ENDE, FLORESPOS.net-Nama sang maestro pencipta lagu daerah Ende-Lio, Yakobus Ari tidak asing lagi di telinga masyarakat Kabupaten Ende, NTT.
Ia adalah salah seorang pencipta lagu daerah Ende-Lio dan budayawan yang sudah melegenda pada beberapa generasi di Kabupaten Ende.
Opa Kobus, sapaan akrab di keluarga dan seniman selalu hadir dalam setiap festival lagu daerah dan seminar tentang budaya yang digelar di Ende.
Setiap kali hadir, Opa Kobus selalu memberikan gagasan dan motivasi kepada generasi muda untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya lokal agar tidak pupus di makan zaman.
Karya dan pengetahuan Yakobus Ari bersama Amatus Peta kini telah digali melalui program Dokumentasi Karya Pengetahuan Maestro (DKPM) yang digagas oleh Yos Borgias Cs.
Karya dan pengetahuan dari kedua maestro ini telah dibukukan dan dibuat dalam video dokumenter yang diluncurkan pada Sabtu (25/3/2023), di Aula Mautapaga oleh Kepala Dinas P dan K Kabupaten Ende, Mensi Tiwe.
Opa Yakobus Ari hadir pada acara peluncuran itu. Mengenakan busana adat Lio, Maestro yang mulai menciptakan lagu daerah sejak 1957 ini diberikan kesempatan berbicara, menceritakan alasannya menciptakan lagu daerah dan pesannya untuk generasi muda.
Satu kalimat yang membuat semua orang dalam ruangan aula itu terdiam saat Opa Kobus bilang begini, “Saya tidak sekolah musik tetapi bisa ciptakan banyak lagu maka kalian yang sekolah musik harus lebih dari saya”.
Meski demikian, Opa Kobus tetap menekankan pada lagu daerah Ende – Lio.
Meski sudah berusia 82 tahun, Opa Kobus tetap terlihat semangat saat berbicara dan menyanyi. Jiwa musik dan budaya sudah mengakar dalam dirinya sehingga usia bukan jadi penghalang baginya untuk berkarya dan berbagi pengetahuan.
Opa Kobus menceritakan mulai menciptakan lagu pertama pada tahun 1957 saat masih duduk di kelas 1 Sekolah Guru Agama (SGA) Ndao.
Lagu itu diciptakannya setelah banjir melanda Wolotopo. Saat itu tidak ada alat musik maka ia hanya mengandalkan senandung di kesunyian.
Setelah lagu itu mulai dinyanyikan, Opa Kobus tertantang dan kembali melahirkan sederet lagu yang syairnya tetap dalam bahasa daerah Ende- Lio. Mengapa lagu daerah Ende – Lio karena Opa Kobus sangat mencintai budaya lokal dan tak ingin budayanya pupus dimangsa zaman.
Dari ratusan lagu yang telah ia ciptakan ternyata ada satu lagu yang paling berkesan. Lagu itu adalah karya bersama Opa Kobus dan Opa Ferdy Levi yang berjudul “Ende Deku Dengu”.
Lagu ini tentang Ende dan menggambarkan jiwa Opa Kobus yang sangat mencintai budaya Ende- Lio. Lagu ini tetap populer lintas generasi dan menjadi lagu wajib pada lomba pop Singer tingkat SD dan SMP beberapa waktu lalu.
Meski melahirkan ratusan lagu dalam bahasa daerah Ende – Lio tapi Yakobus Ari sadar bahwa tidak pernah belajar khusus di sekolah atau sekolah musik.
Semua karya itu ia hasilkan karena kemauan dan cintanya terhadap budaya lokal serta bisikan Tuhan.
“Saya tidak sekolah musik dan belajar musik liturgi. Saya hanya dengung dan senandung saja akhirnya jadi karya. Saya percaya bahwa ini adalah suara atau bisikan tuhan dalam diri,” kata Opa Kobus.
Opa Kobus mengharapkan kepada generasi sekarang khususnya yang belajar tentang musik harus melebihi dirinya. Harus lebih banyak melahirkan karya-karya untuk tetap menjaga budaya dan kearifan lokal.
“Kalian yang sekarang harus lebih hebat dari saya dan Amatus Peta. Kalian harus menjadi maestro mudah yang harus melebihi saya tetapi tetap menciptakan lagu daerah Ende-Lio,” kata sang Maestro. *(Bersambung).
Penulis: Willy Aran / Editor: Wentho Eliando