BAJAWA, FLORESPOS.net-Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat “menantang” pengurus Koperasi Kredit (Kopdit) Sangosay Bajawa menghadirkan Produk Sabun dan Shampo bermerek Sangosay.
Tidak hanya itu, Gubernur Laiskodat juga mengharapkan Kopdit Sangosay memiliki garam dan pakan ternak bermerek Sangosay.
“Saya siap jadi anggota Kopdit Sangosay dan sebagai anggota saya harapkan dalam waktu 6 bulan Kopdit Sangosay sudah ada Sabun dan Shampo bermerek Sangosay,” tantang Gubernur Laiskodat.
Gubernur menyampaikan itu usai membuka kegiatan Perayaan Pancawindu Kopdit Sangosay dan Rapat Anggota Tahunan ( RAT ) Kopdit Sangosay Tahun Buku 2022, di Aula John Thom Bajawa, Sabtu (19/5/2023).
Gubernur Laiskodat berharap kehadirannya pada Pancawindu dan RAT itu agar ada sesuatu yang baru dari Kopdit Sangosay.
Menurutnya, dengan jumlah anggota yang menyebar di seantero NTT, maka potensi yang ada sangat dimungkinkan Kopdit Sangosay dapat mengembangkan peternakan dan memproduksi pakan sendiri seperti pakan Ayam dan Babi.
Kata Gubernur Laiskodat, perjalanan panjang 40 tahun adalah sebuah model dan modal dalam rangka membangun ekonomi.
“Kita harus mulai karena ketika kita tidak mulai orang lain yang akan bekerja. Kita tidak urus pakan karena dari sekarang yakinlah orang lain yang akan ambil bagian,” katanya.
Gubernur Laiskodat mengatakan, bahan baku pembuatan Sabun dan Shampo tersedia seperti kelor ataupun garam sehingga tinggal menyiapkan sumber daya manusia untuk melakukannya.
Ia juga meminta untuk memanfaatkan produk sendiri yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sendiri.
“Kita tidak miskin, tapi tidak memanfaatkan kekayaan secara baik,” tambahnya.
Pengurus dan manajemen tidak saja memberikan pinjaman kepada anggota namun sudah juga mengembangkan industri binaan Koperasi Kredit kepada para anggota.
Bekerjasama dengan usaha produksi garam yang ada di Timor sehingga dapat menghasilkan garam merk Sangosay.
“Jangan dulu mimpi yang tinggi-tinggi. Jangan dulu bikin untuk beli pesawat. Buat dulu hal kecil untuk anggota,” pesannya.
Menurut Gubernur Laiskodat, kehadirannya tidak semata-mata karena undangan dari Kopdit Sangosay, namun lebih dari itu untuk memberikan apresiasi bagi orang-orang yang mencintai kemajuan yakni segenap anggota Kopdit Sangosay.
Selain itu sebagai Gubernur, dirinya juga menaruh harapan akan komitmen dari apa yang selama ini menjadi persoalan di NTT, yakni kemiskinan.
Kemiskinan di NTT diakibatkan karena orang miskin tidak pernah merasa dirinya susah sehingga bantuan langsung yang diberikan kepada orang yang dikategorikan miskin adalah tindakan yang salah.
NTT yang dikategorikan sebagai daerah termiskin nomor 3 Indonesia namun tingkat kebahagiaannya sangat tinggi.
“Salah kalau orang miskin dikasih uang karena dia tidak sadar kalau di miskin dan susah. Saya orang yang tidak setuju bantuan langsung kepada orang yang disebut miskin,” ungkapnya.
Dirinya lebih menyetujui bila orang miskin dicerdaskan agar dapat mengetahui dan dapat berubah. Perubahan menurutnya datang dari kesadaran dan persoalan yang dihadapi adalah bekerja sendiri.
Pemerintah, Koperasi, lembaga Perbankan bekerja sendiri-sendiri tanpa ada satu ekosistem kerja yang baik.
Dirinya hadir untuk mendorong agar semua pihak mampu menjadi kekuatan yang membangun ekosistem kerja termasuk lembaga Gereja dan komponen lainnya yang adalah Mitra.
Kolaborasi hanya sebatas bicara tanpa implementasi sehingga banyak hal yang harus tertinggal. NTT katanya tidaklah miskin namun yang ada adalah kekayaan yang ada belum dikelola secara optimal.
Pelaksanaan KTT Asean yang baru saja dilaksanakan di Labuan Bajo adalah sebuah kebangkitan baru mewujudkan mimpi menjadikan NTT sebagai daerah maju.
Setiap kali bicara tentang KTT maka pilihannya adalah Jakarta dan Bali namun kali ini NTT lewat Labuan Bajo maka dirinya pastikan lima tahun yang akan datang setiap kali ada pertemuan besar tingkat Nasional maupun Internasional maka Labuan Bajo menjadi pilihan.
Momentum kebangkitan NTT sejalan dengan apa yang menjadi prioritas pembangunan NTT yakni Pariwisata.
Ketua Pengurus Kopdit Sangosay Petrus E. Y. Ngilo Rato dalam sambutannya mengatakan, Kopdit Sangosay mulanya berawal dari sebuah kelompok kecil yakni Melompok Studi Tabungan (KST) dibawa asuhan Yayasan Persekolahan Umat Katolik Ngada (Yasukda) beranggotakan 21 orang yang dibentuk pada tahun 1977.
Kemudian KST tersebut diubah nama menjadi Koperasi Simpan Pinjam (KSP ) Sangosay dan adalah awal terbentuknya Kopdit Sangosay yakni pada tanggal 28 Mei 1983 dengan 67 orang anggota pertama sekaligus pendirinya.
Ziarah perjalanan waktu yang panjang sudah di jalani tinggal 40 tahun dan akan terus berziarah.
Pada awalnya Sangosay beranggotakan 67 orang aset 3 juta lebih. Pada usia yang ke-40 tahun 2023 Kopdit Sangosay telah memiliki anggota sebanyak 111.163 orang dengan aset satu triliun 97 miliar lebih.
Memiliki kantor cabang sebanyak 27 yang tersebar di seluruh NTT minus Kabupaten Rote, Sabu dan Alor .
Hadir pada acara tersebut Uskup Maumere,Mgr. Ewaldus Martinus Sedu, Bupati Ngada Andreas Paru, Wakil Bupati Ngada Raymundus Bena dan Ibu Blandina Mamo, Wakil Bupati Sikka yang juga Ketua Forum Puskopdit NTT, Romanus Woga.
Ketua Puskopdit Flores Mandiri Kristoforus Aja, Manajer Puskopdit Flores Mandiri Mikael H.Djawa, Ketua Pengurus Kopdit Sangosay Petrus E. Y. Ngilo Rato, General Manager Lodofikus Lenga, segenap pengurus,pengawas, penasehat,staf manajemen, penghubung, pengurus kelompok, utusan anggota serta undangan lainnya.*
Penulis: Wim de Rozari / Editor: Wentho Eliando