MAUMERE, FLORESPOS.net-Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sikka, Yosef Karmianto Eri mengatakan ruas jalan dari Bendungan Napun Gete menuju Desa Pruda di Kecamatan Waiblama, dalam kondisi rusak berat.
Jalan strategis nasional Bendungan Napun Gete itu mesti menjadi prioritas kerja Pemerintah Daerah (Pemda) Sikka diperbaikan pada tahun 2023 atau paling lambat tahun anggaran 2024.
“Beberapa hari lalu, saya ke Pruda. Kondisi jalan di wilayah Pruda rusak berat. Badan jalan sudah jadi jalur air. Sudah tidak layak lagi. Kondisi ini tidak bisa dibiarkan, karenanya mesti jadi prioritas diperbaiki,” kata Yosef Karmianto Eri kepada Florespos.net di Maumere, Jumat (17/2/2023).
Menurut Manto Eri, demikian Yosef Karmianto Eri, ruas jalan strategis nasional Bendungan Napun Gete ini rusak berat mulai dari pertigaan Bendungan Napun Gete hingga Pruda dan Watu Moning.
Manto Eri mengusulkan, Pemda Sikka melalui Bupati, Dinas PUPR dan Bappeda memasukan ruas jalan itu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2023 untuk pelaksanaan tahun anggaran 2024.
“Tahun (2023, Red) ini harus jadi prioritas masuk RKPD sehingga dikerjakan pada tahun anggaran 2024. Bupati, Dinas PUPR dan Bappeda mesti ke lokasi dan melihat langsung kondisi jalan di wilayah itu,” katanya.
Selain jalan, kata dia, Pemkab juga mesti sekaligus membangun drainase dan talup penahan tebing sehingga badan jalan bisa bertahan lebih lama dan bisa menahan jika terjadi longsor di sepanjang ruas jalan tersebut.
“Bagaimana kita omong soal kesejahteraan dan kesehatan, kalau kondisi jalan seperti itu. Napun Gete sampai Pruda termasuk dalam jalan strategis nasional, Bendungan Napun Gete mesti jadi prioritas kita perbaiki,” tutup Manto Eri.
Jalan Perlintasan 5 Desa
Ruas jalan dari Bendungan Napun Gete-Pruda sepanjang 15 kilometer memang sudah dalam kondisi rusak berat.
Jalan itu merupakan penghubung dan perlintasan Desa Werang, Desa Natarmage, Desa Pruda, Desa Watu Moning, termasuk Desa Tanarawa, pusat Kecamatan Waiblama.
Sebagaimana disaksikan Florespos.net, November 2022, ruas jalan itu beraspal hotmix dan semenisasi dari pertigaan Trans Flores Maumere-Larantuka, di Nangahale, Kecamatan Talibura menuju Bendungan Napun Gete.
Selebihnya, mulai pertigaan Kantor PLN Unit Waiblama di Desa Werang menuju Pruda rusak berat. Sebagian besar aspal badan jalan sudah terkelupas. Bebatuan dan kerikil berserakan. Sebagian lagi hanya berupa jalan tanah.
Sepanjang ruas jalan ini juga merupakan akses wilayah pantai selatan perbatasan antara Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur (Flotim).
Frans Juking, tokoh masyarakat Desa Pruda kepada Florespos.net, Rabu (2/11/2022) lalu, di Pruda mengaku, setiap hari mobilitas angkutan umum, sepeda motor, ojek, dan masyarakat dari dan ke Desa Pruda sangat tinggi.
“Setiap hari mobilitas angkutan umum dan masyarakat di ruas jalan sepanjang 15 kilometer ini sangat tinggi. Ruas jalan ini bisa sampai perbatasan Sikka-Flotim di bagian pantai selatan,” ungkapnya.
Keluar-Masuk Hasil Komoditas
Selain itu, kata Gito, begitu Frans Juking biasa disapa, ruas jalan utama ini, juga merupakan akses keluar masuk angkutan hasil ikan dan komoditas perdagangan dari Desa Pantai Oa, Desa Hewa, Desa Ojandeng di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flotim.
Gito mengatakan, masyarakat Desa Pruda dan beberapa desa lain sudah sangat lama merasakan kondisi jalan rusak berat tersebut.
Soal ini, menurutnya, masyarakat sudah sampaikan melalui forum-forum resmi, pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, pemerintah pusat, pejabat dan politisi, tetapi belum ada perhatian.
Selaku tokoh masyarakat, Gito meminta perhatian Pemkab, Provinsi dan Pemerintah Pusat. Bentuk perhatiannya, kata dia membangun ruas jalan utama sepanjang 15 kilometer dari Bendungan Napun Gete-Desa Pruda.
“Jalan di Desa Pruda dan beberapa desa lain di Kecamatan Waiblama juga bagian dari pembangunan strategis nasional Bendungan Napun Gete. Kita minta pemerintah perbaiki kondisi jalan di wilayah ini,” katanya.*
Penulis: Wentho Eliando / Editor: Anton Harus