“Bapak Uskup memimpin misa dan akan dihadiri umat, para pastor dan suster dari pelbagai tarekat dan kongregasi,” kata Romo John Eo Towa.

Vikep Labuan Bajo Jemput Jenazah di Bandara Komodo

Sementara Sekretaris Uskup Maumere RD. Ephyvanus Markus Nale Rimo yang dihubungi ke Labuan Bajo, Rabu pagi menjelaskan, ia bersama Vikep Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng RD. Rikard Manggu menjemput jenazah di Bandara Komodo.

“Saya dan Vikep Labuan Bajo serta sejumlah umat Katolik Keuskupan Ruteng ikut menyambut jenazah Romo Yakobus di Bandara Komodo,” kata Romo Ephy.

Setelah itu, lanjut Romo Ephy, jenazah Romo Yakobus langsung diberangkatkan melalui jalan darat Labuan Bajo-Maumere.

“Dalam agenda yang telah kami tetapkan, jenazah Romo Yakobus setiba di Ende disambut keluarga dan umat Paroki Reworeke. Keluarga dan umat menunggu kedatangan jenazah karena Romo Yakobus berasal dari Reworeke,” katanya.

“Saya sudah kontak dengan Pastor Paroki Reworeke dan telah menginformasikan terkait penyambutan jenazah oleh keluarga dan umat Paroki Reworeke,” kata RD. Ephy, seraya menambahkan pihaknya juga telah mendapatkan informasi bahwa keluarga dari Reworeke akan mengantar jenazah Romo Yakobus hingga ke Gereja Katedral Santo Yosef Maumere.

Romo Ephy juga menginformasikan, sesuai jadwal, jenazah RD Yakobus juga akan disemayamkan di Gereja Paroki Lekebai, tempat di mana Romo Yakobus berkarya terakhir.

“Dalam agenda, jenazah akan disemayamkan di Gereja Lekebai sebelum meneruskan perjalanan ke Maumere. Pastor Paroki dan umat Katolik Lekebai siap menyambut jenazah,” katanya.

Jenasah RD Yakobus Soba di Paroki Lekebai

Menurut Romo Ephy, soal waktu tiba dan waktu penyambutan dan atau doa di Gereja Paroki Reworeke dan Gereja Paroki Lekebai akan disesuaikan kondisi perjalanan di saat musim hujan, dan kemungkinan ada hal-hal bisa saja terjadi dalam perjalanan.

“Yang Mulia Bapak Uskup Maumere sudah menginformasikan kepada kami bahwa kalau jenazah almarhum tiba jauh/tengah malam, maka disarankan agar jenazahnya disemayamkan di Gereja Lekebai hingga pagi. Jenazah baru akan diberangkatkan dari Lekebai pada Kamis pagi,” kata Romo Ephy.

Imam yang Memiliki Feeling Pastoral Mumpuni

Uskup Keuskupan Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu dimintai tanggapan terkait sosok almarhum RD. Yakobus Soba mengaku ia (uskup. Red) baik di saat sebagai pastor rekan saat beliau menjadi Pastor Paroki Santo Yosef Maumere, maupun sebagai rekan imam dan Uskup dalam beberapa tahun terakhir melihat sosok almarhum dikenal sebagai imam/pastor paroki yang memiliki feeling pastoral mumpuni dalam mendekatkan pelayanan kepada umat dengan membuka sejumlah stasi yang kemudian menjadi paroki-paroki baru.

“Kami sangat berduka atas kehilangan imam  senior yang visioner yang memiliki feeling pastoral yang mumpuni dalam mendekatkan pelayanan kepada umat yang kemudian menjadi paroki-paroki baru,” kata Uskup Ewald yang dihubungi, Selasa (28/2/2023).

Uskup Ewald menyebut beberapa inovasi yang dilakukan Romo Yakobus Soba dalam mendekatkan pelayanan kepada umat di antaraya dengan membuka sejumlah stasi yang kemudian menjadi paroki.

“Semisal sebagai pastor Paroki Santo Yosef Maumere  tahun 1990-1995, Romo Yakobus  membuka Nangahure  jadi stasi  dan didirikan Gereja Kecil  kemudian menjadi paroki, demikian juga membuka stasi Misir dan kemudian menjadi paroki,” kata Uskup Ewald.

Terobosan yang sama, lanjut Uskup Ewald,  dilakukan Romo Yakobus ketika menjadi Pastor Paroki Santo Thomas Morus tahun 2001-2011, beliau membuka Stasi Santo Stefanus  Brai dan Stasi Santo Gabriel Waioti.

“Waioti kemudian menjadi Paroki,” katanya.

Saat menjadi  Pastor Lekebai, lanjut Uskup Ewald, Romo Yakonus juga menggagas Kisa–Manukako menjadi Stasi dan kini menjadi Kuasi Paroki.

“Beliau juga membantu sekian banyak anak dari keluarga-keluarga sederhana untuk memperoleh pendidikan yang baik hingga ke Perguruan Tinggi, juga mendorong umat berusaha dalam bidang ekonomi/UMKM,” kata Uskup Ewald.

Uskup Ewald menambahkan Romo Yakobus Soba dalam menjalankan tugasnya sebagai imam/pastor paroki dikenal sebagai sosok imam yang tegas dalam prinsip dan karenanya sering tidak sejalan dengan sesama juga dengan teman-teman pastor.

Misa Requem di Gereja Katedral St Yosef Maumere

“Tapi sebenarnya beliau itu orang baik yang mau agar orang lain berkembang khususnya para pastor rekan.Saya pernah menjadi pastor rekannya di Paroki Santo Yosef Maumere tahun 1991-1993, sebelum menjadi Keuskupan Maumere dan tahun 1995. Saya menggantikan beliau sebagai pastor Paroki,” kata Uskup.

Pengakuan serupa disampaikan Pastor Paroki Santo Thomas Morus Maumere RD. Laurens Noi; Ketua  Biro Komsos Keuskupan Maumere, RD. Polykarpus Sola; dan Kepala SMAS Katolik John Paul II Maumere RD. Fidelis Dua.

Di mata Romo Laurens, Romo Poly, dan Romo Fidel sosok Romo Yakobus Soba merupakan pribadi imam panutan dalam segala hal yang ditandai sikapnya yang tegas, prinsipiil, memilik feeling pastoral untuk pemetaan pengembangan stasi dan gereja, selalu berpihak pada orang miskin, selalu memajukan ekonomi umat, dan menawarkan opsi pendidikan tinggi dengan menolong banyak orang untuk melanjutkan pendidikan entah mengikuti pendidikan di Maumere maupun disekolahkan di Jogya.

“Romo Yakobus memilili indra plus. Lihat saja bagaimana ia bermimpi tentang stasi  dan paroki. Ia memilii feeling pastoral, misalnya pemetaan keuskupan, berorientasi pada orang miskin, selalu berpihak pada orang-orang sederhana misalnya di Kuwu, ia membangun kapela dengan jual moke,” katanya.

“Bahkan Romo Yakobus sendiri bantu jual moke kepada kalangan para imam saat rekoleksi bulanan. Uangnya digunakan untuk bangun kapela Kuwu.Ini sosok imam yang luar biasa,” kata Romo Laurens.

Sedangkan RD. Fidelis Dua mengaku ia saat masih imam muda pernah bertugas sebagai pastor rekan di Paroki Thomas Morus, di bawah bimbingan Pastor Paroki RD. Yakobus Soba pada tahun 2004-2007.

“Kesan awal saya saat itu, Romo Kobus agak serem. Tapi, ketiga hidup bersama ternyata Romo Kobus sangat baik, prinsip dan kritis,” kata Romo Fidel.

Romo Fidel juga mengaku sisi lain RD. Kobus yang selalu mendukung penuh setiap inovasi, segala inisiatif dan kreativitas siapa saja yang bisa menginspirasi banyak orang.

“Romo Kobus sangat mendukung segala inisiatif dan kreativitas saya sebagai imam muda saat itu,” kata RD. Fidelis.

Hal serupa disampaikan RD. Polykarpus Sola. Romo Poly mengaku ia belajar banyak dari Romo Kobus ketika ia menjalankan praktik diakonat di Paroki Santo Thomas Morus tahun 2002.

“Romo Kobus saat itu memberikan perhatian penuh mendampingi saya. Saya selalu diingatkan untuk menyiapkan diri secara baik menjelang tahbisan imam, termasuk tidak melakukan perbuatan berisiko seperti mengendarai kendaraan roda dua/sepeda motor untuk mencegah terjadinya kecelakaan menjelang momen berahmat tahbisan,” katanya.

“Ini merupakan perhatian luar biasa dari Romo Kobus terhadap saya sebagai diakon saat itu,” kata Romo Poly.*

Penulis: Wall Abulat / Editor: Wentho Eliando

 

Sekilas Profil Romo Yakobus Soba

Romo Yakobus Soba lahir di Ende 20 Agustus 1958.

Pendidikan

= SDK Reworeke 1966-1972

= SMP Seminari Mataloko 19773-1975

= SMA Seminari Mataloko 1975-1979

= PTPM Santa Ursula Ende 1979-1980

= Tahun Orientasi Rohani (TOR) Ritapiret 1980-1981

= Studi Filsafat di STFK Ledalero 1981-1984

= Studi Teologi di STFK Ledalero 1985-1987

= Ditahbiskan menjadi imam  29 Juni 1988.

Pengalam Kerja

= Pastor Rekan di Paroki Santo Yosef Maumere 1988-1990

= Pastor Paroki Santo Yosef Maumere 1990-1995

= Pastor Paroki Nita 1995-1999

= Kursus di Dublin dan di Nemi tahun 2000

= Pastor Paroki Santo Thomas Morus Mauere 2001-2011

= Pastor Rekan Paroki Lekebai 2011-2013

= Pastor Paroki Lekebai 2013-2020

= Pastor Rekan Paroki Lekebai 2020-wafat

= Meninggal di Denpasar, Bali 27 Februari 2023

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *