RUTENG, FLORESPOS.net-Dalam rangkaian rekoleksi penguatan spiritualitas, para guru se-Paroki Nanu, Kevikepan Ruteng, Manggarai, Keuskupan Ruteng, NTT mengambil bagian dalam aksi nyata penanaman pohon. Kiranya kegiatan itu menjadi gerakan bersama di sekolah-sekolah.
Penanaman pohon dilaksanakan pada bagian akhir pertemuan yang berlangsung di Paroki Nanu sesuai dengan data dari Komsos Keuskupan Ruteng, Minggu (26/3/2023) dipimpin Vikep Ruteng, Rm. Gerardus Janur Pr.
Ketika itu Rm. Gerardus mengatakan, hal yang juga tidak boleh diabaikan para guru adalah menjaga alam dan lingkungan. Menjaga alam itu tidak perlu jauh-jauh, tetapi yang dekat saja seperti di sekolah dan rumah.
“Guru juga mesti memiliki perhatian terhadap kelestarian alam dan keutuhan ciptaan. Alam harus dijaga dan dilestarikan demi keberlangsungan hidup itu sendiri,” katanya.
Dikatakan, gerakan ekologis ini menjadi salah satu perhatian umat di Keuskupan Ruteng pada tahun Pastoral Ekonomi Berkelanjutan; SAE (Sejahtera, Adil, Ekologis) 2023 ini. Penanaman pohon diharapkan dapat menjadi gerakan bersama di sekolah-sekolah di paroki ini.
Sebelumnya, seorang guru, Tarsy Tanggak, mengapresiasi kegiatan penguatan para guru ini. Apa yang dilakukan banyak sekali manfaatnya bagi para guru agar menjadi lebih baik dalam bekerja dan mengabdikan diri dalam dunia pendidikan ini.
“Kegiatan ini bagus dalam rangka menuntun dan mengarahkan para guru. Karena itu, rekoleksi ini berguna,” katanya.
Menurutnya, guru itu sejatinya adalah seorang teladan bagi siswa di sekolah. Karena itu, sangat prihatin ketika guru tidak menjadi contoh yang baik bagi anak-anak di sekolah.
Keteladanan, demikian guru Tarsy, sangat dibutuhkan kalau mau anak-anak berkarakter baik. Namun, hal itu memang tidak mudah. Maka perlu lahir kesadaran diri dan perlu pembaruan komitmen terus-menerus agar peran yang diguguh, ditiru, suri teladan bisa diwujudkan baik di sekolah maupun dalam masyarakat. *
Penulis: Christo Lawudin/Editor: Anton Harus