LABUAN BAJO, FLORESPOS.net – Kondisi bangunan Kapela Stasil Lo’ok di Nggoer, Desa Golo Mori, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT memprihatinkan.
Tidak hanya langganan banjir saat hujan, bangunan kapela mungil itu juga terkesan jauh dari layak. Dinding papan dan lantai semen sudah keropos. Atap sengk aluminium masih terlihat baik.
“Bangunan kapela ini (Lo’ok) di luar layak, sudah reot,” ucap Vian, penduduk Labuan Bajo ibu kota Mabar ketika bincang dengan media ini di halaman Kapela Lo’ok baru-baru ini. Ia hadir di Lo’ok untuk suatu urusan.
Fransiskus Panis, Ketua Stasi Santu Paulus Lo’ok pada saat yang sama mengungkapkan, jumlah umat stasi yang dia dipimpin itu 80 jiwa, tersebar di 18 Kepala Keluarga (KK). Santu Paulus nama pelindung Kapela/Stasi Lo’ok.
Stasi ini bagian dari Kevikepan Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng.
Panis mengatakan, awalnya Stasi Lo’ok bagian dari Paroki Nunang di Kecamatan Sano Nggoang-Mabar. Kemudian setelah ada Paroki Santo Klaus Werang, juga di Kecamatan Sano Nggoang, Stasi Lo’ok menjadi bagian dari paroki tersebut (Santo Klaus Werang).
Belakangan pelayanan pastoral untuk Stasi Lo’ok kadang-kadang datang dari pihak Kevikepan Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng.
“Memang tidak tiap hari. Tapi sekitar dua kali sebulan. Itu pun juga tergantung,” ungkap Panis.
Masih Panis, belakangan ada wacana bahwa Stasi Lo’ok akan jadi bagian dari Paroki Sok Rutung-Golo Pongkor, Kecamatan Komodo, katanya.
Lanjut Panis, kasat mata kondisi Kapela Lo’ok memang amat memprihatinkan. Butuh perbaikan total atau bangun baru supaya lebih baik. Kalau musim hujan, kapela ini sering masuk air. Dan yang paling mengkewatirkan manakala kali Wae Mese di belakangnya terjadi banjir bandang. Itu bisa meluap masuk kapela.
“Banjir tahun sembilan belas delapan tujuh pernah terjadi seperti itu,” kisah Panis.
Masih Panis, dia selama ini kendala komunikasi dengan pihak paroki. Topografi dan transportasi hambatanya. Dari dan ke Werang harus berjalan kaki turun naik rimba raya Golo Sengang.
Kalau gunakan kendaraan berarti tempuh jalan berliku, karena harus ke Labuan Bajo baru ke Werang. Itu pun harus lewat Kecamatan Mbeliling Mabar, disamping melintasi Kecamatan Komodo dan Sano Nggoang.
Padahal kalau ada jalan rute Werang-Golo Mori atau sebaliknya, singkat saja. Dari Werang jika sudah lewat Golo Sengang berarti masuk wilayah Golo Mori.
Begitu pun sebaliknya. Dari Golo Mori lewat Golo Sengang masuk wilayah Werang, katanya.
Secara terpisah Wakil Bupati Mabar, Yulianus Weng, membenarkan kondisi bangunan Kapela Stasi Lo’ok sudah tidak layak.
“Saya sudah pulang dari situ. Parah. Memprihatinkan kapel kecil itu,” ucap Wabup Weng. *
Penulis: Andre Durung/Editor: Anton Harus