LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Wakil Bupati (Wabup) Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT), Yulianus Weng menghimbau masyarakat daerah itu untuk tidak konsumsi buah dan batang pisang yang sudah terkena penyakit darah atau layu bakteri. Karena alasan kesehatan.
Selain itu, Wabup Weng juga menghimbau masyarakat daerah itu, untuk tidak memberi buah dan batang pisang yang sudah terkena penyakit layu bakteri pada hewan/ternak (pakan) dengan alasan serupa.
Imbauan itu disampaikan Wabup Weng menanggapi Florespos.net, di Labuan Bajo, Jumat (20/1/2023).
Secara terpisah Kepala Bidang (Kabid) Penyuluhan dan Proteksi Tanaman pada Dinas Dinas Tanaman, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Mabar, Fransiskus S. Juru, mengatakan sudah ada ternak di Mabar yang sakit setelah makan pakan batang pisang yang sudah terkena layu bakteri/penyakit darah.
“Saya sudah dapat laporan masyarakat. Ada ternak yang sakit karena mereka (pemilik ternak) beri batang pisang yang sudah kena layu bakteri. Saya sudah melarang mereka jangan lagi beri ternak batang pisang yang terkena penyakit ini,” kata Juru.
Albertina Muka, PNS Dinas TPHP Mabar pada kesempatan yang sama mengatakan, buah pisang yang sudah terkena penyakit darah atau layu bakteri kalau dimakan manusia bisa bikin tubuh gatal-gatal.
“Tadi menurut Pa Seli (Vitalis Anselmus Syukur) via telepon dengan saya bahwa buah pisang yang sudah kena layu bakteri atau penyakit darah jangan dimakan oleh manusia, karena akan menimbulkan gatal-gatal,” kata Muko.
Pa Seli itu Koordinator POPT-PHP Petugas/Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman/Pengamat Hama dan Penyakit di Dinas TPHP Mabar, tambah ibu yang akrab disapa Bertin itu.
Sekretaris Dinas TPHP Mabar, Idil Lar pada kesempatan yang sama mengatakan, pada prinsipnya semua tanaman pangan dan dan perkebunan yang sudah terkontaminasi/terkena penyakit sebaiknya jangan dikonsumsi.
Alasannya, demikian Idil Lar, itu sama halnya memakan langsung bibit penyakit, dan langsung atau tidak langsung berpengaruh pada kesehatan. Kalau dimakan, itu tidak ada manfaatnya, gizinya tidak ada, karena vitaminnya telah dimakan kuman yang menyerang tanaman pangan atau perkebunan dimaksud.
Kalaupun bisa dimakan tetapi harus dimasak terlebihdahulu, tetapi tidak ada manfaatnya, gisinya tidak ada, vitaminnya tidak ada karena sudah dimakan kuman yang serang tanaman pangan/perkebunan bersangkutan, ujar Idil Lar yang dokter hewan itu.
Sebelumnya, Camat Sano Nggoang Mabar Alfons Arfon, melalu telepon kepada Florespos.net, meminta Pemkab Mabar atau Dinas teknis segera sampaikan kepada masyarakat umum Mabar tentang ada atau tidak adanya dampak batang dan atau buah pisang yang sudah kena penyakit darah/layu bakteri.
“Setelah saya baca berita di Florespos.net tadi tentang penyakit pisang, saya berpikir dampaknya kalau dimakan manusia atau menjadi pakan ternak. Di wilayah saya batang pisang jadi makanan babi, sapi dan lain-lain,” tutup Camat Arfon.
Diberita media ini sebelumnya, bahwa tidak sedikit tanaman pisang di Flores NTT mati sia-sia, karena terserang penyakit darah/layu bakteri. Obatnya tidak ada, kecuali tindakan prefentif.*
Penulis: Andre Durung / Editor: Wentho Eliando