RUTENG, FLORESPOS.net – Tidak bisa dilaksanakan begitu saja kegiatan belajar mengajar (KBM) baru tanpa persiapan sarana prasarana dan fasilitas memadai di sekolah. Untuk bisa jalan, SMA Bina Kusuma Ruteng, Manggarai, NTT mutlak disiapkan prasarana yang baik agar KBM bisa diterapkan sesuai dengan kebijakan terbaru.
Kepala SMA Swasta Bina Kusuma Ruteng, Gregorius Daivan Bot yang dihubungi wartawan, Selasa (28/2/2023) mengatakan, apa yang terjadi itu akan mengubah semua yang telah dilakukan sejak lama di sekolah-sekolah. Karena sistem baru, maka perlu disiapkan secara baik dan benar agar KBM tidak terganggu.
“Kita ubah semuanya. Sarana prasarana dan fasilitas di sekolah juga harus disiapkan secara baik,” katanya.
Dikatakan, persiapan itu di antaranya penerangan yang baik di sekolah karena jam lima pagi suasananya masih gelap. Pengadaan penerangan baik dan standar dengan jumlah rombongan belajar banyak tentu tidak mudah.
Menurutnya, itu soal penerangan. Belum lagi yang lain yang harus ada di sekolah ketika jam KBM mulai jam lima pagi. Untuk persiapan ini tentu tidak saja guru-guru, dan siswa, juga orang tua.
Untuk itu, lanjut Kasek Daivan Bot, perlu sosialisasi kepada orang tua. Karena ada konsekuensi-konsekuensi dari perubahan jam mulainya KBM itu. Orang tua harus tahu baik tentang maksud dan tujuan dari perubahan itu.
Kasek Daivan Bot mengatakan, dalam konteks kebijakan baru, hingga sekarang belum ada sosialisasi Pemprov NTT cq. Dinas Pendidikan ke sekolah. Pemberitahuan resmi juga belum ada. Infonya baru sebatas yang dibaca pada media sosial.
Sebelumnya, Kepala SMK Swasta Kesehatan Indonesia Timur, Agustinus Agen mengatakan, jika mau mengadopsi pendidikan ala seminaris, maka harus disiapkan fasilitas asrama dalam sekolah. Dengan itu, semuanya mudah diatur dan dilaksanakan.
“Sekolah harus punya asrama. Hanya dengan cara ini, KBM bisa diatur atau bisa disesuaikan dengan kebijakan yang baru. Siapkan ini dulu seperti di seminari-seminari,” katanya. *
Penulis:Christo Lawudin/Editor:Anton Harus
