LABUAN BAJO, FLORESPOS.net-Komisi III DPRD Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) mendesak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) itu segera menertibkan mafia beras di daerah bersangkutan. Karena kenaikan tajam harga beras di Mabar belakangan dicurigai akibat ulah mafia beras.
Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Kabupaten Mabar, Charles Angliwarman, berharap kebutuhan beras di Mabar dipenuhi beras lokal setempat, tidak ada beras dari luar daerah itu.
Desakan Komisi III DPRD Mabar soal berantas mafia beras terkuak dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan 2 Dinas di lingkup Pemkab Mabar di ruang rapat Komisi III, di Labuan Bajo, Rabu (8/3/2023).
Agenda rapat dengar pendapat tersebut digelar Komisi III terkait maraknya pembritaan harga beras di Mabar akhir-akhir ini naik tajam.
Mitra Komisi III yang diundang pada RDP tersebut yakni Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (KP2) Mabar, Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Perindag) Mabar, serta Bulog. Namun pihak Bulog tidak hadir.
RDP tersebut dipimpin Ketua Komisi III, Inocentius Peni. Jajaran Komisi III yang hadir yakni Bernadus Ambat dan Blasius Janu (anggota), serta Sewargading S.J.Putera (Wakil Ketua Komisi III).
Menanggapi jajaran Komisi III, Kepala Dinas (Kadis) KP2, Fatincy Reinilda, ungkapkan stok pangan Mabar saat ini, termasuk beras, masih aman, cukup tersedia hingga beberapa waktu ke depan.
Stok beras di Bulog setempat saat ini untuk jenis medium sebanyak 116 ton, harga Rp. 8600/ kg, jenis premium tersedia 26,4 ton, harga Rp.11 ribu lebih per kilogram.
Masih Kadis Reinilda, luas tanam di Mabar 2022/2023 periode Oktober-Maret (Okmar) juga luas, ribuan hektare. Itu akan panen sekitar Maret-April 2023 ini.
Salah satu sebab picu kenaikan harga beras di Mabar akhir-akhir ini karena cuaca/iklim. Petani tak bisa menjemur padi karena hujan dan itu berdampak pada kenaikan harga beras di pasaran, beber Kadis Reinilda.
Serupa diungkapkan Kadis Perindag, Gabriel Bagung. Bahwa stok beras di Mabar sampai saat ini masih cukup tersedia. Di Pasar Rakyat Batu Cermin Labuan Bajo per Rabu (8/3) masih tersedia 16 ton lebih.
Harga beras di pasar tersebut hari ini Rp.14 ribu/kg, sebelumnya berkisar Rp.14 ribu hingga Rp.15 ribu/kg.
“Kita pantau terus tiap hari,” kata Kadis Bagung.
Atas penjelasan dua Kadis, bahwa stok beras di Mabar masih cukup tersedia, tetapi di sisi lain harga beras setempat akhir-akhir ini naik tajam, Komisi 3 mensinyalir sebab kenaikan gila-gilaan beras di Mabar akhir-akhir ini karena ulah permainan mafia beras. Untuk itu Pemkab Mabar harus segera berantas mafia beras di Mabar, tertibkan itu.
Tidak hanya itu, Komisi 3 juga mendesak Pemkab Mabar segera melakukan operasi pasar untuk kendalikan harga beras setempat.
Hal itu antara lain karena sebentar lagi umat Islam memasuki bulan suci ramadan/puasa. Bagi umat Kristiani, sebentar lagi Paskah, saat ini sedang menjalani puasa.
Harus diingati pula oleh Pemerintah bahwa harga beras Rp.14 ribu/kg itu, bagi petani tentu menguntungkan, tetapi buat masyarakat pembeli beras sangat mencekik.
Di Mabar banyak warga yang beli beras untuk konsumsi karena tak punya sawah, terlebih di Labuan Bajo, kata Ketua Komisi III Inocentius Peni.
Ketua Kadinda Mabar, Charles Angliwarman secara terpisah meluruskan pendapatnya terkait berdoa kepada Tuhan tentang lonjakan harga beras di Mabar akhir-akhir ini, seperti dilansir media ini sebelumnya.
“Pagi om. Setelah saya baca, bisa diedit kembali. Tanggapan saya soal kita berdoa, terkait cuaca alam, itu kewenangan Tuhan. Jadi tidak kita pasrah saja hanya berdoa harga beras naik,” kata Angliwarman.
Menurut Angliwarman, jika terkait cuaca alam merupakan kehendak Yang Maha Kuasa. Jadi kita harus berdoa. Memohon bantuan kepada Tuhan mulai saat bertanam.
Juga agar tidak ada lagi pasokan beras dari luar Mabar. Supaya permintan beras setempat cukup dipenuhi beras lokal Mabar. Juga diharapkan agar cuaca alam setempat selalu baik.
Ditengarai, di berbagai wilayah juga terjadi kenaikan harga beras, hasil panennya gagal, tutup Angliwarman. *
Penulis: Andre Durung / Editor: Wentho Eliando