LARANTUKA, FLORESPOS.net-Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Weri di Larantuka, Kabupaten Flores Timur (Flotim), Nusa Tenggara Timur (NTT), menerapkan pembelajaran 3 M (Membaca, Menulis dan Menghitung) untuk peserta didik tingkat SD dan 75 persen praktek untuk peserta didik tingkat SMP/SMA.
“Pembelajaran di SLBN Weri Larantuka khusus untuk SD lebih diterapkan membaca, menulis dan menghitung. Untuk SMP/SMA, 75 persen lebih kami jalankan praktek,” kata Kepala SLBN Weri Larantuka, Drs. Yohanes Brechmans Nani Riberu, Kamis (24/11/2022).
Dia mengatakan itu di sela-sela penyelenggaraan kegiatan dan perlombaan menyongsong Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Disabilitas Internasional di lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
Yoan Riberu begitu Yohanes Brechmans Nani Riberu biasa disapa menjelaskan, pembelajaran di lembaga pendidikan itu mengacu pada kurikulum yang menyatakan, Sekolah Luar Biasa (SLB) juga mengakomodir keterampilan peserta didik sehingga pendidikan lebih diterapkan 75 persen menjalani praktek.
“Keterampilan yang dijalankan seperti menjahit, tata boga, pertanian, kecantikan dan kreasi barang bekas,” katanya.
Menurut Yoan Riberu, tujuan diterapkan keterampilan bagi peserta didik itu, agar kemampuan mereka benar-benar diasah. Setiap anak diberi pembelajaran dan pelatihan sesuai keterampilan yang diminati. Dan semua anak mendapatkan hak yang sama dalam mengakses pendidikan.
“Sehingga peserta didi lulusan dari SLBN Weri bisa berwirausaha apabila tidak terserap dalam dunia kerja. Dengan potensi dan kemampuan, serta pendidikan dan pelatihan yang didapat dalam dunia pendidikan bisa diimplementasikan siswa dalam bidang pekerjaan yang digelutinya nanti,” jelasnya.
Didik 4 Ketunaan
Yoan Riberu mengatakan, SLBN Weri berdiri atau mulai beroperasi pada 15 Juli 1986. Sejak itu, hingga sekarang, lembaga pendidik itu memilik 4 jenis ketunaan.
Dia menyebutkan 4 jenis ketunaan tersebut. Di antaranya, Tuna Netra (cacat mata), Tuna Rungu (bisu dan tuli), Tuna Grahita (kemampuan intelektual dibawa rata-rata) dan Tuna Ganda (lebih dari satu kecacatan).
“Dari 4 ketunaan itu, peserta didik dengan kebutuhan khusus atau lebih dikenal Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) ini diberikan pilihan dan dibekali keterampilan menjahit, tata boga, pertanian, kecantikan dan kreasi barang bekas,” kata Yoan Riberu.
Yoan Riberu mengungkapkan, jumlah peserta didik dan guru di sekolah itu. Saat ini, menurut dia, jumlah peserta didik secara keseluruhan 143 orang terdiri dari 83 orang SD, 83 orang SMP dan 36 orang SMA. Guru berjumlah 32 orang terdiri dari guru PNS 13 orang, guru kontrak 12 orang dan Tenaga Kependidikan 7 orang.
Sedangkan untuk sarana dan prasarana, Yoan Riberu mengungkapkan, bahwa lembaga pendidikan yang sudah berusia 36 tahun tersebut masih membutuhkan perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah dan masyarakat.
Tugas Mulia
Mantan Kepala SMAN 1 Lewolaga dan Kepala SMA N 1 Lewolema ini menuturkan, menjadi seorang kepala sekolah dan guru pada SLB merupakan tugas yang mulia karena para guru dihadapkan dengan orang-orang yang berkebutuhan khusus.
“Menjadi seorang Kepala Sekolah dan guru pada SLB ini merupakan suatu tugas yang mulia. Di sini kita berhadapan dengan anak berkebutuhan khusus, kita harus lebih memahami dan lebih utama adalah memiliki jiwa pelayanan kemanusiaan,” ungkap Yoan Riberu.
Sebagai seorang kepala sekolah, dia memiliki perhatian khusus terhadap anak didik. Pemikiran dan cara pandangnya terhadap anak berkebutuhan khusus membuatnya untuk lebih berdedikasi dalam dunia pendidikan khususnya pada SLBN Weri.
HUT PGRI dan Disabilitas Internasional
Sementara terkait perayaan HUT PGRI dan Hari Disabilitas Internasional, lanjut Yoan Riberu, lembaga pendidikannya melakukan berbagai macam kegiatan dan perlombaan yang melibatkan para guru dan peserta didik.
Adapun kegiatan dan perlombaan tersebut, yakni pembersihan lingkungan sekolah, anjangsana ke makam guru SLBN Weri, lomba puisi antar kelas, lomba pembuatan pudding, karaoke dan masih banyak perlombaan lainnya.
Menurut dia, puncak dari kegiatan itu diadakan apel besama pada HUT PGRI pada Jumat (25/11/2022), di SLBN Weri Larantuka.
Kegiatan jalan santai bersama pada 2 Desember 2022, dalam rangka Hari Disabilitas Internasional. Titik star di halaman depan Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flotim dan berakhir di halaman Kantor Bupati Flotim.
“Akan ada apel bersama Pemerintah Daerah Flotim pada 5 Desember 2022, di halaman Kantor Bupati. Setelah itu dilanjutkan dengan pegelaran pameran kesenian, fashion show dan teater oleh peserta didik SLBN Weri,” tutup Yoan Riberu.*
Penulis: Wentho Eliando / Editor: Anton Harus