BAJAWA, FLORESPOS.net – Maria Celsiana Nena, siswi SDK Wolomeli, Desa Inegena, Kecamatan Bajawa Utara, Kabupaten Ngada menguak kekurangan sekolahnya di SDK Wolomeli.
Peserta pelatihan jurnalistik Wahana Visi Indonesia (WVI) ini menyampaikan keprihatinannya melalui tulisan sederhana pada pelatihan yang diselenggarakan WVI di Kemah Tabor Mataloko, Selasa dan Rabu (25-26/4/2023).
Dalam tulisannya Maria mengungkapkan kesulitan siswa dan siswi di sekolahnya yang tidak bisa menggunakan Toilet di Sekolah.
Dalam sesi latihan menulis yang dipandu Wartawan Florespos.net, Wim de Rozari, Rabu (26/4/2023) Maria menulis bahwa SDK Wolomeli berlokasi di Jalan Soa- Lindi dan berada di Dusun Wolomeli.
Lembaga pendidikan dasar milik Yayasan Persekolahan Umat Katolik Ngada (Yasukda) tulisnya dipimpin oleh Kepala Sekolah, Margaretha Nio Ripo.
Saat ini SDK Wolomeli mengalami krisis air bersih akibatnya para siswa dan siswi tidak diperbolehkan oleh guru untuk membuang hajat di toilet sekolah.
Para siswa yang hendak menggunakan toilet sekolah harus menahannya atau meminta izin kepada para guru untuk menggunakan toilet warga yang berada di sekitar sekolah.
Maria mengungkapkan, pada musim hujan mereka dapat menggunakan toilet dengan cara menampung air hujan.
Pendamping Forum Anak Desa (Forades ) Inegena, Maria Roswita Wonga yang juga mengikuti pelatihan tersebut menuliskan bahwa masyarakat, Desa Inegena memang mengalami kesulitan air bersih.
Pada musim kemarau masyarakat harus pontang-panting untuk mencari air di sumber mata air.
“Dunia semakin maju, zaman makin canggih namun masyarakat kami masih berlarut di zaman yang mengalami keterbelakangan hanya karena kesulitan air,” ungkapnya.
Pemerintah dan masyarakat Inegena sudah melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan air bersih, dengan berbagai cara namun hasilnya belum memuaskan.
Masyarakat Inegena sudah merasa lelah dan bosan dalam upaya untuk memperoleh air bersih seperti desa tetangga lainnya dan rasa putus asa yang amat tinggi harus berpasrah dengan mencari sumber mata air yang jauh dari perkampungan.
“Apakah kami tidak pantas untuk menikmati air bersih sehingga kami harus mengalami kesulitan.WVI bisa membantu kami menemukan kesulitan ini,” tambahnya dalam tulisannya pada pelatihan tersebut.
Kepala Desa Inegena,Wilfridus Welo Ngala saat dihubungi per telepon, Rabu (26/4/2023)mengungkapkan apa yang disampaikan oleh anak SDK Wolomeli dalam latihan penulisan berita tersebut benar adanya.
Kondisi air bersih di Inegena masih belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada tahun 2019 pihaknya membangun jaringan air bersih dengan sistem pompa air tenaga listrik. Namun debit air yang masuk ke reservoar cuma 1 dim.
Debit air yang kecil mana sumber air berada lebih rendah dengan pemukiman penduduk dan dengan biaya pulsa listrik sebulan bisa mencapai Rp2 juta sehingga pihaknya mengalami kesulitan.
Kata kades, tahun 2023 ini lewat dana desa rencanakan dengan pompa tenaga Surya sehingga bisa membantu mengurangi biaya pulsa air bersih di Desa Inegena.
Yosef Edmundus Mordekhai Lalong selaku Koordinator FinWASH Proyek Kabupaten Ngada kepada Florespos.net menyampaikan kegembiranya karena anak-anak yang tergabung dalam Forades dan mengikuti kegiatan pelatihan tersebut walaupun dalam dua hari mereka sudah bisa menulis berita.
Berita yang ditulis merupakan berita nyata dengan kondisi di wilayah desa masing-masing terutama berkaitan dengan persoalan sanitasi dan air minum.
Menurutnya seiring dengan perkembangan dunia digital informasi menjadi lebih mudah dibaca dan lebih cepat dibaca dalam format digital.
Kehadiran media sosial mempermudah masyarakat untuk membuat sendiri isi informasinya, maka dengan sendirinya mempermudah lahirnya partisipasi aktif yang dilakukan oleh masyarakat dalam kegiatan pengumpulan, pelaporan, analisis serta penyampaian informasi lewat berita.*
Penulis: Wim de Rozari/Editor: Anton Harus