RUTENG, FLORESPOS.net-Pastor Paroki Kajong, Manggarai, NTT, ingin menjadikan tanah paroki sebagai pilot project usaha pertanian dan peternakan. Pilot Project itu diharapkan memberi efek yang baik bagi masyarakat.
Kepada wartawan yang menemuinya di Pastoran Paroki Kajong, Kevikepan Reo, Manggarai, Senin (15/5/2023), Rm. Bernadus Palus Pr, mengatakan, lahan paroki cukup luas. Tanah itu nantinya dimanfaatkan secara maksimal baik untuk paroki maupun masyarakat sekitar.
“Saya sudah punya program untuk memanfaatkan tanah paroki untuk percontohan (pilot project) untuk usaha-usaha masyarakat,” katanya.
Dikatakan, usaha percontohan itu, yakni mengembangkan usaha hortikultura, tanaman buah, jagung, sorgum, dan ternak. Prosesnya pengelolaan dilakukan sesuai dengan standar pertanian dan perternakan yang baik.
Menurutnya, pilot project usaha pertanian bisa dilakukan karena tanah paroki cukup luas. Luasnya mencapai 6 ha.
Adanya Pilot Project itu, lanjut Bernadus, nantinya diharapkan berbias pada masyarakat sekitar khususnya dan paroki umumnya dalam membangun ketahanan pangan dan ekonomi keluarga.
Apa yang direncanakannya, lanjut Rm. Bernadus, sejalan juga dengan program Keuskupan Ruteng tahun 2023 yang mencanangkan Tahun Ekonomi Berkelanjutan yang Sejahtera, Adil, dan Berkelanjutan (SAE).
Sebelumnya Koordinator Pastoral Khusus Kevikepan Reo, Rm. Marsel Hasan Pr dalam acara bincang-bincang dengan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, mengatakan, Keuskupan Ruteng memberi perhatian khusus untuk umat di wilayah Pantura Manggarai.
“Perhatian itu berupa penempatan seorang pastor untuk mengkoordinasi kegiatan usaha umat berkaitan dengan ketahanan pangan dan ekonominya,” katanya.
Selain terus mengusahakan tanam pertanian yang seperti biasa, lanjut Rm. Marsel, petani diarahkan untuk kembali membudidayakan sorgum besar-besaran seperti tahun 1970-an. Sorgum cocok di kawasan ini.
Sorgum selain tahan terhadap penyakit dan perubahan iklim, juga bergizi tinggi yang sangat berguna kesehatan. Pola usaha tanaman pangan itu mengembangkan pertanian organik. *
Penulis: Christo Lawudin/Editor: Anton Harus