RUTENG, FLORESPOS.net-Hasil panenan petani di Desa Mata Wae, Kecamatan Satar Mese Utara, Kabupaten Manggarai, NTT, merosot tahun ini. Sebabnya, ada serangan hama tikus dan bencana alam banjir yang menerpa padi siap panen.
Kepala Desa Mata Wae, Marten Don kepada wartawan di sela-sela kegiatan kunjungan ke sekolah yang dilakukan Kadis Pendidikan Manggarai, Frans Gero, Selasa (23/5/2023) mengatakan, panenan padi dan jagung tahun ini tidak sesuai dengan harapan. Hal itu bisa diketahui dari hasil panenan sekarang ini.
“Panenan padi dan jagung turun jauh dari biasanya. Kalau tahun lalu, masih dapat 6 sampai 10 karung, sekarang, dapat 5 karung saja sulit,” katanya.
Dikatakan, panenan merosot ini memang sudah diprediksi sebelumnya, yakni adanya serangan hama tikus. Serangan cukup besar sehingga padi tidak bisa menghasilkan.
Keadaan diperparah, demikian mantan wartawan itu, tiba-tiba datang bencana banjir dan tanah longsor akhir bulan lalu. Banjir menerjang sawah dengan padi yang sudah siap panen.
Material yang terhanyut banjir, menutupi petak sawah dan isinya. Padi sawah yang pada area terparah tidk bisa dipanen sama sekali.
Menurutnya, dari keadaan itu, bisa dipastikan bahwa stok padi dan jagung tidak banyak pada petani. Maka bisa dipastikan akan terjadi krisis pangan akan dialami masyarakat nantinya.
Soal ini, lanjut Kades Marten, kiranya menjadi perhatikan pemerintah tingkat atas untuk intervensi Sembakonya. Dengan itu, kebutuhan pangan masyarakat tetap terisi dan tetap stabil nantinya.
Warga lain, Dominikus mengatakan, untuk bencana alam memang sudah ada perhatian dari Pemkab berupa bantuan beras dan turunnya alat berat untuk membersihkan area publik bencana alam beberapa waktu lalu.
“Kita pikir ini bulan-bulan ke depan. Apakah stok pangan yang ada bisa bertahan sampai Oktober dan seterusnya? Keadaan ini yang dicemaskan,” katanya.*
Penulis: Christo Lawudin / Editor: Wentho Eliando