ENDE, FLORESPOS.net – Rumah sakit bersalin atau yang lebih dikenal dengan nama rumah sakit misi Keluarag Kudus Ende kini telah berubah status men jadi Klinik Pratama. Dengan perubahan status ini maka fasilitas kesehatan yang dikelola oleh para suster dari kongregasi SSpS ini bisa melayani pasien umum hingga rawat inap.
Sebelum berubah status jadi Klinik Pratama, fasilitas kesehatan yang hadir melayani masyarakat Ende sejak tahun 1958 lalu ini bernama Rumah Bersalin. Perjalanan panjang hingga tahun 2015 nama Rumah Bersalin berubah menjadi Rumah Sakit Bersalin. Dengan nama tersebut maka faskes ini hanya melayani ibu melahirkan.
Namun seiring perjalanan dan tuntutan regulasi para suster SSpS Komunitas Ende kemudian memperluas misi pelayanan kepada masyarakat. Fasilitas kesehatan yang sebelumnya hanya melayani ibu melahirkan berubah status jadi Klinik Pratama sehingga bisa melayani pasien umum.
Kepala Klinik Pratama Keluarga Kudus Ende, Sr Mathea SSpS ditemui Florespos.net, Kamis (23/3/2023) pagi mengatakan perubahan status jadi Klinik Pratama sejak tiga tahun lalu tepatnya 26 Mei 2020. Sejak saat itu Rumah Sakit bersalin sudah berubah nama jadi Klinik Pratama Keluarga Kudus Ende.
Dengan perubahan ini maka fasilitas kesehatan ini sudah melayani pasien umum hingga rawat inap. Meski sudah melayani pasien umum tetapi tetap memberikan pelayanan khusus kepada ibu melahirkan sebagai ciri khasnya.
“Kami tetap melayani pemeriksaan ibu hamil, melahirkan, pasien umum, rawat inap dan rawat jalan serta pemeriksaan USG. Klinik Pratama juga sudah punya UGD,” katanya.
Klinik Pratama Keluarga Kudus Ende memiliki 2 dokter umum, bidan dan perawat. Fasilitas penunjang lainnya seperti Ambulance juga dimiliki oleh Klinik Pratama Keluarga Kudus Ende.
Pengawas Klinik Pratama Keluarga Kudus Ende, Sr Martalin SSpS, pihaknya merubah status fasilitas kesehatan ini untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Sr Martalin SSpS mengatakan bahwa masalah kesehatan adalah misi dari Congregasi SSpS maka SSpS akan terus memperluas pelayanan kepada masyarakat.*
Penulis: Willy Aran/Editor:Anton Harus