ENDE, FLORESPOS.net – Hidup memang harus kreatif. Jika tidak kreatif maka akan digilas perkembangan zaman dan akan jadi penonton di tanah bahkan di rumah sendiri.
Kalimat ini cocok disematkan pada Ahmad Mado. Ia adalah pria paruH baya yang sejak tahun 2006 lalu menggeluti usaha kerajinan tempurung. Pria asal Kabupaten Lembata yang merantau ke Ende pada 1968 silam itu memilih menafkaHi keluarga dari penghasilan menyulap tempurung bekas menjadi aksesoris yang bernilai ekonomi tinggi.
Usaha itu ia beri nama ” Nyiur Indah” yang beralamat di Kelurahan Potulando, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende.
Achmad Mado yang ditemui Florespos.net, Sabtu (11/3/2023) malam saat Bazar UMKM dan Fiesta Economy Show dalam rangka HUT 25 Fakultas Ekonomi Universitas Flores (Uniflor) bercerita banyak tentang kisah dan perjalanan usahanya. Achmad Mado juga membuka stand menjajakan hasil karyanya dari tempurung.
Ahmad Mado mengatakan, awal mula memulai usaha ini setelah mengikuti program magang seni ukir dan pahat di Bantul, Jogjakarta. Saat itu ia dikirim oleh pemerintah Kabupaten Ende melalui Dinas Koperasi untuk mengikuti magang.
Setelah pulang dari magang, Ahmad melihat ada potensi yang ia kembangkan. Ia melihat tempurung kelapa yang terbuang dan menurutnya bisa diolah menjadi barang yang bisa mendatangkan uang.
“Setelah saya pulang dari sana ternyata ada potensi yang bisa dimanfaatkan. Banyak tempurung yang dibuang dan itu ternyata masih punya nilai rupiah jika diolah dengan baik,” katanya.
Dari situ pria paruh baya ini mulai mengolah tempurung menjadi gantungan kunci, cincin, kalung, bros, anting, gelang, peralatan makan, asbak, teko,dan bunga.
Produk ini adalah hal yang sudah biasa dan sudah dibuat oleh orang atau pengerajin lain. Achmad mencoba sesuatu yang baru. Ternyata ia mampu membuat tas mini dari tempurung. Tas tempurung adalah produk unggulan dari karya tangannya yang belum dimiliki oleh orang lain.
Harga dari masing- masing produk berbeda dan dari hasil kreatifnya ini Achmad Mado bisa menafkahi keluarga dan membiayai pendidikan anak.
Achmad Mado juga berpesan kepada orang muda di NTT, khususnya di Kabupaten Ende bahwa hidup di zaman sekarang membutuhkan orang kreatif dan tidak gengsi. Jika tidak kreatif dan gengsi maka akan digilas oleh zaman bahkan jadi penonton di rumah sendiri.*
Penulis:Willy Aran/Editor:Anton Harus