MBAY, FLORESPOS.net – Belakangan ini kita sering mendengar tentang Stunting dan sering dibicarakan oleh ibu-ibu yang memiliki anak balita. Stunting dan pendek memang sama-sama menghasilkan tubuh yang tidak terlalu tinggi. Namun stunting dan pendek adalah kondisi yang berbeda sehingga membutuhkan penanganan yang tidak sama. Singkatnya stunting adalah pendek namun pendek belum tentu stunting.

Stunting pada anak memang harus menjadi perhatian dan diwaspadai. Kondisi ini dapat menandakan bahwa nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik. Jika dibiarkan tanpa penanganan, stunting bisa menimbulkan dampak jangka panjang kepada anak. Anak tidak hanya mengalami hambatan pertumbuhan fisik, tapi nutrisi yang tidak mencukupi juga memengaruhi kekuatan daya tahan tubuh hingga perkembangan otak anak.

Stunting menjadi perhatian khusus yang harus terus diperangi sejak dini hingga serendah mungkin ditekan jumlahnya dengan senantiasa memperhatikan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat.

“Perhatikan anak keturunan kita, remaja, Ibu hamil, ibu menyusui. Saat ini untuk di Provinsi NTT kita stunting yang paling rendah. Kita tekan dibawah 5 bahkan jadi 1 serendah mungkin,” Pesan Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do, saat meresmikan Kantor Kelurahan Nagesepadhi, Jumat (27/1/2023).

Lanjut Bupati Don, dalam pola asuh anak sejak usia dini, para orang tua agar tidak hanya memperhatikan kesehatan otak dan fisik, akan tetapi harus diimbangi dengan perilaku (tatakrama) anak mulai dari dalam rumah.

“Anak yang otaknya bagus ototnya juga bagus dan atenya (hati) juga bagus, harus sejalan ote (otak) ate (hati) dan ototnya,” pesan Bupati Don.

Selain stunting, Bupati mengingatkan akan persoalan sosial masyarakat yang mana saat ini mayoritas masyarakat masuk dalam jebakan hutang (dept trap) yang berkepanjangan.

Kemudian, persoalan lain yang juga menjadi perhatian pemerintah adalah fenomena gadai lahan dan gadai tanam tumbuh yang menjamur di kalangan petani.

Dengan adanya persoalan ini, kata Bupati Don, pemerintah bertanggung jawab terhadap kehidupan masyarakat. Salah satunya yang menjadi fokus perhatian adalah tingkat SDM nya.

“Saat ini banyak petani yang merelakan lahannya dikelola orang lain. Bahkan sampai di gadaikan. Sebetulnya dia tidak bisa mengelola, tata kelolanya gagal dan yang paling bertanggung jawab itu pemerintah. Kita gagal kalau sampai ada petani yang sampai gadai lahannya itu artinya dia gagal mengelola pertanian dan itu juga terjadi sampai di irigasi desa,”  kata Bupati Don Bosco.

Sedangkan Romo Paulus dalam kotbah singkatnya mengatakan gedung kantor kelurahan sebagai suatu tempat dimana seluruh urusan penyelenggaraan pemerintahan dan kepentingan rakyat dikelola.

“Tempat ini bukan suatu kebetulan untuk dibuat lebih tinggi supaya gedung ini  menjadi tempat terselenggaranya pelayanan yang berkualitas dan bermutu,” pesan Romo Paulus.

Romo mengajak seluruh masyarakat untuk membangun kehidupan yang lebih baik dengan  sebuah peradaban baru, menjadi garam dan terang sehingga membuat kehidupan berjalan dengan baik.

“Kita berdoa supaya para penyelenggara pelayanan publik diharapkan menjadi orang orang yang transparan, berintegritas dan akuntabilitas,” harap Romo Polus.

Sementara itu, Antonius Adjo sebagai ketua panitia pembangunan menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Nagekeo yang telah mengalokasikan anggaran untuk pembangunan Gedung Kantor Kelurahan Nagesapadhi demi pelayanan yang lebih baik.*

Penulis:Arkadius Togo/Editor:Anton Harus

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *