RUTENG, FLORESPOS.net-Keuskupan Ruteng, NTT, ingin melanjutkan program pastoral pariwisata holistik dengan gerakan Pastoral Ekonomi Berkelanjutan. Tema ini merupakan bagian integral dari Rencana Strategis Sinode III Tahap II, 2021-2025 yang terintegrasi dengan motto “omnia in caritate”, yaitu diakonia transformatif.
Uskup Mgr. Sipri Hormat ketika memberikan input pada pembukaan sidang pastoral post Natal 2022 di Rumah Ret-Ret Wae Lengkas, Senin (9/1/2023) mengatakan, tahun ini, program keuskupan lebih fokus dan terarah pada gerakan ekonomi untuk umat. Yang ini juga sejalan dengan program pariwisata holistik.
“Pastoral Ekonomi Berkelanjutan ini mengusung motto SAE: Sejahtera, Adil, dan Ekologis. Kita ingin memperjuangkan kemajuan ekonomi yang bermanfaat bagi kesejahteraan umum (bonum commune),” katanya.
Dikatakan, kesejahteraan ini tidak hanya tampak dalam ketercukupan material, tetapi juga berkembangnya pribadi manusia dan kelompok secara utuh dalam kondisi sosial yang kondusif. Hal itu hanya mungkin bila dalam interaksi sosial yang mengakui yang lain sebagai pribadi.
Menurutnya, keadilan berarti kehendak teguh untuk memberikan kepada Allah dan sesama, apa yang menjadi hak mereka. Karena itu, semua ingin mengusahakan ekonomi yang adil, yang berpusat pada pribadi manusia dan bukannya pada profit saja. Karena itu, ekonomi yang secara khusus merangkul orang-orang miskin, lemah dan sengsara (rentan).
Ekonomi yang menyejahterakan dan adil terjadi, demikian Uskup Sipri, bila orang tidak mengeksploitasi alam semena-mena hanya demi keuntungan ekonomis. Karena itu, dalam konteks itu, keinginan kuatnya adalah mengembangkan ekonomi yang ekologis, yang merawat, dan melestarikan lingkungan hidup.
Seorang peserta sidang pastoral, Yosep Djeru mengatakan, usaha ekonomi sudah ada dalam masyarakat. Usaha yang ada perlu terus didukung agar kualitas lebih baik dan paling utama adalah pemasaran yang lebih menjanjikan.
“Untuk hasil, banyak sekali di tengah masyarakat. Tetapi, soal harga yang lebih baik, hal itu yang selalu menjadi soal dalam masyarakat dari dulu. Sidang pastoral ini diharapkan bisa menghasilkan sesuatu yang konkret dan nyata untuk umat,” katanya.*
Penulis: Christo Lawudin / Editor: Wentho Eliando