LABUAN BAJO, FLORESPOS.net – Produksi padi Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggara Timur  (NTT) bakal menurun karena sejumlah sebab. Di antaranya serangan hama dan penyakit.

Hama paling mengganas dan menakutkan yang menyerang tanaman padi sawah di Mabar belakangan di antaranya WBC (Wereng Batang Cokelat). Hama ini sulit diberantas dan menyerang tanaman padi tak kenal umur.

Salah satu areaL persawahan di Mabar yang produksinya bakal turun yakni di daerah irigasi Lembor, khususnya di Daleng. Dari 121 hektare (ha) luas tanam di Daleng, 80 ha di antaranya terserang WBC, dan 0,5 ha puso. Serangan WBC di area ini masih tingkat sedang tetapi sudah kategori kejadian luar biasa (KLB).

“Walau padi Daleng itu sudah diatasi, dan serangan masih tingkat sedang, tapi produksi padinya pasti bakal menurun,” ujar Vitalis Anselmus Syukur, Koordinator POPT-PHP Petugas/Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman/Pengamat  Hama dan Penyakit Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Mabar.

Ia ungkapkan itu menanggapi Florespos.Net di Kantor Dinas TPHP Mabar baru-baru ini di Labuan Bajo, terkait serangan hama dan penyakit terhadap tanaman padi, jagung dan lain-lain di kabupaten ujung barat Flores tersebut.

Jajaran Dinas TPHP Mabar yang juga hadir saat itu yakni Idil Lar (Sekretaris DTPHP), Fransiskus S.Juru (Kepala Bidang Penyuluhan dan ProteksiTanaman), Veronika Min (Pengawas Mutu Hasil), Bernadus Eriman (Analisis Informasi Hasil Pertanian).

Menurut Syukur, WBC sedikit sulit diberantas dengan obat-obatan kimia karena hama ini sembunyi di dalam batang/buku padi. Semprot di luar, dia aman-aman saja di dalam batang padi.

Kemudian tanaman padi yang diserang WBC tak kenal usia. Bahkan padi yang besoknya panen, malam sebelumnya WBC masuk, bisa-bisa padi itu habis. WBC berbahaya, ganas dan menakutkan. Itulah yang terjadi di Daleng. Daleng bagian dari irigasi Lembor, Kecamatan Lembor, komentar Syukur yang kental disapa Seli itu.

Masih Seli, puluhan hektare tanaman jagung di Desa Wae Wako Kecamatan Lembor juga baru-baru ini diserang ulat gerayak. Tetapi sudah diatasi pihak Dinas TPHP.

Tingkat prosentase serangan hama tanaman di Mabar selama ini didominasi WBC dengan tingkat prosentasinya 82,68%, disusul Penggerek Batang 63,29%, dan Walangsangit 37,66%.

Kabid Juru pada kesempatan yang sama mengungkapkan, sepanjang 2022, Januari- Desember, total luas tanam sawah Mabar yakni 36, 867,8 ha, dan yang terserang  hama-penyakit 4.404,75 ha dan itu untuk semua tanaman, baik tanaman pangan,  hortikultura, dan perkebunan, termasuk pisang sekitar 80 batang. Dan khusus  jagung yang terserang 365,5 ha atau 30,45% dari luas tanam 5.748 ha. Semua terkendali.

Idil Lar menambahkan, pihaknya kewatir karena Mabar belakangan dilandai cuaca tak menentu. Lebih banyak waktu kering ketimbang hujan. Tak sedikit jagung yang baru tumbuh ataupun sedang berbunga akhirnya kekeringan akibat tidak ada hujan.

“Mudah-mudahan saat Imlek nanti hujan,” kata Idil Lar.*

Penulis: Andre Durung/Editor: Anton Harus

Silahkan dishare :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *