MBAY, FLORESPOS.net-Kelompok Dasawisma Melati Kampung Pajoreja Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengubah biji pala menjadi sirup pala (Palmi).
Hal itu diketahui saat tour rempah Desa Wisata Ululoga Kampung Pajoreja. Kegiatan itu diselenggarakan oleh Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Nagekeo.
Kegiatan yang diikuti oleh 28 Desa Wisata se-Flores, Lembata dan Alor ini diselenggarakan sejak Senin (6/3/2023) sampai Kamis (9/3/2023), bertempat di Mbay dan Kampung Pajoreja, Desa Ululoga.
Ketua Dasawisma Melati, Simpliana Wula kepada Florespos.net, Rabu (8/3/2023) sore, menjelaskan Komoditi Perkebunan Pala.
Awalnya, menurut dia, Pala didatangkan oleh penjajah kala itu, Belanda dan masuk negara Indonesia yang kemudian tersebar di beberapa daerah, yakni Banda, Maluku dan Papua Barat.
Pada tahun 1970, Pala pertama kali masuk di Desa Lodaolo yang didatangkan oleh Alm. Leonardus Pendi selaku Kepala Sekolah SDN Obooja sejumlah kurang lebih 100 anakan pala.
Anakan Pala itu diserahkan kepada beberapa orang, yakni 40 anakan di Alm. Gregorius Sawi (Desa Lokalaba), 7 anakan di Marsel Lowa di Desa Lodaolo 5 anakan di Alm. Yakobus Bia Desa Lodaolo, 10 anakan di Alm.Hendrikus Siga Desa Lodaolo. Dari yang tersisa tersebar di Alm.Marsel Gelu dan Bapak Amatus Dhoy.
Lanjutnya, sekitar tahun 1990, Pala kemudian dikembangkan oleh Hendrikus Babo dari Kelompok Sosare Desa Ululoga, dengan sumber benih dari Marselinus Lowa dan Gregorius Sawi sejumlah kurang lebih 1000 anakan.
Ada 500 anakan masuk ke Kelompok Sosare Desa Ululoga melalui Ketua Kelompok Alm.Rofinus Wuli dan yang tersisa tersebar ke wilayah Desa Lodaolo, Desa Woloede, dan Desa Ululoga.
Tahun 1991-1995, katanya, Pala terus dikembangkan di wilayah Kecamatan Mauponggo sampai saat ini.
Manfaat Tanaman Pala
Simpliana Wula mengatakan, biji Pala dan Furing/selaput pelindung buah berwarna merah sangat bermanfaat untuk ketahanan ekonomi masyarakat Ululoga (Harga dipasaran perkilogran cukup tinggi/mahal).
Kulit (Daging Buah) dijadikan produk ekonomi kreatif, sirup pala atau yang sering dikenal dengan Palami.
Lanjutnya, Palami (sirup pala) sering dikonsumsi sebagai minuman khas masyarakat setempat dan juga jadi welcome drink bagi para tamu yang berkunjung ke Kampung Pajoreja. Rasanya sedap, khasiatnya luar biasa untuk ketahanan tubuh.
Menurutnya, meminum sirup Pala disaat lelah sangat membantu untuk bisa beristirahat dengan baik dan bangun kembali dengan tubuh yang bugar.
Dikatakan, bahwa usaha sirup pala berdiri pada tahun 2016 setelah masyarakat Kampung Pajoreja, utamanya para ibu Rumah Tangga yang tergabung dalam kelompok Dasawisma Melati mengikuti pelatihan pembuatan sirup pala.
Ketersediaan bahan baku yang memadai mendorong Dasawisma Melati menjalankan usaha produk ekonomi kreatif, sirup pala.
Dijelaskan, Anggota Dasawisma melati berjumlah 22 orang. Pekerja yang dipercayai untuk memproduksi sirup pala berjumlah 2 orang karena produksinya masih dilakukan dalam skala kecil. Bahan baku pembuatanya adalah daging buah pala, gula pasir dan garam.
Proses Pembuatan
Simpliana Wula mengatakan, proses pembuatan sirup pala yakni daging buah dikumpulkan kemudian dipilah (sortir). Daging buah yang terbaik dicuci hingga bersih lalu dibersihkan bagian dalamnya.
“Daging buah direndam selama ± 15 menit kemudian diberi sedikit garam. Daging buah yang telah ditaburi garam diparut dan diperas sehingga menghasilkan sari buah. Sari buah pala yang telah diperas dicampur dengan gula pasir kemudian direbus sampai berwarna merah. Angkat dan dinginkan. Dikemas dalam botol. Dikasih label dan siap untuk dipasarkan,” jelasnya.
Menurutnya Pemasarannya melalui sosial media dan dititipkan di Dinas Koperindag. Proses produksinya dilakukan saat ada pesanan. Upah tenaga kerja dibayar perhari sebesar Rp.50.000,00.
Kendala
Dikatakan, kendala utama produk Sirup Pala belum mendapatakan izinan dari Balai POM karena fasilitas dan sarana prasarana belum memenuhi standar Loka POM.
Kendala tersebut, kata Simpliana Wula, saat ini sedang diatasi oleh pihak Pemerintahan Desa dan Dasawisma Melati, difasilitasi oleh Dinas Koperindag.
Disaksikan Florespos.net, tour rempah Desa Wisata Ululoga, Kampung Pajoreja berjalan aman dan lancar.
Peserta keliling Desa Ululoga untuk melihat secara langsung kebun rempah-rempah. Rempah-rempah itu terdiri dari Pala, Cengkeh, Vanili dan Marica.*
Penulis: Arkadius Togo / Editor: Wentho Eliando