Program Tante Nela Paris, Pemda Ngada Datangkan Alat Pemecah Kemiri

- Jurnalis

Kamis, 9 Maret 2023 - 17:06 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bupati Ngada Andreas Paru dan Wakil Bupati Ngada Raymundus Bena saat menyampaikan uji coba peralatan Pemecah Kemiri

Bupati Ngada Andreas Paru dan Wakil Bupati Ngada Raymundus Bena saat menyampaikan uji coba peralatan Pemecah Kemiri

BAJAWA, FLORESPOS.net-Dalam mendukung Program Tante Nela Paris (Tani, Ternak, Nelayan dan Pariwisata), Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus melakukan berbagai kebijakan.

Selain telah dibagikan sejumlah alat mesin pertanian, kapal penangkap ikan, Pemda Kabupaten Ngada juga mengadakan alat pemecah kemiri untuk wilayah potensi tanaman kemiri.

Alat pemecah kemiri itu, diujicoba, Rabu (8/3/2023), di kompleks Kantor Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Ngada. Uji coba alat itu disaksikan langsung oleh Bupati Ngada, Andreas Paru dan Wakil Bupati Raymundus Bena.

Tampak hadir juga, Sekda Ngada, Theodisius Yosefus Nono, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Ngada, Laurensius Ngiso Godja, para Camat, para kepala desa dan pengurus BUMDes yang memiliki potensi Kemiri.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Ngada Laurensius Ngiso Godja, mengatakan alat pemecah kemiri itu melalui pengadaan yang dilakukan oleh di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Ngada.

Dia menjelaskan, Pemda Kabupaten Ngada melalui dana pinjaman daerah Tahun 2022 mengadakan alat pemecah kemiri dalam satu paket terdiri dari 5 unit yaitu Genset 7 KW, alat pemanas atau pengering kemiri gelondong, freezer atau pendingin, alat pemecah dan penyaring senilai Rp 1,8 miliar.

Baca Juga :  Lepas Logistik Pilkades Serentak 2022, Wabub Ray Minta Masyarakat Terlibat Aktif

Alat tersebut diadakan tentu karena potensi kemiri di Kabupaten Ngada cukup besar tersebar di 9 kecamatan. Total produksi 9.000 ton per tahun dan tertinggi di wilayah Kecamatan Bajawa Utara, yakni Desa Inegena.

Laurensius Ngiso mengatakan, secara faktual, dalam tata niaga kemiri masyarakat masih menjual kemiri gelondong dengan harga gelondong Rp.9.000 lebih per kg.

Di pasaran saat ini, kemiri yang sudah diolah berkisar Rp.54.000 hingga Rp.56.000 per kg, bahkan buah setengah jadi atau 50 persen pecah dijual dengan harga Rp.47.000 per kg. Daging kemiri dalam bentuk menir dengan harga Rp.18.000 per kg dan yang halus Rp.12.000 per kg.

“Ini artinya perbedaan nilai dengan kemiri gelondong sangat tinggi. Sehingga dihadirkan peralatan ini untuk diserahkan kepada desa-desa melalui BUMDes,” kata Laurensius Ngiso.

Laurensius Ngiso mengatakan, setelah uji coba akan turun ke desa bersama teknisi dan operator untuk dilakukan perakitan dan uji coba di lapangan.

Bupati Ngada Andreas Paru mengatakan, peralatan tersebut merupakan tindak lanjut dari Program Tante Nela Paris. Ini untuk pemberdayaan petani. Hal lain agar nilai jual dari produksi kemiri dapat lebih terjamin.

Baca Juga :  Bantuan Bank NTT untuk MPP Ngada Jawabi Kebutuhan Masyarakat

Menurutnya, harga kemiri di pasaran cukup baik sehingga diharapkan dengan adanya alat tersebut akan memberikan nilai tambah juga kepercayaan dari para pedagang kemiri bahwa di Ngada tidak lagi menggunakan peralatan tradisional.

Peralatan modern yang digunakan tentunya juga dapat meningkatkan kualitas kemiri itu sendiri saat dijual oleh masyarakat.

Bupati Andreas Paru mengatakan, satu paket peralatan juga ada Genset di mana ada beberapa desa produksi kemiri tidak memiliki jaringan listrik PLN sehingga dapat juga dimodifikasi untuk penerangan.

Alat pemecah kemiri ini, juga menjadi contoh bagi desa-desa lainnya sehingga dapat dialokasikan dari dana desa.

Bupati Andreas Paru meminta agar tenaga yang mengoperasikan peralatan tersebut harus dipersiapkan dengan baik agar dapat bertahan lama. Untuk itu perlu pelatihan bagi tenaga operator yang mengoperasikan peralatan tersebut.

Bupati Andreas Paru mengatakan, peralatan tersebut bersumber dari pinjaman daerah juga merupakan pertanggungjawaban kepada masyarakat. Untuk itu jaga dan rawat perlatana tersebut secara baik.*

Penulis: Wim de Rozari / Editor: Wentho Eliando

Berita Terkait

Lima Upaya Mengatur Pertumbuhan Penduduk di Manggarai Barat
BPBD Sikka Distribusi Air Bersih Bagi Ibu Hamil dan Warga Terdampak
Hari Kedua di Ende, BPOLBF Audiens dengan Dinas Pariwisata dan Pelaku Ekraf
Ada Kasus Gigitan HPR, Stok VAR di Dinkes Ende Kosong
Pilkada Mangarai Timur, KPU Akan Gelar Dua Kali Debat Paslon
Senator AWK Fasilitasi Buka Stand Penjualan Produk UMKM NTT di Loby DPD RI
BPOLBF Audiensi dengan Pastor di Ende untuk Program Pengembangan Pariwisata Religi
Uskup Agung Ende Sambut Baik Program Pengembangan Pariwisata Religi di Flores
Berita ini 35 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 10 Oktober 2024 - 21:10 WITA

Lima Upaya Mengatur Pertumbuhan Penduduk di Manggarai Barat

Kamis, 10 Oktober 2024 - 21:08 WITA

BPBD Sikka Distribusi Air Bersih Bagi Ibu Hamil dan Warga Terdampak

Kamis, 10 Oktober 2024 - 18:00 WITA

Hari Kedua di Ende, BPOLBF Audiens dengan Dinas Pariwisata dan Pelaku Ekraf

Kamis, 10 Oktober 2024 - 13:43 WITA

Ada Kasus Gigitan HPR, Stok VAR di Dinkes Ende Kosong

Rabu, 9 Oktober 2024 - 18:36 WITA

Senator AWK Fasilitasi Buka Stand Penjualan Produk UMKM NTT di Loby DPD RI

Berita Terbaru

Kepala Dinas Pengendalian Penduduk  dan Keluarga Berencana Mabar NTT, Rafael Guntur.

Nusa Bunga

Lima Upaya Mengatur Pertumbuhan Penduduk di Manggarai Barat

Kamis, 10 Okt 2024 - 21:10 WITA

Nusa Bunga

Ada Kasus Gigitan HPR, Stok VAR di Dinkes Ende Kosong

Kamis, 10 Okt 2024 - 13:43 WITA

Marianus Jefrino

Opini

Kebebasan Berekspresi di Ujung Tanduk

Rabu, 9 Okt 2024 - 21:12 WITA