BAJAWA, FLORESPOS.net – Rudolf Aqroz Wogo, S. Pi yang sering disapa Rudi Wogo berhasil mengantar tim Basket Putri Sekolah Menengah Atas Swasta Katolik (SMASK) Regina Pacis Bajawa enam kali menjadi juara pada ajang Honda Developmental Basketball League (Honda DBL) East Nusa Tenggara Series.
Sentuhan tangan dingin Rudi Wogo sebagai pelatih Basket SMAS Katolik ReCIS Bajawa membuat sekolah tersebut menorehkan prestasi sebagai juara Putri Honda DBL tahun 2022.
Setelah tim Srikandi Basket Recis Bajawa pernah menjuarai basket putri pada 2015, 2017, 2018, 2019, 2021 dan pada Senin (13/3/2023) SMAK Recis Bajawa kembali meraih kejuaraan pada kompetisi yang sama di Kupang pada kejuaraan Honda DBL East Nusa Tenggara Series 2022 di Kupang.
Rudi Wogo, usahawan muda yang memiliki percetakan Rumpun Bambu Bajawa saat ditemui di kediamannya, Rabu (15/3/2023) mengatakan, SMA Regina Pacis Bajawa telah mengikuti kegiatan ini 7 kali dan tim putri sudah 6 kali menjadi juara dimana 5 kali diraih secara berturut- turut.
Aktivis Gereja dan saat ini merupakan Ketua KADIN Kabupaten Ngada ini menjelaskan kalau ditanya mengapa senang Basket, maka jawabannya adalah karena hobi namun saat ini sudah merupakan sebuah panggilan karena setelah dilihat basket yang dahulu dianggap sebagai tujuan telah berubah menjadi sebuah sarana untuk melatih dirinya dan anak didik untuk memiliki pemikiran yang baru.
Maksudnya bahwa dalam mindset yang baru yakni bertumbuh dan berkembang menjadi lebih baik.
Diungkapkannya, olahraga basket yang ditekuni dapat membantu memiliki karakter sukses seperti disiplin, kerja keras maupun kerjasama. Dalam olahraga basket yang sangat menarik adalah olahraga ini memiliki banyak inovasi di dalamnya.
Dalam olahraga basket harus mampu mengambil keputusan yang sangat cepat.
“Dalam 24 detik bola sudah harus kena ring, 8 detik harus lewati daerah belakang. Latih kita punya akal semuanya statistik yang bermain dalam hitungan hitungan matematis,” ungkapnya.
Kembali dikatakan, kemampuan intelektual bermain basket karena semuanya berlangsung dengan hitungan detik dalam permainan. Dirinya tidak mau mencari manajer dan tetap memilih menjadi pelatih karena dengan melatih otaknya terus diasah.
Ditanyai tentang pilihannya menjadi pelatih basket SMA Recis Bajawa dikatakan bahwa sekolah tersebut memang membutuhkannya yang awalnya ditawari oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang saat ini menjadi kepala sekolah yaitu Pak Herdin Ndiwa. Saat itu SMA Recis Bajawa dibantai habis-habisan oleh sekolah lain sehinggah dirinya ditawari menjadi pelatih hingga saat ini.
Mengikuti turnamen DBL dengan hadiah yang tidak sebanding dengan pengeluaran, namun dirinya selalu mengungkapkan kepada anak-anak yang dilatihnya untuk bisa belajar di tempat lain dan melihat suasana kota sebagai inspirasi mengejar cita-cita.
Dalam olahraga basket yang dilatihnya, anak-anak tidak dilakukan seleksi namun yang dilakukan adalah mereka yang setia.
“Yang menjadi kebahagiaan wajah anak-anak menjadi gembira dan sukses menjadi orang lebih baik. Inilah kemenangan sesungguhnya,” tambahnya.
Rudi juga mengatakan, dirinya memang harus merogoh kocek sendiri dengan jumlah yang lumayan besar dan apa yang dilakukan hanya dengan satu tekad untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik.
Untuk mendapatkan generasi yang lebih baik hanya bisa dilakukan dengan pendidikan dan itu juga harus dilakukan secara terus-menerus.
Ditambahkannya, kata kunci kesuksesan adalah pengorbanan dan anak-anak yang dilatihnya mengetahui bahwa saat ini semuanya sedang berkorban untuk memberikan yang terbaik.
Pria yang juga membiayai puluhan anak dan tinggal di rumahnya dan melatih untuk berwirausaha tersebut menjelaskan, apa yang dicontohkan juga mau melatih anak-anak didiknya untuk bisa berkorban.
Tentang lembaga Pendidikan SMA Regina Pacis Bajawa, kata Rudi, lembaga pendidikan tersebut benar-benar membuka ruang inovasi bagi siswa dan menjadi sekolah dengan kegiatan ekstrakurikuler yang luar biasa sehingga anak-anak yang secara akademis mungkin saja nilainya belum pas, namun ada sarana lain untuk disalurkan.
Sekolah yang luar biasa di mana sekolah merelakan siswanya untuk berkembang sesuai bakat dan kemampuannya dan dirinya menginginkan agar ajang DBL dapat dibuat zona sendiri di wilayah Flores guna menghemat biaya dan anak-anak Flores lain bisa berkompetisi.
Kepala sekolah Hendrianto Emanuel Ndiwa pada hari yang sama di ruang kerjanya menjelaskan tentang prestasi yang diraih oleh anak-anaknya.
Trophy yang diraih sekian kalinya terkait prestasi Basket adalah keberhasilan mereka tidak terlepas dari orang yang melakukan pendampingan secara rutin, memberi semangat agar bisa berprestasi adalah sosok Bapak Rudi Wogo.
Dalam percakapan dirinya dengan pelatih basket tersebut yaitu basket menjadi salah satu sarana bagaimana mewujudkan karakter anak menjadi karakter pejuang.
Anak-anak dapat menunjukkan karakter yang positif melalui basket seperti kerja keras, disiplin, tanggung jawab juga kerja sama dan yang ditonjolkan oleh pelatih tersebut adalah menumbuhkan semangat wirausaha melalui cabang basket.
Caranya adalah mengajak mereka untuk berlomba di Kupang sembari berkeliling ke tempat-tempat usaha dan menanamkan cara wirausaha yang dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi daerah.
Dirinya mengucapkan terima kasih kepada pelatih beserta timnya yang membimbing anak didiknya sehingga meraih juara berulang kali termasuk dukungan orang tua.
Herdin Ndiwa mengatakan, Pak Rudi Wogo pengantar anak-anaknya untuk berlomba bukan mencari juara yang mana konsep ini berbeda dengan orang-orang yang selalu melakukan kegiatan ekstrakurikuler pada setiap kegiatan lomba.
Yang dilakukan justru anak-anak dituntut untuk bisa rendah hati, tahu bersyukur pada Tuhan dan aspek anak harapkan dapat mempertahankan hidupnya dengan melakukan kegiatan wirausaha.
Yang bersangkutan juga menanamkan etos kerja di mana dalam mendidik anak-anak dengan sungguh-sungguh.
Yang bersangkutan melakukan investasi cukup lama bersama sekolah sehingga tidak saja mengeluarkan strategi dalam membimbing anak-anak agar bisa menjadi juara namun sebagian besar memberikan dukungan lewat finansial apabila dihitung sangat besar keberpihakan terhadap anak muda untuk hidup lebih baik di masa-masa mendatang melalui cabang basket sehingga apapun yang dimilikinya diberikan dengan tulus. *
Penulis: Wim de Rozari/Editor:Anton Harus